Liputan6.com, Jakarta Aktris muda Devi Wulandari kembali mencuri perhatian lewat perannya sebagai Nila dalam film horor terbarunya yang berjudul Radio Darah.
Berperan sebagai karakter utama untuk pertama kalinya di layar lebar, Devi Wulandari mengaku banyak mendapatkan pengalaman baru, baik secara emosional maupun fisik.
Advertisement
"Di sini saya banyak beradegan ekstrim dan mengolah berbagai ekspresi, terutama rasa takut, karena screen time saya cukup dominan. Pengalaman ini membuat saya lebih lepas dan tidak kaku dalam berekspresi," ungkap Devi dalam wawancara terbaru mengenai film horor Radio Darah.
Sebelum membintangi Radio Darah, Devi pernah terlibat dalam dua film, yakni Selasih Ireng dan Tomatoes bersama Dragon Motion Pictures.
Langkah Besar Setelah Dua Film Sebelumnya
Devi Wulandari menganggap perannya sebagai Nila di "Radio Darah" adalah tantangan besar yang memberinya ruang untuk menggali karakter lebih dalam.
“Pendalaman karakter menjadi hal utama. Saya juga bekerja sama dengan talent lain untuk membangun chemistry. Ini penting agar hubungan antar karakter terlihat lebih kuat, namun tetap santai dan tidak canggung,” jelas Devi.
Devi turut menyoroti tantangan moral yang dihadapi karakternya, Nila. “Saya menimbang beban moral yang dirasakan Nila, karena perjalanan emosionalnya yang cukup berat di sepanjang cerita,” tambahnya.
Advertisement
Totalitas di Adegan Syur
Sebagai bagian dari ceritanya, Radio Darah menampilkan beberapa adegan yang berani. Devi mengaku ia harus melakoni adegan syur dengan lawan mainnya, meskipun ini adalah pengalaman baru baginya.
"Sebagai aktor, kita harus profesional. Dalam film, kita bisa menjadi siapapun, dan itu tidak mempengaruhi kehidupan nyata saya," ujar Devi menanggapi adegan tersebut.
Sinopsis Singkat Radio Darah
Film ini mengisahkan Nila, seorang wanita yang terjebak dalam hubungan terlarang dengan Mas Eko. Setelah diteror oleh istri Mas Eko, Nila melarikan diri ke sebuah kota kecil.
Di sana, ia menemukan sebuah radio tua yang menyimpan kisah kelam masa lalu penuh persaingan asmara dan tragedi berdarah.
Nila kemudian mendapati dirinya terjebak dalam rangkaian peristiwa masa lalu yang menyeramkan. Apakah ia akan selamat dari teror ini? Apa hubungan misterius antara radio tua tersebut dan kisah kelam yang terus menghantuinya?
Advertisement
Cita Rasa Horor Klasik yang Dimodernisasi
Devi berharap film ini bisa menghidupkan kembali nuansa horor klasik dengan sentuhan modern. “Kami ingin membawa cita rasa horor masa lalu yang vintage, tetapi dengan modernisasi yang relevan untuk masa kini,” kata Devi.
"Radio Darah" siap membawa penonton dalam perjalanan penuh misteri dan teror dengan alur yang tak terduga. Film ini dijadwalkan segera tayang di bioskop tanah air.
