Liputan6.com, Jakarta - Baju mantenan dan baju pesa’an merupakan dua jenis pakaian tradisional Jawa Timur yang mencerminkan kekayaan budaya serta identitas masyarakatnya. Meski berasal dari wilayah yang sama, kedua pakaian ini memiliki fungsi, desain, dan makna filosofis yang sangat berbeda.
Baju mantenan lebih sering diasosiasikan dengan upacara pernikahan, sementara baju pesa’an merupakan pakaian khas masyarakat Madura yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau acara adat tertentu.
Perbedaan ini tidak hanya terlihat dari tujuan penggunaannya, tetapi juga dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dirangkum dari berbagai sumber, baju mantenan dirancang dengan detail dan keindahan yang sangat menonjol.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai pakaian untuk acara pernikahan, baju ini mencerminkan kesakralan serta keagungan prosesi sakral tersebut. Warna-warna yang digunakan biasanya cerah dan penuh makna, seperti merah, emas, atau putih, yang melambangkan kemakmuran, keberuntungan, dan kesucian.
Selain itu, baju mantenan sering kali dilengkapi dengan hiasan tambahan seperti bordir emas, mahkota, atau aksesori lain yang memperkuat kesan elegan dan megah.
Keseluruhan desainnya dirancang untuk menjadikan pengantin sebagai pusat perhatian dalam acara yang penuh makna tersebut. Sebaliknya, baju pesa’an memiliki tampilan yang jauh lebih sederhana dan bersahaja.
Pakaian ini terdiri dari atasan longgar berwarna gelap, biasanya hitam, yang dipadukan dengan sarung bercorak garis-garis khas Madura. Kesederhanaan desain ini mencerminkan karakter masyarakat Madura yang dikenal pekerja keras, praktis, dan apa adanya.
Identitas Budaya
Meski terkesan sederhana, baju pesa’an tetap memiliki daya tarik tersendiri, terutama karena menjadi simbol identitas budaya Madura yang kuat. Baju ini tidak hanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari, tetapi juga sering dipakai dalam acara-acara adat, seperti festival karapan sapi atau kegiatan kesenian lainnya.
Dari segi filosofi, baju mantenan dan baju pesa’an juga memiliki perbedaan yang mencolok. Baju mantenan sarat akan simbolisme, setiap elemen dalam desainnya menggambarkan harapan dan doa baik bagi kehidupan rumah tangga pengantin.
Sementara itu, baju pesa’an lebih mencerminkan nilai-nilai egalitarianisme dan kesederhanaan dalam budaya Madura. Meski tidak rumit atau penuh dekorasi, baju pesa’an tetap memiliki makna mendalam yang merepresentasikan semangat dan karakter masyarakat Madura.
Dengan perbedaan yang mencolok baik dari fungsi, desain, maupun filosofinya, baju mantenan dan baju pesa’an menunjukkan betapa kayanya budaya Jawa Timur.
Keduanya tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai cerminan identitas dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Kombinasi antara estetika dan makna budaya ini menjadikan kedua pakaian tersebut sebagai warisan yang patut dilestarikan dan dibanggakan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Baca Juga
Advertisement