Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru saja merilis “Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MP-ASI Anak Usia 6-23 Bulan” pada tahun 2024. Panduan ini diharapkan mampu meningkatkan praktik pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat, terutama bagi anak-anak Indonesia yang berada pada usia krusial tersebut.
Menurut dr. Lovely Daisy, M.K.M., Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes RI, ada empat syarat utama yang harus dipenuhi dalam pemberian MPASI agar dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Advertisement
1. Tepat Waktu
MPASI diberikan mulai usia 6 bulan, ketika kebutuhan energi bayi sudah tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja.
"Kemenkes menganjurkan MPASI diberikan mulai usia 6 bulan karena pada usia tersebut terdapat kesenjangan kebutuhan energi bayi dengan yang dapat dicukupi dari ASI saja," jelas dr. Daisy.
Hal ini sejalan dengan pedoman global, seperti yang diterapkan di Amerika dan Eropa. Namun, pemberian MPASI tidak boleh terlalu dini ataupun terlambat.
"Bila memperkenalkan MPASI terlalu dini, akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. Sebaliknya, keterlambatan memperkenalkan MPASI akan menyebabkan bayi kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya," tambahnya.
Pedoman dari WHO Guideline for Complementary Feeding of Infants and Young Children 6–23 Months of Age tahun 2023 juga menyoroti risiko pemberian MPASI dini. Risiko ini termasuk gangguan pencernaan karena organ bayi yang belum siap, potensi penyakit diare, alergi, dan bahkan peningkatan risiko obesitas akibat kualitas MPASI yang lebih rendah dibandingkan ASI.
2. Adekuat
Syarat MPASI lainnya yakni harus mampu memenuhi kebutuhan energi, protein, serta mikronutrien yang cukup untuk mendukung pertumbuhan anak.
“Pemberian MPASI perlu mempertimbangkan usia anak, jumlah, frekuensi, konsistensi atau tekstur, serta variasi keberagaman makanan,” terang dr. Daisy.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa bayi mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa kekurangan ataupun kelebihan.
3. Aman
Kebersihan menjadi prioritas utama dalam menyiapkan dan memberikan MPASI. "MPASI harus disiapkan dan disimpan secara higienis, dengan tangan dan peralatan yang bersih," ujar dr. Daisy.
Kunci keamanan MPASI termasuk memisahkan makanan mentah dari makanan yang sudah dimasak serta memastikan bahan makanan segar dan dimasak hingga matang.
.
Advertisement
4. Cara Pemberian MPASI yang Benar
Selain nutrisi, cara memberikan MPASI juga berpengaruh terhadap pengalaman makan anak. “Jadwal makan harus teratur dan terencana, lingkungan harus mendukung, serta hindari memaksa bayi untuk makan,” jelas dr. Daisy.
Ia juga menyarankan untuk memperhatikan tanda bayi lapar dan kenyang serta mendorong bayi untuk makan sendiri secara bertahap.
MPASI Beragam untuk Nutrisi Optimal
Keragaman makanan dalam MPASI sangat penting. “Keragaman bahan dalam MPASI diperlukan, karena tidak ada satupun makanan yang mengandung zat gizi lengkap,” kata dr. Daisy.
Idealnya, MPASI mengandung minimal 5 dari 8 kelompok makanan, yaitu ASI, makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu, daging, telur, sayur dan buah kaya vitamin A, serta sayur dan buah lainnya. Protein hewani seperti telur, ikan, dan daging juga sangat dianjurkan karena berkorelasi positif dengan penurunan risiko stunting.
Selain itu, dr. Daisy menekankan pentingnya tekstur yang disesuaikan dengan kemampuan oromotor bayi serta membatasi penggunaan gula dan garam.
“Pemberian sejumlah minyak atau lemak juga penting sebagai sumber energi yang efisien tanpa menambah jumlah MPASI,” tambahnya.
Advertisement