Liputan6.com, Paramaribo - Tiga pesilat Indonesia pada tanggal 10-15 Desember 2024 telah berkunjung ke Suriname untuk memberikan workshop Pencak Silat kepada berbagai perguruan silat di Suriname.
Tak hanya Pencak Silat, kesempatan ini juga digunakan untuk memperkenalkan masakan khas Sumatera, melalui demo memasak Rendang, Pempek, dan Mie Aceh, dikutip dari Kemlu RI, Rabu (18/12/2024).
Advertisement
Workshop sepekan bertajuk Pencak Silat and Sumateran Flavors in Suriname ini diinisiasi oleh persaudaraan Pencak Silat Salamun Alaikum – Siga Sakti Cimande, Suriname, dan Pencak Silat Minang Harimau Singgalang dari Indonesia.
Kegiatan people to people ini mendapat dukungan dari Kemdikbudristek RI dan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Suriname, KBRI Paramaribo, dan Komunitas Masyarakat Jawa Suriname (VHJI).
Selama workshop berlangsung, peserta dapat mengikuti penjelasan mengenai filosofi Pencak Silat Minang. Selain itu, peserta berkesempatan belajar singkat mengenai jurus-jurus silat dari para pendekar, antara lain H. Syofian Nadar, Abral Wahyudi, dan Ira Dian Mahrani Cibro.
Workshop ini tidak hanya terbuka bagi pesilat Suriname, tetapi juga bagi olah raga bela diri lainnya yang ada di Suriname seperti Brazilian Jiu Jitsu, Judo, Karate dan Tekwondo.
Hadir pada penutupan Festival Pencak Silat, 15 Desember 2024 di Pendopo Sana Budaya, Paramaribo, Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan, Henry Ori, Duta Besar LBBP RI Paramaribo, Julang Pujianto.
Selain itu hadir sebagai tamu penting komunitas Pencak Silat Suriname, yaitu Panglima Angkatan Bersenjata Suriname, W. Kioe A Sen, dan Letnan Kolonel Angkatan Udara, M. van Huisduinen, serta Direktur Kebudayaan, Dweight Warsodikromo.
Kerja Sama People to People
Dubes LBBP RI Paramaribo, dalam sambutannya mengapresiasi para pihak yang telah mewujudkan kerja sama people to people antara Indonesia dan Suriname melalui kegiatan latihan Pencak Silat bersama sebagai upaya memelihara budaya warisan leluhur.
Selaras dengan Menteri Henry Ori menyambut baik inisiatif ini dan mengundang kegiatan serupa di masa yang akan datang. Selain meningkatkan wawasan dan pengalaman para peserta, kegiatan tersebut juga dapat mendorong terpeliharanya hubungan baik antara Suriname dan Indonesia, imbuh Menteri.
Kegiatan demonstrasi memasak sebagai bagian dari rangkaian acara, juga telah mendukung gastro diplomasi Indonesia di Suriname.
Masyarakat Suriname sudah mengenal masakan Jawa asal Indonesia seperti Saoto, Sate, Bami, dan Nasi Berkat. Dengan adanya demonstrasi masak kuliner Sumatera yang diikuti oleh komunitas Masjid Suriname, diharapkan menu masakan Sumatera dapat menjadi populer di kalangan masyarakat Suriname.
Advertisement