Pembangunan Tanggul Pantai di Jakarta Molor, Target Rampung Jadi 2030

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin Ningrum menyebut, ada dua tantangan utama yang menyebabkan molornya penyelesaian proyek tanggul pantai.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Des 2024, 18:36 WIB
Suasana proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Cilincing, Jakarta, Kamis (15/3). Tahap pertama proyek yang dimulai sejak Oktober 2014 ini diperkirakan rampung pada 2025. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan tanggul pantai sebagai bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A di wilayah pesisir Jakarta mundur dari target 2028 menjadi 2030. Tanggul pantai dibangun guna mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin Ningrum menyebut, ada dua tantangan utama yang menyebabkan molornya penyelesaian proyek tanggul pantai. Dua tantangan itu meliputi, proses pengadaan barang dan jasa dan kebutuhan untuk koordinasi intensif dengan masyarakat nelayan di kawasan pesisir.

“Awalnya, target NCICD Fase A, baik yang dilakukan Pemprov DKI maupun Kementerian PU, direncanakan selesai pada 2028. Namun, kami harus memastikan infrastruktur ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan banjir, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan para nelayan di pesisir,” kata Ika dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12/2024).

Ika menyampaikan, salah satu perhatian utama dalam pembangunan tanggul adalah lokasi tambatan kapal yang digunakan para nelayan. Dinas SDA Jakarta berupaya agar desain tanggul tidak menghalangi alur pelayaran dan tetap memungkinkan nelayan untuk dengan mudah membawa hasil tangkapan ikan ke daratan.

“Koordinasi ini melibatkan Dinas KPKP, agar kebutuhan nelayan dapat diakomodasi, mulai dari lokasi tambatan kapal hingga fasilitas pendukung lainnya,” kata Ika.

Menurut Ika, desain tanggul harus melalui proses peninjauan ulang dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Sejauh ini, koordinasi telah dilakukan di sejumlah wilayah, meskipun masih ada beberapa titik yang memerlukan penyesuaian.

“Masukan dari warga, khususnya para nelayan, menjadi input penting bagi kami dalam mendesain tanggul yang akan dibangun,” ucapnya.

Sebagai informasi, proyek NCICD Fase A mencakup pembangunan tanggul sepanjang 39 kilometer. Data terbaru, 17,1 kilometer telah dibangun oleh Kementerian PU dan 8,5 kilometer oleh Pemprov DKI Jakarta.

Sisanya, masih terdapat 13,4 kilometer (km) tanggul yang belum selesai. Lokasi yang belum terbangun ini mencakup area kritis seperti Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat dan kawasan Sunda Kelapa, yang kerap terdampak rob.

 


Percepat Pembangunan Tanggul

Aktivitas pekerja saat menyelesaikan proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Cilincing, Jakarta, Kamis (15/3). Tahap pertama proyek yang dimulai sejak Oktober 2014 ini diperkirakan rampung pada 2025. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Ika mengatakan, meski target mundur ke 2030, Pemprov DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk mempercepat progres pembangunan tanggul, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap rob.

“Kami tidak hanya fokus pada percepatan pembangunan, tetapi juga pada bagaimana proyek ini dapat berjalan tanpa mengganggu kehidupan masyarakat pesisir. Semua ini membutuhkan waktu dan koordinasi yang matang,” ujar Ika.


Infografis

Infografis Habis Hujan Deras Terbitlah Banjir Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya