Liputan6.com, Jakarta - Produsen tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) optimistis mencapai pertumbuhan yang baik pada 2025. Optimisme ini didorong beberapa hal di antaranya kegiatan politik yang sudah selesai dan fokus Presiden Indonesia saat ini.
"Sekarang masalah politik sudah lewat, soal pilpres kami berfikir sudah mulai tenang dan kita tahu Presiden kita sekarang fokus ingin mandiri bagaimana mensejahterakan masyarakat dengan makan-makanan yang diproduksi di Indonesia,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam Public Expose, Selasa (17/12/2024).
Advertisement
Indra menambahkan, sebagai salah satu produsen tepung terigu, Perseroan menilai ini memberikan hal positif karena terigu menjadi salah satu bahan pokok untuk berbagai makanan antara lain roti, mie, dan lain-lain.
Indra menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di ASEAN. Namun konsumsi per kapita masih sangat rendah, ini menunjukkan potensi pertumbuhannya lebih tinggi.
"Dengan konsumsi per kapita yang masih rendah kita akan tetap bisa mencapai pertumbuhan yang baik pada 2025," ujarnya.
Strategi Perseroan
Menghadapi 2025, Indar menyebut perseroan memiliki beberapa strategi yaitu menjaga procurement untuk melihat dan memantau secara cermat kapan waktu yang tepat untuk membeli gandum.
Selain itu Perseroan juga akan memanfaatkan produk mix atau campuran. Ia menilai, produk mix jadi sesuatu penting karena Perseroan menganalisis keinginan masyarakat yang ingin harga murah dan nilainya tidak berkurang.
"Sehingga kami coba mengklasifikasikan berapa persen kami jual dalam produk dengan nilai tambah lebih dan berapa persen produk yang sangat tipis marginnya, pungkasnya.
Cerestar Indonesia Sebut Kenaikan PPN Bisa Turunkan Daya Beli
Sebelumnya, produsen tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) mengungkapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen berpotensi dapat menurunkan daya beli masyarakat.
CFO dan Corporate Secretary Cerestar Indonesia Mulyadi Chandra menjelaskan, beberapa harga barang terutama barang mewah mengalami kenaikan PPN, tetapi bahan makanan tidak mengalami peningkatan.
Menurut Mulyadi, jika nanti terjadi kenaikan harga barang dampak PPN 12% maka mau tidak mau perusahaan akan membebankan kepada end user.
“Bahan makanan tidak mengalami peningkatan kalaupun ada peningkatan 1 persen mau tidak mau kami akan pass on ke end user, ke market,” kata Mulyadi dalam Public Expose, Selasa (17/12/2024).
Mulyadi menambahkan, tahun ini industri tepung dan pasar belum seutuhnya pulih, dan diperkirakan masih mengalami penurunan hingga Desember 2024. Hal ini didorong oleh rupiah yang terus melemah dan harga gandum turun.
“Kami khawatir pelemahan Rupiah masih terjadi kemudian juga harga gandum masih terkoreksi kami berharap rupiah stabil meskipun di level Rp 16.000. Bagi pengusaha lebih baik Rp 16 ribu tetapi stabil, sehingga kami bisa prediksi pembelian bahan baku setahun ke depan dan bsa prediksi harga jual,” jelasnya.
Mulyadi berharap pada 2025 kondisi ekonomi terus membaik dan diharapkan kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak menurunkan daya beli masyarakat. Meskipun begitu, Mulyadi menyebut perseroan terus melakukan formulasi harga jual agar tidak memberatkan yang akhirnya menurunkan daya beli dan berdampak pada penjualan perseroan.
Advertisement
Cerestar Indonesia Bukukan Pendapatan Rp 2,9 Triliun di Semester I 2024
Sebelumnya, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) berhasil membukukan pendapatan Rp 2,9 triliun di Semester I 2024. Angka ini meningkat 19,8% dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan Cerestar Indonesia yang signifikan ini ditopang oleh segmen pengolahan tepung dan biji-bijian.
Adapun kontribusi pendapatan terbesar datang dari penjualan di pasar domestik yakni sebesar Rp 2,8 triliun, sedangkan penjualan ke pasar ekspor menyumbang pendapatan sebesar Rp 8,2 miliar.
Namun demikian, beban pokok pendapatan TRGU meningkat 21,5% secara tahunan menjadi Rp 2,8 triliun akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama Semester I kemarin, yang berdampak pada kenaikan harga bahan baku karena mayoritas pembeliannya dilakukan dalam dolar AS.
Direktur Utama Cerestar Indonesia Indra Irawan menjelaskan, perseroan saat ini tengah membangun mesin baru untuk produksi tepung terigu di Gresik, Jawa Timur. Pengoperasian mesin baru ini berada di bawah kendali anak usaha PT Harvestar Flour Mills (HFM).
Mampu Penuhi Permintaan Pasar
TRGU menargetkan commissioning atau uji kesiapan mesin baru untuk produksi tepung terigu dapat dilaksanakan pada kuartal III 2024.
“Penambahan kapasitas produksi tepung terigu ini merupakan langkah strategis untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang dinamis. Meskipun penjualan tepung terigu mengalami fluktuasi, pertumbuhan yang signifikan pada penjualan didorong oleh segmen bahan pakan ternak, membuktikan keberhasilan dari strategi diversifikasi," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2024).
"Dengan kapasitas produksi tepung terigu yang lebih besar, TRGU akan semakin memperkuat posisinya di industri ini serta memenuhi permintaan pasar, sehingga pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan kinerja Perseroan," tambah Indra.
Dengan beroperasinya mesin baru tersebut, kapasitas produksi pabrik tepung terigu Perseroan di Gresik akan bertambah 600 MT. Dari kapasitas produksi tepung terigu yang saat ini sebesar 1.600 MT per hari akan meningkat menjadi produksi 2.200 MT per hari.
Penambahan kapasitas produksi ini menjadi salah satu komitmen Perusahaan untuk memenuhi permintaan tepung terigu khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya.
Advertisement