Ustadz Das’ad Latif Bongkar Cara Mudah Mengetahui Madu Asli atau Palsu, Cek di Sini

Kocak, begini cara mudah mengetahui madu asli dan palsu versi Ustadz Das'ad Latif

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2024, 14:30 WIB
Ustadz Das'ad Latif (SS TikTok)

Liputan6.com, Cilacap - Madu merupakan cairan kental yang berwarna kuning pucat atau keemasan yang memiliki rasa yang manis yang dihasilkan oleh sejenis serangga yang disebut lebah. Madu bisa diperoleh dari lebah yang dibudidayakan atau dari alam liar.

Madu memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh, dengan catatan madu tersebut asli. Namun, saat ini untuk memperoleh madu asli rupanya tidak mudah.

Terkadang madu yang dijajakan di warung atau toko sudah mengandung campuran zat lain. Bahkan ada pula madu palsu, di mana rupa dan rasanya mirip namun kandungannya bukan madu lebah.

Terkait cara mengatahui madu asli atau bukan, Ustadz Das’ad Latif memberikan cara mudah untuk mengetahui keasliannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Cara Mudah Mengetahui Keaslian Madu

Ustadz Das'ad Latif (TikTok)

Ustadz kelahiran Makassar pada 21 Desember 1973 ini menerangkan dengan leluconnya bahwa untuk mengetahui keaslian madu itu cukup dibawa ke rumah.

Menurut Ustadz Das'ad, jika ternyata istri di rumah itu marah dan mengamuk berarti madu yang di bawa ke rumah itu bukan madu palsu tetapi madu asli.

“Bapak tahu membedakan antara madu yang asli dan palsu?” tanya Ustadz Das’ad Latif dikutip dari tayangan YouTube Das’ad Latif, Selasa (17/12/2024).

“Bapak tahu caranya?” kembali Ustadz muda ini bertanya kepada para jemaah.

“Caranya bawa ke rumah, kalau istri mengamuk di rumah itu madu asli,” kelakarnya.

“Ha…ha…ha…” sahut tawa para jemaah.

Tentu saja lelucon Ustadz nyentrik ini cuma lelucon dan plesetan dengan maksud untuk mengurangi kejenuhan para jemaah.


Kestimewaan Madu dalam Islam

Ciri-ciri Madu Asli Tanpa Campuran (Sumber: iStock)

Mencuplik Republika, keunggulan madu terdapat dalam Alquran surat An-Nahl ayat 69. Allah SWT berfirman:   

ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْۢ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ  

Artinya: “Kemudian, makanlah (wahai lebah) dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan-jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perutnya itu keluar minuman (madu) yang beraneka warnanya. Di dalamnya terdapat obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”   

Melalui ayat ini, manusia diperintahkan untuk memikirkan tentang kekuasaan-Nya yang menjadikan lebah sebagai hewan yang bermanfaat dengan menghasilkan madu melalui serangkaian proses.  

Penjelasan tentang fungsi madu ini dapat dibaca dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini:  

اِنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: اِنَّ أَخِيْ اِسْتَطْلَقَ بَطْنُهُ فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ: اِسْقِهِ عَسَلًا، فَسَقَاهُ عَسَلًا ثُمَّ جَاءَهُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ سَقَيْتُهُ عَسَلًا فَمَا زَادَهُ اِلاَّ اِسْتِطْلَاقاً. قَالَ: اِذْهَبْ فَاَسْقِهِ عَسَلًا فَذَهَبَ فَسَقَاهُ عَسَلًا، ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، مَا زَادَهُ ذَلِكَ اِلاَّ اِسْتِطْلَاقًا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَ اللّٰهُ وَكَذَبَ بَطْنُ اَخِيْكَ، اِذْهَبْ فَاسْقِهِ عَسَلًا، فَذَهَبَ فَسَقَاهُ عَسَلًا فَبَرِئَ. (رواه البخاري و مسلم عن أبي سعيد الخدري

rtinya: “Bahwa seseorang datang kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Sesungguhnya saudaraku perutnya mulas.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Minumkan kepadanya madu,” kemudian orang itu memberinya madu. Kemudian orang itu datang lagi kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Ya Rasulullah saya telah memberinya madu, tetapi perutnya bertambah mulas.” Rasulullah saw bersabda, “Pergilah dan minumkan (lagi) kepadanya madu.” Maka orang itu pergi dan memberinya lagi madu, kemudian orang itu datang lagi kepada Rasulullah saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, perutnya justru tambah mulas,” kemudian Rasulullah bersabda, “Allah benar dan perut saudaramu berdusta. Pergilah dan beri lagi saudaramu itu madu.” Lalu orang itu pergi dan memberinya lagi madu, kemudian ia pun sembuh.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa‘id al-Khudri RA).

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya