Rupiah Makin Terpuruk, Kini Tembus Rp 16.222 per Dolar AS

Rupiah melemah 127 poin atau 0,79 persen ke level Rp16.225 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.098 per dolar AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Des 2024, 10:27 WIB
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencatat pelemahan signifikan pada pembukaan perdagangan Kamis pagi (19/12/2024). Rupiah melemah 127 poin atau 0,79 persen ke level Rp16.225 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.098 per dolar AS.

Faktor Utama: Sikap Hawkish Federal Reserve

Menurut Lukman Leong, analis mata uang Doo Financial Futures, pelemahan ini dipicu oleh pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), namun sinyal penurunan suku bunga pada 2025 menjadi lebih terbatas memicu penguatan tajam dolar AS.

“Powell menegaskan hanya akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya di kisaran 75-100 bps,” jelas Lukman dikutip dari Antara, kamis (19/12/2024).

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS Lebih Tinggi

Pernyataan hawkish Powell juga didukung oleh revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan naik dari 2 persen menjadi 2,5 persen, sementara inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) diprediksi berada di kisaran 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen yang ditetapkan The Fed.

The Fed juga mempertimbangkan dampak potensial dari kebijakan tarif yang mungkin diterapkan kembali oleh pemerintahan Trump tahun depan,” tambah Lukman.

 


Komitmen Bank Indonesia dalam Menjaga Rupiah

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6 persen, sesuai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (18/12).

BI juga menahan suku bunga deposit facility di 5,25 persen dan lending facility di 6,75 persen.

“Langkah ini menunjukkan komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal,” ujar Lukman.

 


Prediksi Pergerakan Rupiah

Petugas menghitung uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Senin (9/11/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp15.610 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam waktu dekat. Tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih kuat, mengingat sentimen global yang mendukung penguatan dolar AS.

Kesimpulan: Tantangan Rupiah ke Depan

Dengan penguatan dolar AS yang didukung oleh kebijakan The Fed dan proyeksi ekonomi Amerika Serikat yang solid, rupiah menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan stabilitas.

Bank Indonesia diharapkan terus mengambil langkah strategis guna menjaga daya tahan mata uang domestik di tengah gejolak pasar global.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya