Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Selasa, (17/12/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah seluruh sektor saham dan indeks saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG tersungkur 1,39 persen ke posisi 7.157,73. Indeks LQ45 merosot 2,25 persen ke posisi 842,33. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Advertisement
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.263,31 dan level terendah 7.132,05. Sebanyak 441 saham melemah sehingga menekan IHSG. 188 saham diam di tempat dan 157 saham menguat. Total frekuensi perdagangan 1.080.858 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham Rp 11,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.060. Investor asing lepas saham Rp 1,63 triliun. Dengan demikian, sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing sekitar Rp 17,67 triliun.
Selain itu, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham industri merosot 2,32 persen, dan pimpin koreksi. Sektor saham energi melemah 1,49 persen, sektor saham basic terpangkas 1,87 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 1,51 persen.
Kemudian sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,80 persen, sektor saham kesehatan turun 0,26 persen, sektor saham keuangan tergelincir 1,56 persen. Lalu sektor saham properti merosot 1,1 persen, sektor saham teknologi turun 1,39 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,04 persen dan sektor saham transportasi tersungkur 1,41 persen.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham PANI stagnan di posisi Rp 15.900 per saham. Saham PANI dibuka turun menjadi Rp 15.050 per saham dari sebelumnya ditutup di posisi Rp 15.900 per saham. Harga saham PANI berada di level tertinggi Rp 16.775 dan level terendah Rp 15.050 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.733 kali dengan volume perdagangan 212.442 saham. Nilai transaksi Rp 340,7 miliar.
Saham ACES melemah 1,23 persen ke posisi Rp 800 per saham. Saham ACES dibuka naik lima poin ke posisi Rp 815 per saham. Harga saham ACES berada di level tertinggi Rp 830 dan level terendah Rp 800 per saham. Total frekuensi perdaganagn 2.208 kali dengan volume perdagangan 277.660 saham. Nilai transaksi Rp 22,5 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak melemah menjelang keputusan kebijakan moneter the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat pada pertemuan 18 Desember 2024.
Berdasarkan CME Fedwatch, pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed memiliki probabilitas sebesar 95,4 persen, di mana The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps).
Di sisi lain, pelaku pasar juga berfokus terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan pada 2025, yang dilandasi oleh kecemasan setelah terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat (AS), yang akan muncul kebangkitan inflasi, kelanjutan perang dagang, sehingga berpotensi meningkatkan ketidakpastian global.
"Pasar memiliki sikap spekulasi The Fed memiliki indikasi akan menahan suku bunga acuannya lebih lama," demikian seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Sentimen dari Asia
Dari Asia, data ekonomi China terus membebani sentimen pasar, dimana pertumbuhan penjualan ritel melambat secara tak terduga, sementara produksi industri tumbuh pada kecepatan yang relatif sama dengan Oktober. 2024, meskipun melambat, tetapi pasar menantikan arah kebijakan yang lebih detail dari pemerintah China.
Dari Jepang, Bank of Japan (BOJ) mungkin akan menunda kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini, pejabat BOJ pekan lalu menyarankan lebih banyak waktu diperlukan untuk menilai data ekonomi terbaru. Menteri ekonomi Jepang Ryosei Akazawa menegaskan BOJ dan pemerintah akan bekerja sama dalam kebijakan moneter yang tepat.
Dari dalam negeri, pasar dihadapi kebijakan pemerintah awal tahun 2025, dimana pemerintah akan memberlakukan tarif PPN sebesar 12 persen, atau sesuai dengan amanat Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), yang akan berdampak terhadap daya beli masyarakat ,sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Di sisi lain, kenaikan PPN akan memberikan dampak terhadap pelaku usaha dengan adanya kenaikan biaya produksi, yang menyebabkan kenaikan biaya produksi dan biaya konsumsi sehingga akan melemahkan daya beli masyarakat.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham MMIX meroket 34,15 persen
- Saham KJEN meroket 34,15 persen
- Saham POLU meroket 24,53 persen
- Saham LION meroket 24,50 persen
- Saham ENAK meroket 18,44 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham TRUS merosot 25 persen
- Saham AKSI merosot 18,94 persen
- Saham SNLK merosot 18 persen
- Saham MTFN merosot 16,67 persen
- Saham TIRA merosot 16,61 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 992,6 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 538,2 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 430,8 miliar
- Saham GOTO senilai Rp 362,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 74.587 kali
- Saham BBNI tercatat 38.766 kali
- Saham AWAN tercatat 30.099 kali
- Saham BBCA tercatat 29.784 kali
- Saham GOTO tercatat 28.273 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik
Mengutip Antara, bursa saham regional Asia pada Selasa sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 92,81 poin atau 0,24 persen ke 39.364,68, indeks Shanghai melemah 24,84 poin atau 0,73 persen ke 3.361,49, indeks Kuala Lumpur melemah 9,52 persen atau 0,59 poin ke posisi 1.597,33, indeks Straits Times melemah 19,29 poin atau 0,50 persen ke 3.801,74.