Liputan6.com, Pekanbaru - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menargetkan 7.498 hektare kawasan pesisir di Provinsi Riau untuk direhabilitasi dan ditanam hutan mangrove. Pada Desember tahun ini, lembaga restorasi ekosistem tepian laut itu sudah memperbaiki 1.600 hektare mangrove.
Program rehabilitasi mangrove BRGM ini dicanangkan melalui proyek Mangrove for Coastal Resilience (M4CR). Tidak hanya melibatkan pemerintah daerah, BRGM juga menggandeng masyarakat pesisir yang selama ini bergantung pada hutan pemecah ombak itu.
Baca Juga
Advertisement
"Ada pemberdayaan ekonomi masyarakat, tidak hanya dikasih uang tapi juga pelatihan," kata PPIU M4CR BRGM Riau Muhammad Arif Fachrurozi di Pekanbaru, Senin siang, 16 Desember 2024.
Salah satu pemberdayaan itu adalah pemanfaatan kepiting laut. Selama ini, masyarakat menangkap semua ukuran satwa air bercapit tersebut sebagai sumber utama perekonomian.
"Dengan adanya pelatihan nanti, masyarakat bisa budidaya sehingga yang diambil kepiting yang besar-besar saja," kata Arif.
Arif menjelaskan, rehabilitasi mangrove dilakukan di Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Bengkalis dan Siak.
Sudah 7 bulan BRGM mengidentifikasi lokasi prioritas di kabupaten dimaksud dan mensosialisasikan ke stakeholder terkait. Penanaman telah dimulai di Indragiri Hilir dan ditargetkan selesai 31 Desember.
Penanaman di kabupaten lain dimulai serentak tahun depan. Langkah ini mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau dan aparat kemanan seperti TNI-Polri serta lembaga pendidikan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Manfaat Ekonomi
Masyarakat sekitar mendapatkan edukasi agar rehabilitasi ini berkelanjutan dan selaras dengan pemberdayaan ekonomi dari ekosistem laut. Selain pembesaran kepiting, masyarakat nantinya mendapatkan pelatihan dan pembekalan dari sisi ekonomi kreatif.
"Kelompok masyarakat yang berhasil menjalankan program ini akan mendapatkan hibah sebagai bentuk dukungan," jelas Arif.
BRGM berharap rehabilitasi ini tidak mengganggu perekonomian masyarakat yang selama ini bergantung pada hutan mangrove. Dengan demikian, mangrove bisa menjalankan fungsinya sebagai benteng abrasi.
"Dengan menjaga ekosistem ini, masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi tanpa merusaknya," ujar Arif.
Sementara itu, Wakil Direktur Polair Polda Riau AKBP Andi Yul menyatakan Polri turut berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program ini.
"Kami mendukung upaya ini tidak hanya dari aspek penegakan hukum, tetapi juga melalui langkah pemulihan, seperti penanaman bakau yang kami lakukan setiap tahun," tambahnya.
Program M4CR di Provinsi Riau sendiri merupakan bagian dari target rehabilitasi mangrove nasional sebesar 600 ribu hektare hingga 2027. Tujuannya mitigasi perubahan iklim dan penguatan ketahanan ekosistem pesisir.
Advertisement