Stok BBM AS Berkurang, Harga Minyak Mentah Dunia Naik

Dikutip dari CNBC, Kamis (19/12/2024), kontrak harga minyak mentah Brent ditutup naik 20 sen atau 0,27% ke USD 73,39 per barel.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Des 2024, 08:30 WIB
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/atlascompany

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mencatat kenaikan pada Rabu setelah laporan menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS dan Federal Reserve memangkas suku bunga seperti yang diantisipasi. Namun, penguatan harga minyak tertahan karena The Fed mengisyaratkan perlambatan dalam laju pemangkasan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Kamis (19/12/2024), kontrak harga minyak mentah Brent ditutup naik 20 sen atau 0,27% ke USD 73,39 per barel.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 50 sen atau 0,71% menjadi USD 70,58 per barel. Meski demikian, keduanya turun dari level tertinggi sesi perdagangan, di mana masing-masing sempat naik lebih dari USD 1 per barel.

Data Stok Minyak Mentah AS

Menurut laporan Energy Information Administration (EIA) pada Rabu, stok minyak mentah dan distilat di AS turun, sementara stok bensin meningkat pada pekan yang berakhir 13 Desember.

Permintaan total produk minyak, yang diukur melalui angka total product supplied, mencapai 20,8 juta barel per hari (bph), naik 662.000 bph dibandingkan pekan sebelumnya.

“Pasar tampaknya mulai berbalik arah dari pesimisme yang sempat mendominasi beberapa pekan lalu. Saat ini ada lebih banyak optimisme terkait permintaan minyak,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

 


Pengaruh Kebijakan The Fed pada Harga Minyak

Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Federal Reserve AS menurunkan suku bunga sebesar 0,25%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, The Fed juga mengindikasikan bahwa mereka akan memperlambat laju penurunan suku bunga di masa depan, mengingat tingkat pengangguran yang stabil dan minimnya peningkatan inflasi baru-baru ini.

Bank sentral AS memproyeksikan hanya akan ada dua penurunan suku bunga masing-masing 0,25% hingga akhir tahun 2025.

Menurut Alex Hodes, analis dari StoneX, investor minyak sudah memperhitungkan pemangkasan suku bunga 25 basis poin ini. Namun, fokus utama mereka lebih kepada pandangan The Fed terhadap pemangkasan suku bunga di masa depan.

Suku bunga yang lebih rendah dapat menurunkan biaya pinjaman, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan permintaan minyak, sehingga menjadi faktor pendukung kenaikan harga minyak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya