Liputan6.com, Jakarta - Jupiter planet terbesar di galaksi Bima Sakti miliki satu bulan yang cukup populer di kalangan para ahli astronomi. Bulan atau satelit alami milik Jupiter tersebut adalah Europa.
Europa ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610, namun kemudian dibantah oleh Simon Marius. Ia mengklaim telah menemukan Europa terlebih dahulu pada 1609.
Terlepas dari penemu pertamanya, Europa merupakan satelit alami yang menarik untuk diulas, terutama keberadaan oksigen di dalamnya. Data dari wahana antariksa Juno milik NASA menunjukkan, Europa ternyata menghasilkan banyak oksigen setiap hari.
Baca Juga
Advertisement
Melansir laman IFL Science pada Kamis (19/12/2024), peneliti memperkirakan produksi oksigen dari Europa berdasarkan jumlah hidrogen yang keluar dari permukaannya. Oksigen ini berasal dari proses fotolisis atau pemecahan molekul air es yang ada di permukaan Europa akibat radiasi sinar matahari dan partikel bermuatan dari magnetosfer Jupiter.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy, produksi oksigen di Europa diperkirakan berdasarkan jumlah hidrogen yang lepas dari permukaannya. Perhitungan ini menggunakan data dari instrumen Jovian Auroral Distributions Experiment (JADE) di wahana Juno.
Para peneliti menyimpulkan bahwa Europa mampu menghasilkan sekitar 1000 ton oksigen setiap 24 jam. Jumlah oksigen ini cukup untuk mendukung kehidupan satu juta manusia, meskipun atmosfer Europa terlalu tipis untuk dapat dihirup.
Meskipun 1.000 ton oksigen per hari adalah jumlah yang banyak, jumlah tersebut lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya ilmuwan memperkitakan Europa bisa menghasilkan lebih dari 1 ton oksigen per detik.
Untuk penelitian lebih lanjut, NASA meluncurkan misi Europa Clipper. Misi Europa Clipper diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon Heavy milik SpaceX pada Oktober 2024 lalu.
Rencananya, Europa Clipper akan menempuh perjalanan sejauh 2,9 miliar km dan tiba di tujuannya pada 2030. Dikutip dari laman NASA pada Kamis (19/12/2024), astronom sudah lama mengincar Europa sebagai target penjelajahan.
Pesawat ruang angkasa Europa Clipper merupakan pesawat terbesar yang pernah dibangun oleh NASA untuk misi planet. Pesawat ini akan menempuh jarak 1,8 miliar mil (2,9 miliar km) dari Pusat Ruang Angkasa Kennedy di Florida, AS menuju bulan Europa.
Radiasi Paling Ekstrem
Pada misi ini Europa Clipper akan melewati salah satu kawasan dengan radiasi paling ekstrem di tata surya setelah matahari. Sebab, Jupiter merupakan planet dengan medan magnet sangat kuat yang menciptakan radiasi berbahaya bagi pesawat ruang angkasa.
Untuk melindungi perangkat elektronik yang sensitif, insinyur pesawat Europa Clipper merancang ruang khusus dan merencanakan jalur orbit yang meminimalkan durasi aktivitas di area radiasi tinggi. Selama misi, Europa Clipper akan melakukan 49 kali penerbangan dekat bulan Europa.
Pesawat ini akan mengumpulkan data penting tentang komposisi geologi dengan peralatan ilmiah canggih. Pesawat ruang angkasa ini dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang bulan es ini.
Misi ini diperkirakan akan makan waktu lebih dari 5 tahun untuk menempuh jarak 2,9 miliar km sebelum memasuki orbit pada 2030 mendatang. Setibanya di bulan Jupiter tersebut, misi ini akan mencari tahu ketebalan lapisan esnya dan interaksi dengan laut di bawahnya, menyelidiki komposisinya.
Karakteristik geologi Europa juga akan dicari tahu lebih jauh. Secara keseluruhan, misi ini diharapkan memberikan pemahaman terkait potensi astrobiologis untuk dunia yang dapat dihuni di luar Bumi.
(Tifani)
Advertisement