Liputan6.com, Jakarta Legenda urban Pulung Gantung menjadi kisah yang sangat populer di Gunungkidul, Yogyakarta. Hingga kini, sebagian masyarakat di sana masih mempercayai mitos bahwa fenomena ini menjadi penyebab seseorang mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Menurut kepercayaan lokal, Pulung Gantung digambarkan sebagai bola api yang membawa kutukan, khususnya pada individu yang sedang mengalami stres, depresi, atau kehilangan keimanan.
Berdasarkan data, sepanjang 2021 tercatat 38 kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, dengan 37 di antaranya dilakukan dengan cara gantung diri. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2020. Kisah mistis yang terus melekat ini menjadi inspirasi berbagai karya kreatif, mulai dari cerpen, novel, hingga film, bahkan diadaptasi oleh rumah produksi luar negeri.
Advertisement
Makara Production akan merilis film Pulung Gantung pada 2025. Produser Shankar R menyatakan bahwa film ini menawarkan pendekatan berbeda dari mitos yang ada. “Kami ingin membalikkan pandangan negatif dari mitos ini. Melalui film ini, kami ingin menunjukkan bahwa ada jalan keluar di setiap masalah, dan masyarakat tidak perlu terjebak pada kepercayaan yang tidak memberdayakan,” ungkap Shankar dalam jumpa pers di Manggarai, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Hal serupa disampaikan Rama Tribudiman, Executive Producer film ini. “Sejak awal pengembangan cerita, kami sudah menegaskan bahwa film ini tidak sepenuhnya mengikuti mitos. Tujuannya agar penonton mendapatkan nilai positif dan pandangan baru ketika selesai menonton,” ujarnya.
Sinopsis Film Pulung Gantung
Film ini bercerita tentang perjalanan Ryan, Alana, Ben, dan Elsa yang pergi ke Desa Rawapendem untuk melayat mendiang ayah Ryan, Prasetyo. Namun, setibanya di desa, mereka mendapati bahwa Rawapendem tengah dilanda kutukan Pulung Gantung. Fenomena mistis ini digambarkan sebagai bola api yang masuk ke rumah warga dan menguasai mereka yang rentan, membuat mereka mengakhiri hidup dengan gantung diri.
Dalam kisah ini, Alana—kekasih Ryan—menjadi korban berikutnya setelah kerasukan Pulung Gantung. Ryan, Ben, dan Elsa pun berjuang keras menyelamatkan Alana dari kuasa makhluk mistis tersebut. Di tengah perjuangan mereka, muncul sosok jin khodam bernama Nyi Darsih, penjaga leluhur Marlina, yang memberikan petunjuk untuk menaklukkan Pulung Gantung menggunakan cincin sakti Ki Sangkut. Namun, cincin itu menjadi rebutan antara Ryan, yang ingin menyelamatkan Alana, dan Prasetyo, yang berambisi menjadi sakti dan memusnahkan kutukan tersebut.
Advertisement
Para Pemeran dan Lokasi Syuting
Film Pulung Gantung menghadirkan aktor dan aktris berbakat seperti Egi Fedly, Nadia Bulan Sofya, Annisa Aurelia Kaila, Andrew Barrett, Michael Russell, Adelia Rasya, dan Indra Pacique.
Egi Fedly menilai film ini memberikan pandangan baru terhadap mitos Pulung Gantung. “Kita tidak boleh menyerah pada kenyataan yang digerakkan oleh mitos, apalagi kalau mitos tersebut belum tentu benar. Itu alasan saya langsung setuju bergabung di film ini,” katanya.
Sementara itu, Nadia Bulan Sofya, yang juga terlibat dalam proyek ini, mengaku terkesan dengan keindahan alam Gunungkidul selama proses syuting. “Syutingnya seru banget. Di sela waktu, kami bisa jalan-jalan menikmati alam Gunungkidul yang masih sangat asri. Jadi, selain ceritanya kuat, film ini juga menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata,” tuturnya.
Pesan Positif di Balik Film
Melalui Pulung Gantung, Makara Production berharap masyarakat tidak lagi terjebak pada pandangan mistis yang melemahkan. Sebaliknya, film ini mengajarkan bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk melawan rasa putus asa dan mencari solusi atas setiap permasalahan. Dengan elemen cerita yang kuat dan visual alam yang memukau, film ini menjadi salah satu karya yang layak ditunggu di tahun 2025.
Advertisement