Liputan6.com, Jakarta Upaya pemulihan ekosistem mangrove di Sumatera utara terus ditingkatkan karena membutuhkan waktu yang cukup panjang. Salah satunya dengan rehabilitasi mangrove oleh masyarakat di Desa Pasar Rawa Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) optimis pelaksanaan rehabilitasi mangrove dilaksanakan secara berkelanjutan. Terutama dalam melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektar.
Diketahui, Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah prioritas BRGM dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.
Advertisement
"Berdasarkan Peta Mangrove Nasional tahun 2023, luas ekosistem mangrove di provinsi ini seluas 85.223 hektar dengan total total mangrove existing seluas 59.765 hektar, dan potensi mangrove seluas 25.458 hektar," kata PPIU M4CR BRGM Sumatera Utara, Aditya Wahyu Putra, Rabu (18/12/2024).
Dalam pelaksanaannya, BRGM mengalami berbagai tantangan diantaranya ketersediaan bibit yang tidak tersedia setiap waktu. Diketahui, idealnya proses pembibitan mangrove membutuhkan waktu selama 3 - 4 bulan.
Pelaksanaan clear and clear pada penanaman di tambak aktif sering tidak tercapai, pandangan negatif pemilik tambak bahwa penanaman di tambak akan mengganggu produktivitas perikanan.
"Pasang surut air laut yang berbeda di setiap lokasi membutuhkan penyesuaian sendiri, dimulai dari rentang pasang - surut yang cukup lama,hingga beberapa lokasi penanaman memiliki waktu surut di malam hari," katanya.
Ia mengatakan, keterlibatan berbagai sektor mulai dari pemerintah pusat hingga dukungan luar negeri menjadi motivasi BRGM agar rehabilitasi mangrove berjalan dengan maksimal. Program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) merupakan upaya BRGM untuk mempercepat rehabilitasi mangrove melalui dukungan pembiayaan Bank Dunia.
Program M4CR
Aditya mengatakan, program ini sudah dicanangkan sejak tahun 2022, namun mulai berjalan di bulan Maret 2024. Program M4CR ini memiliki target 75 ribu hektar hingga tahun 2027, di 4 provinsi prioritas yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
“Program M4CR ini bertujuan dalam mempercepat rehabilitasi mangrove BRGM hingga tahun 2027. Di Sumatera Utara, target rehabilitasi mangrove menggunakan program M4CR seluas 6.078 hektar. M4CR ini baru berjalan di bulan Maret 2024, dan menargetkan pelaksanaan edukasi dan sosialisasi berupa sekolah lapang, pelatihan ekonomi, dan hibah usaha masyarakat di 93 desa,” ujar Adit.
Beberapa kegiatan telah dilakukan diantaranya sosialisasi dan penetapan titik lokasi indikatif calon lokasi M4CR, identifikasi dan inventarisasi, penyusunan rancangan kegiatan, sosialisasi tingkat tapak, PADIATAPA, penandatanganan PKS, dan matching grant.
Pelaksanaan sosialisasi dan prakondisi juga telah dilaksanakan di 8 Kabupaten yaitu Langkat, Asahan, Labura, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Medan, Batubara, dan Labuhan Batu.
Penyusunan rencana kegiatan juga dilakukan dengan mengumpulkan data penanaman, perbaikan hidrologis, pemetaan lokasi kegiatan, serta penyusunan dokumen. Hasilnya, tahun ini sudah disusun rancangan kegiatan di 5 kabupaten yaitu Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, dan Labuhanbatu Utara di 29 Desa dan 14 kecamatan.
Adapun rancangan kegiatan rehabilitasi mangrove di dalam kawasan seluas 947 hektar dan luar kawasan hutan seluas 187 hektar. BRGM melalui program M4CR juga melakukan pemberdayaan masyarakat berupa matching grants.
"Saat ini telah dilaksanakan rehabilitasi mangrove melalui program M4CR di Sumatera Utara dengan luas total 641 hektar pada 28 kelompok masyarakat. Sudah ada 12 kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan dana hibah usaha produktif (Matching Grants)," kata Aditya.
Advertisement