Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mencatat pemasukan investasi USD 34,3 miliar, atau setara Rp 552,23 triliun (kurs Rp 16.100 per dolar AS) selama 9 tahun (2015-2024) mengelola kawasan industri nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Jumlah itu naik USD 3,16 miliar lebih, atau sekitar Rp 50,87 triliun dibandingkan pemasukan investasi pada periode 2015-2023, sebesar USD 30,14 miliar (Rp 485,25 triliun).
Advertisement
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, jumlah pemasukan investasi ke kawasan industri yang mengolah produk turunan nikel seperti nickel pig iron dan stainless steel tersebut bakal terus bertambah. Terlebih, kawasan industri Morowali akan turut memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik (EV).
"Dari sekian tenant (di IMIP), masih ada yang masa konstruksi dan proses sebelum konstruksi. Jadi belum semuanya itu sudah produksi belum ya. Karena ini investor juga terus datang dan kemudian kita masih terus mengembangkan diri untuk kawasan Industri untuk hilirisasi nikel ini," ujarnya dalam sesi media briefing di Kantor Pusat PT IMIP, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Menyambung pernyataan tersebut, Media Relations Manager PT IMIP Dedy Kurniawan menyampaikan, saat ini masih ada 8 perusahaan lagi yang sedang dalam proses konstruksi smelter.
"Sebanyak 8 perusahaan ini mayoritas adalah terkait dengan produksi bahan baku baterai listrik," imbuh Dedy.
"Untuk ke depannya kami belum bisa memprediksi, karena kita juga harus menyesuaikan dengan daya dukung yang ada berada di dalam kawasan. Yang jelas saat ini kurang lebih ada sekitar 65 perusahaan, 8 sedang dalam proses konstruksi," ia menambahkan.
Berbagai Negara
Menurut catatan PT IMIP, perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada kawasan industri nikel di Morowali berasal dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, China hingga Australia.
Adapun yang kini tengah masuk proses konstruksi dan akan segera beroperasi, antara lain PT Sulawesi Nickel Cobalt yang memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai turunan nikel, dengan kapasitas produksi 80.000 metric ton (MT) per tahun.
Lalu, ada Chengtok Lithium Indonesia yang memproduksi lithium dengan kapasitas produksi 50.000 MT per tahun, hingga PT Teluk Metal Industry dengan kapasitas produksi MHP 60.000 ton nikel.
Advertisement
Dukung Hilirisasi, 14 PTN Jajaki Kerja Sama dengan Indonesia Morowali Industrial Park
Sebelumnya, sebanyak 14 Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mengunjungi Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Kunjungan ini untuk melihat proses hilirisasi di Morowali sekaligus melakukan penjajakan kerja sama strategis perguruan tinggi dengan industri berskala besar di Indonesia.
HR Director PT IMIP Achmanto Mendatu menjelaskan, kunjungan para rektor ini merupakan bagian dari kerja sama dengan dunia pendidikan di Indonesia. Khususnya dengan PTN dalam berbagai bidang, baik dalam perekrutan alumni, pemberian beasiswa dalam dan ke luar negeri, pemagangan mahasiswa dan dosen, penyediaan dosen industri, kuliah umum industri di kampus-kampus, dan sebagainya.
"Sinergi antara dunia usaha dan perguruan tinggi bisa menjadi kunci utama guna mendorong peningkatan inovasi dan kualitas SDM, sebagai upaya memperkuat daya saing di dunia internasional. Kerja sama ini diharapkan membantu peningkatan kualitas SDM Indonesia di sektor hilirisasi mineral dan logam, sebagai bagian dari mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” jelas Achmanto Mendatu dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/5/2024).
Saat ini, PT QMB New Energy Materials, yang merupakan salah satu Tenant di Kawasan IMIP, membuka Program Beasiswa S2 ke luar negeri, dalam bidang Metalurgi dan Sains Material. Bekerja sama dengan Central South University (CSU), penerima beasiswa akan belajar selama 3 tahun di China, yang didanai bersama antara GEM Co., Ltd (pemegang saham mayoritas PT QMB New Energy Materials), Kemenko Marves RI, LPDP, dan Central South University.
Program Beasiswa
Profesor Xu Kaihua, founder of GEM Co.,Ltd (Direktur Utama PT QMB New Energy Materials), menjelaskan Program beasiswa kerja sama CSU ini telah memasuki angkatan keempat. Fokus jurusan yang akan didanai adalah Jurusan Teknik Metalurgi, Teknik transportasi (railway), dan Perdagangan Internasional (industri logam dan non-logam).
Meski begitu, beberapa jurusan yang masih relevan misalnya teknik pertambangan, kimia, dan material, masih bisa tercover dalam program tersebut.
Profesor Xu Kaihua mengatakan,satu tahun pendanaan beasiswa dilakukan LPDP, satu tahun oleh CSU, dan satu tahun oleh PT QMB. Hanya saja, seperti dalam beberapa kasus sebelumnya, dimana kuota yang diberikan oleh LPDP masih belum memadai, sehingga kita isi dengan kuota full pendanaan dari PT QMB.
"Pada beberapa kasus juga, karena kuota penerima bantuan yang diajukan oleh LPDP masing kurang, maka kita isi dengan karyawan. Dan kehadiran mereka di sini (PT QMB), merupakan inisiatif kedua belah pihak yang memiliki misi dan kepedulian yang sama bagi pembangunan dan kesejahteraan kedua bangsa,” jelas dia
Advertisement
Tingkatkan Kualitas PTN
Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Profesor Drs H Ganefri MPd PhD mengatakan, rencana kerja sama program beasiswa pendidikan ini merupakan program yang baik dan strategis.
Olehnya itu, kata dia, hal tersebut perlu segera untuk direalisasikan. Apalagi, lanjutnya lagi, ini menjadi sebuah peluang yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas PTN yang sejalan dengan program Merdeka Belajar.
"Investasi asing memang sangat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya alam. Namun agar tidak menimbulkan dampak negatif dan benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat maka perlu ada kesadaran bersama untuk melakukan recoveri terhadap alam dan penguatan infrastruktur sosial budaya masyarakat. Disinilah pentingnya memasukkan peningkatan kapasitas SDM di bidang sosial budaya dalam program ini, di samping peningkatan soft skill tehnokratis,” urai Profesor Ganefri.
Usai melakukan pertemuan tersebut, lanjutnya lagi, para rektor itu akan melakukan pertemuan terbatas dengan para anggota MRPTNI guna membahas pembagian kuota masing-masing perguruan tinggi. Selain itu, segera melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait, seperti Dirjen Diktiristek Kemendikbud RI, LPDP, para rektor dan lain-lain, agar program yang bagus ini dapat segera berjalan.