Liputan6.com, Jakarta Human Initiative resmi meluncurkan Decent Work and Settlement for Refugee Assistance Program (DREAM), sebuah program inovatif untuk memberdayakan pengungsi dengan dukungan Citi Foundation. Program ini dirancang untuk memberikan solusi terhadap masalah tunawisma dan ketergantungan ekonomi di kalangan pengungsi, dengan target memberdayakan 220 orang melalui pelatihan keterampilan dan peluang kerja yang relevan sesuai aturan negara penempatan.
Peluncuran program berlangsung di Jakarta dengan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati, Director & Country Head of Public Affairs Citi Indonesia Puni Ayu Anjungsari, serta sejumlah pejabat dari BNPB dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Para pengungsi juga turut hadir, berbagi cerita dan harapan tentang program ini.
Advertisement
Dalam sambutannya, Tomy Hendrajati menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak untuk mendukung kehidupan pengungsi yang lebih baik.
“Program DREAM ini merupakan wujud nyata kolaborasi multipihak untuk mendukung pengungsi. Dengan pemberian housing allowance dan pelatihan peningkatan keterampilan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pengungsi untuk hidup lebih bermartabat,” ujar Tomy.
Sementara itu, Puni Ayu Anjungsari dari Citi Indonesia menyampaikan kebanggaannya atas peran Citi Foundation dalam mendukung inisiatif ini.
“Melalui program DREAM, kami bangga dapat berkontribusi langsung dalam inisiatif yang memberikan dampak sosial nyata melalui penyediaan program peningkatan keterampilan yang relevan bagi para pengungsi. Kami harap kontribusi kami dapat membantu menciptakan pemerataan ekonomi agar tercipta masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera untuk masyarakat di dunia,” katanya.
Harapan Baru Bagi Pengungsi
Direktur Fasilitasi Korban dan Pengungsi BNPB, Nelwan Harahap, turut mengapresiasi kolaborasi ini, menyebut pendekatan yang dilakukan melalui DREAM sebagai langkah penting dalam penanganan pengungsi.“Melalui program DREAM, kita tidak hanya memberikan keterampilan dan dukungan housing allowance kepada pengungsi, tetapi juga mendorong mereka untuk menjadi individu yang produktif. Kami di BNPB percaya bahwa penanganan pengungsi harus dilakukan secara holistik dan terintegrasi dengan pendekatan yang mendukung pembangunan jangka panjang,” ungkap Nelwan.
Bagi pengungsi seperti Mohammad Ilyas, program ini menjadi harapan untuk kehidupan yang lebih baik.“Sebagai pengungsi, saya tidak hanya ingin berlindung, tetapi juga membangun hidup yang berarti. Program ini memberi saya harapan baru untuk bekerja, belajar, dan menjadi bagian dari komunitas yang lebih luas,” tuturnya.
Advertisement
Inspirasi untuk Masa Depan yang Lebih Inklusif
DREAM tidak hanya membantu pengungsi bertahan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjadi individu yang produktif. Dengan fokus pada pelatihan keterampilan, program ini menciptakan jalan bagi pengungsi untuk mengakses pekerjaan yang layak di masa depan.
Acara peluncuran DREAM juga melibatkan 35 pengungsi sebagai peserta, menginspirasi komunitas lokal dan mitra strategis untuk berkontribusi dalam mendukung pemberdayaan pengungsi. Kolaborasi yang dibangun oleh Human Initiative, Citi Indonesia, dan Kementerian Luar Negeri RI diharapkan dapat menjadi model untuk program serupa di wilayah lain, baik di Indonesia maupun di tingkat global.