Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) telah menetapkan jadwal operasional khusus menjelang akhir tahun 2024. Kebijakan Bank Indonesia ini mengikuti pedoman Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri.
Advertisement
Langkah tersebut bertujuan untuk mendukung kelancaran transaksi perbankan, penerimaan, dan pengeluaran negara, serta memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
Berikut jadwal operasional Bank Indonesia selama Natal hingga akhir tahun 2024, dikutip dari pengumuman Bank Indonesia, Rabu (18/12/2024):
1. Sistem Pembayaran dan Kliring
Operasional BI-RTGS, BI-SSSS, BI-ETP, dan SKNBI akan mengalami penyesuaian pada 19–31 Desember 2024. Puncaknya, pada 31 Desember 2024, jam operasional diperpanjang hingga pukul 23.55 untuk transaksi BI-RTGS dan hingga pukul 22.45 untuk layanan SKNBI. Operasional akan kembali normal mulai 2 Januari 2025.
2. Layanan Kas
Seluruh layanan kas, termasuk penukaran uang rusak, layanan kas keliling, dan penyetoran untuk perbankan, akan dihentikan mulai 25 hingga 31 Desember 2024. Layanan ini akan kembali aktif pada 2 Januari 2025.
3. Operasi Moneter dan Valas
Transaksi Operasi Moneter Rupiah, seperti Term Repo Konvensional dan Reverse Repo Surat Berharga Negara (RR SBN), serta transaksi Operasi Moneter Valas, akan berjalan sesuai jadwal yang diumumkan. Penyesuaian akan diberlakukan secara khusus untuk mendukung kebutuhan likuiditas akhir tahun.
4. Publikasi JIBOR dan IndONIA
Jadwal publikasi Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR), Indonesia Overnight Index Average (IndONIA), serta kurs referensi seperti JISDOR tetap berjalan tanpa perubahan.
Bank Indonesia mengingatkan bahwa operasional di industri sektor keuangan akan menjadi kewenangan masing-masing institusi. Penyesuaian jadwal ini diharapkan dapat mendukung kelancaran transaksi ekonomi menjelang tutup tahun anggaran 2024.
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan di posisi 6,00 persen setelah menggelar pertemuan pada 17-18 Desember 2024.
Sementara itu, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen pada Desember 2024.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (18/12/2024)
Perry menuturkan, keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025. Kebijakan ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan ini juga sejalan dengan kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah. Diharapkan kinerja rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat (AS).
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar Rupiah dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang. BI juga tetap membuka peluang adanya ruang penurunan suku bunga kebijakan lanjutan.
Advertisement
Kebijakan Makroprudensial
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau.
"Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," kata Perry.