Liputan6.com, Jakarta - Di dasar laut yang membeku di Antartika, jauh dari jangkauan manusia, hidup sebuah makhluk yang sangat luar biasa. Namanya Anoxycalyx joubini, sejenis spons laut yang tampak sederhana, tetapi menyimpan rahasia umur panjang yang mencengangkan.
Para ilmuwan memperkirakan makhluk ini mampu bertahan hidup hingga 11,000 tahun. Hal ini menjadikannya salah satu organisme tertua yang pernah ditemukan di Bumi.
Melansir aman IFL Science pada Kamis (19/12/2024), spons laut ini tinggal di kedalaman sekitar 1.100 meter di Laut Weddell, Antartika. Kondisi di sana sangatlah ekstrem, suhu air mendekati titik beku, tekanan sangat tinggi, dan hampir tidak ada cahaya matahari yang mampu menembus.
Baca Juga
Advertisement
Namun, kondisi ini justru menjadi salah satu alasan mengapa Anoxycalyx joubini bisa hidup selama ribuan tahun. Di lingkungan yang nyaris statis ini, pertumbuhan mereka berlangsung dengan sangat lambat.
Spons ini hanya tumbuh beberapa milimeter setiap tahunnya, nyaris tidak terlihat perubahan jika dibandingkan dengan organisme lain yang lebih cepat berkembang. Lambatnya pertumbuhan ini, ditambah dengan minimnya predator alami, memungkinkan spons ini hidup dalam waktu yang luar biasa lama.
Selain daya tahannya yang menakjubkan, Anoxycalyx joubini memiliki peran penting dalam ekosistem laut dalam. Spons ini bekerja seperti filter alami, menyaring air laut dan menghilangkan partikel-partikel kecil yang ada di sekitarnya.
Kehadiran mereka juga menciptakan ruang hidup bagi mikroorganisme laut lainnya. Anoxycalyx joubini menjadi bagian vital dari rantai kehidupan di dasar laut yang dingin dan sunyi.
Namun, Anoxycalyx joubini bukan satu-satunya keajaiban yang menghuni perairan Antartika. Di wilayah ini, kehidupan berlangsung dalam bentuk-bentuk yang tak kalah unik.
Ada laba-laba laut dengan kaki panjangnya yang menjuntai, bergerak lamban di dasar laut seolah tengah menari. Lalu, ada bintang basket, yang menggunakan lengan-lengan bercabangnya untuk menangkap plankton, menciptakan siluet yang indah dan misterius.
Teripang juga berkeliaran di dasar laut, menjalankan peran pentingnya sebagai pemakan detritus, membersihkan sisa-sisa organisme mati. Tak ketinggalan ikan es yang memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup di suhu di bawah nol derajat berkat protein antibeku dalam darahnya, serta gurita Antartika yang berevolusi secara unik untuk menghadapi tekanan dan kegelapan laut dalam.
Penemuan tentang Anoxycalyx joubini dan makhluk-makhluk aneh lainnya bukan hanya mengungkap keanekaragaman hayati Antartika, tetapi juga memberikan wawasan ilmiah yang berharga. Kehidupan yang mampu bertahan di lingkungan sedingin Antartika memberi para peneliti pemahaman lebih dalam tentang adaptasi biologis terhadap kondisi ekstrem.
Bahkan, penemuan ini menimbulkan spekulasi bahwa kehidupan serupa mungkin saja dapat ditemukan di planet-planet lain yang memiliki kondisi lingkungan ekstrem.
(Tifani)