Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia tidak mungkin luput dari dosa. Sekecil apapun pasti pernah melakukan kesalahan yang berujung dosa. Sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah bertaubat, sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ، ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ لَهُ
Artinya: “Tidaklah seseorang berbuat dosa lalu ia beranjak bersuci, melakukan sholat kemudian beristighfar meminta ampun kepada Allah kecuali Allah mengampuninya.”
Dalam sebuah ceramah, pendakwah Ustadz Khalid Basalamah mengutip dialog seorang sahabat dengan Rasulullah SAW tentang cara taubat yang berulang kali melakukan dosa serupa.
Baca Juga
Advertisement
Ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah. “Ya Rasulullah, kalau saya berbuat dosa, apa yang harus saya lakukan?” Kata Nabi SAW, “Taubat.”
Lalu dia sahabat itu bertanya lagi. “Bagaimana jika sewaktu-waktu saya tergoda lagi dan mengulangi perbuatan dosa yang sama?” Kata Nabi SAW, “Taubat lagi.”
Sahabat itu terus bertanya kepada Rasulullah apa yang harus ia lakukan jika kembali melakukan kesalahan yang sama. Nabi Muhammad SAW kembali menjawabnya dengan “taubat lagi”.
Sampai akhirnya, setelah berulang kali sahabat bertanya tentang mengulangi perbuatan maksiat, Rasulullah SAW berkata, “Allah, Tuhan kalian tidak akan jenuh sampai kalian jenuh. Kalau kalian sudah tidak mau lagi taubat, baru Allah tinggalkan kalian.”
Saksikan Video Pilihan Ini:
Taubat Adalah Sesuatu yang Sangat Indah
Dari dialog sahabat dengan Rasulullah SAW dapat diketahui bahwa yang harus dilakukan jika mengulangi kesalahan yang sama adalah bertaubat terus sampai tidak lagi melakukan perbuatan maksiat tersebut.
Terkait dengan taubat, Ustadz Khalid Basalamah mengatakan bahwa tobat adalah sesuatu yang sangat indah. Menurutnya, taubat jauh lebih nikmat dan lezat dari sekadar makanan dan nikmat dunia lainnya. Tentu taubat seperti ini akan dirasakan bagi orang-orang yang tulus memohon ampun kepada Allah SWT atas perbuatannya.
“Terbukti, pada saat orang tulus bertaubat, ada kelapangan dada dia rasakan. Netesnya air mata, ketenangan hati, terdorongnya setelah itu untuk rajin berbuat amal saleh. Ini berarti menandakan dia punya kenikmatan. Kalau tidak, tidak mungkin hati merasa tenteram,” kata Ustadz Khalid dikutip dari YouTube Majelis As-Sunnah, Rabu (18/12/2024).
Advertisement
Ibadahnya Akan Lebih Semangat jika Benar-Benar Taubat
Menurut Ustadz Khalid, jika seseorang pernah berbuat dosa lalu benar-benar menyesali perbuatannya kepada Allah, dia akan jauh lebih rajin dan semangat ibadahnya. Kemudian timbul rasa benci dengan perbuatan-perbuatan maksiat tersebut.
Akan tetapi, hal tersebut akan terjadi jika seseorang berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Berbeda halnya jika tergoda lagi dengan bisikan setan. Semangat ibadahnya tidak akan meningkat dengan orang-orang yang ingin berubah.
Kembali lagi, jika dia terjerumus lagi dengan perbuatan dosa, maka jangan pernah berhenti untuk bertaubat. “Kata sebagian ulama, kalau seandainya seorang hamba dimudahkan oleh Allah untuk beristighfar dan taubat, berarti Allah inginkan kebaikan untuk dia, karena Allah gembira dengan taubatnya,” tutur Ustadz Khalid.