Investasi Sektor Perikanan RI Tembus Rp 7,8 Triliun sampai Oktober 2024

KKP melaporkan bahwa investasi di sektor perikanan mencapai Rp 7,9 triliun selama periode Januari hingga Oktober 2024

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Des 2024, 20:00 WIB
Salah satu cara untuk mencapai target tersebut, KKP bakal memperkuat pasar ekspor perikanan di Uni Eropa serta telah berlakunya undang-undang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) yang diharapkan mencegah penangkapan ilegal dan memastikan sumber daya ikan berkelanjutan sekaligus menjadikan pelabuhan perikanan sebagai satelit ekonomi baru di wilayah pesisir. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan bahwa investasi di sektor perikanan mencapai Rp 7,9 triliun selama periode Januari hingga Oktober 2024. Investasi terbesar berasal dari dalam negeri.

“Realisasi tahun ini hingga bulan Oktober sudah mencapai Rp 7,8 triliun,” ungkap Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo, dalam konferensi pers capaian akhir tahun KKP di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Detail Realisasi Investasi

Rincian investasi tersebut meliputi:

  • Penanaman Modal Asing (PMA): Rp 2,45 triliun
  • Kredit Investasi (KI): Rp 2,49 triliun
  • Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Rp 2,85 triliun

Negara-negara utama sumber investasi meliputi:

  • China (27,16%)
  • Malaysia (14,91%)
  • Singapura (10,79%)

“Negara investornya tiga besar adalah Tiongkok, Malaysia, dan Singapura,” tambah Budi.

Sektor Utama Tujuan Investasi

Sektor pengolahan menjadi tujuan investasi terbesar dengan nilai mencapai Rp 2,63 triliun, disusul oleh:

  • Sektor budidaya: Rp 2,56 triliun
  • Sektor perdagangan: Rp 1,41 triliun
  • Sektor penangkapan: Rp 820 miliar
  • Jasa perikanan: Rp 360 miliar

Lokasi investasi utama meliputi Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

 


Ekspor Hasil Perikanan Tembus Rp 77 Triliun

Komoditas yang potensial untuk pasar Uni Eropa antara lain uadang, lobster, tuna, tongkol, cakalang, cumi, dan gurita. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai USD 4,81 miliar atau setara dengan Rp 77 triliun selama Januari-Oktober 2024, meningkat 4,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Kinerja ekspor hasil perikanan Indonesia hingga bulan Oktober 2024 tercatat sebesar USD 4,81 miliar,” ujar Budi Sulistiyo.

Kontribusi Volume Ekspor

Total ekspor hasil perikanan selama periode tersebut mencapai 1,15 juta ton, naik dari 986 ribu ton pada tahun 2023. Nilai ekspor pada tahun sebelumnya tercatat sebesar USD 4,61 miliar.

Pemerintah menargetkan nilai ekspor produk perikanan melampaui USD 5 miliar hingga akhir Desember 2024.

“Kami berharap sampai Desember, angka ekspor bisa melebihi USD 5 miliar,” tambah Budi.

 


Negara Tujuan Utama Ekspor

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lima negara tujuan ekspor terbesar adalah:

  • Amerika Serikat: USD 1,56 miliar
  • China: USD 990 juta
  • Negara-negara ASEAN: USD 650 juta
  • Jepang: USD 490 juta
  • Uni Eropa: USD 350 juta

Komoditas Utama Ekspor: Udang Memimpin

Komoditas udang menjadi ekspor terbesar dengan nilai mencapai USD 1,36 miliar pada Januari-Oktober 2024.

“Udang masih menjadi komoditas unggulan, diikuti oleh tuna, tongkol, cakalang, cumi, sotong, rajungan, dan rumput laut,” jelas Budi.

Berikut adalah rincian nilai ekspor komoditas lainnya:

  • Tuna-Tongkol-Cakalang: USD 860 juta
  • Cumi-Sotong-Gurita: USD 680 juta
  • Rajungan-Kepiting: USD 430 juta
  • Rumput Laut: USD 290 juta

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya