Liputan6.com, Jakarta - Minggu, 15 Desember 2024, menjadi pamungkas gelaran Sunset di Kebun 2024. Lokasinya pun tak seperti delapan Sunset di Kebun sebelumnya yang berlangsung di empat kebun raya yang dikelola PT Mitra Natura Raya (MNR) sebagai mitra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Wahana Istana Anak-anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur yang selama ini ditutup untuk publik, membuka pintunya secara khusus menyambut untuk para penonton, penampil, dan kru pendukung.
Advertisement
"Suatu kehormatan dan tempat ajaib Istana Anak-anak Indonesia, di mana kalau melihat dulu zaman SD atau SMP, main ke sini, tempatnya sangat memorable. Ketika berkesempatan membuat Sunset di Kebun di tempat ini sangat menakjubkan," kata General Manager Event Kebun Raya Abi Irawan, dalam rilis kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Senin (16/12/2024).
Mendung yang menggelayut di langit Jakarta sejak siang akhirnya tumpah menjadi hujan. Pengunjung pun melapisi kostum dengan jas hujan berwarna-warni. Panitia memang sudah mengingatkan untuk membawa jas hujan, bukan membawa payung ke dalam event. Sebagian yang lupa membawa pun terpaksa membeli di tempat.
Seperti edisi sebelumnya, Sunset di Kebun kembali menghadirkan pertunjukan musik sebagai agenda acara utama. Hujan yang turun membuat agenda molor dari jadwal semula. Dere mendapat giliran pertama yang naik ke panggung sekitar pukul 16.45 WIB. Ia membawakan sejumlah lagu hitsnya, termasuk Berisik, Kota, dan single terbarunya Biru.
Setelah jeda beberapa saat, giliran Fiersa Besari yang menyapa para penggemar. Musisi sekaligus novelis itu sempat mengundang penonton untuk menyerahkan bukunya agar bisa ditandatangani olehnya di sela-sela acara.
Salah Satu Konser Terakhir Fiersa Jelang Vakum
Pria kelahiran Bandung, 3 Maret 1984 itu membuai penonton dengan interaksinya yang hangat di panggung. Ia bahkan sempat turun dari panggung agar bisa bersenandung dan bercakap-cakap lebih dekat dengan penonton.
Menurut Fiersa, konser tersebut menjadi salah satu konser terakhirnya sebelum ia akan cuti manggung untuk menjadi 'bapak-bapak biasa'. Ia juga memanfaatkan kesempatan untuk bernostalgia dengan masa kecilnya. Ternyata, ia pernah tinggal di sekitar Jakarta Timur selama tujuh tahun sebelum menetap di tempat lain.
Tentu, tak hanya berbincang. Fiersa menghibur lewat beberapa nomor lagu. Pamungkasnya adalah Rapuh. "Saya ingin membuat malam ini berkesan," ucapnya saat memilih lagu tersebut sebagai penutup.
Nadin Amizah menjadi penampil selanjutnya. Ia tampil cantik dengan konsep girly yang diusungnya selama ini. Ia pun menciptakan keakraban dengan membagi 'rahasianya' saat kecil yang sering bolak-balik ke TMII. Sementara, Tulus menjadi penampil terakhir yang menutup acara malam itu.
Abi juga menyebut bahwa Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha ikut menghadiri acara itu. Tak hanya meninjau acara, Giring juga ikut bernyanyi bersama para pengujung Sunset di Kebun diiringi musik kolintang khas Minahasa, Sulawesi Utara, dengan membawakan dua lagu bertajuk Laskar Pelangi dan Biarlah.
Advertisement
Panggung Seni Tradisional
Pertunjukan musik kolintang tersebut merupakan bagian dari segmen baru di Sunset di Kebun, yaitu Kultura. Sebelumnya, kultura merupakan bagian dari konten Sunset di Kebun.
Itu adalah program untuk memperkenalkan kekayaan kebudayaan di Indonesia. Selain kolintang, ada pertunjukan tapi topeng Betawi, angklung, keroncong, dan berkebaya serta fragmen Ramayana. "Kami memperkaya Sunset di Kebun sebelumnya," ujar Abi.
Selain pertunjukan, panitia juga menyiapkan Culture Hero untuk diberikan kepada para musisi. Wujudnya berupa Gunungan Wayang atau yang dikenal dengan istilah "kayon" yang sering digunakan sebagai properti dalam seni pertunjukan baik itu teater, seni tari, seni musik, bahkan berbagai event seremonial.
Gunungan pertama kali diciptakan pada 1443 Caka, digunakan untuk membuka dan menutup cerita atau lakon wayang dengan cara ditancapkan tegak lurus. Hal ini kemudian dikenal dengan istilah "tancep kayon" yang menandai berakhirnya pertunjukan wayang tersebut. Fungsi lain gunungan sebagai sarana bagi dalang untuk menggambarkan bangunan, suasana, dan peristiwa alam raya, seperti seperti angin, samudra, gunung, juga halilintar.
Edukasi Lingkungan dan Satwa
Selain segmen Kultura, panitia juga menghadirkan kembali segmen Natura. Dari biasanya hanya mengenalkan aneka ragam tumbuhan dan satu tanaman hero, panitia membuat wahana khusus yang bekerja sama dengan Jagat Satwa Nusantara (JSN) untuk memperkenalkan berbagai jenis hewan, seperti kura-kura dan angsa.
"Jadi memang konten Sunset di Kebun TMII bertambah dengan adanya kolaborasi dengan temen JSN dan TMII. Sunset di Kebun dengan konten baru dan menyisipkan konten edukasi baru ini, jadi nilai berita dan nilai tambah untuk pengunjung. Kami ingin menyebarkan pesan edukasi dan konservasi," ujar Abi.
General Manager Jagat Satwa Nusantara, Piter Kombo mengatakan Sunset di Kebun sesuai dengan tujuan program yang telah dilakukan di Jagat Satwa Nusantara (JSN) selama ini. Dalam event ini, JSN akan mencoba menampilkan berbagai bentuk interaktif menyampaikan kampanye, generasi muda agar peduli dan melestarikan satwa liar.
"Kita juga punya peran dalam pelestarian lingkungan untuk kita juga ke depannya," ujarnya.
Advertisement
Eksplorasi Area Hijau
Untuk mengenalkan salah satu satwa Indonesia, JSN menyuguhnya presentasi burung yang dilakukan di main stage pada pukul 14.30 WIB. Sementara untuk mengenalkan tumbuhan, hal ini dilakukan lewat dekorasi panggung utama.
Tema main stage adalah Tropical Forest dengan gaya Nature Style yang akan menonjolkan beberapa tanaman hujan tropis yang menggambarkan enclosure-enclosure yang ada di Museum Komodo dan terdapat sentuhan kebudayaan, yaitu wayangan gunungan.
Penonton juga diajak untuk mengeksplorasi area hijau di Kebun Raya. Di area yang disebut Natura itu digelar beragam kegiatan menarik, interaktif, edukatif dan kreatif yang akan menjadi pengalaman baru bagi pengunjung, di antaranya warna-warni, kelas edukasi, membatik, merakit, rangkai bunga dan merajut. Ada pula kids activity berupa throw ball, yaitu anak-anak akan belajar melempar bola ke dalam lubang, berkompetisi dalam permainan mini, dan bisa berkesempatan untuk mendapatkan hadiah menarik berupa hairband baloon.
"Sunset di Kebun tidak hanya menyuguhkan keindahan alam di TMII tetapi juga menghadirkan beberapa program-program peduli lingkungan. Hal yang membedakan Sunset di Kebun dengan pertunjukan lainnya adalah dengan mengusung tema intimate music show with green, conservation, and culture movement," imbuh Abi.