Menurut Gus Baha Mati Itu Baik, Kenapa? Simak Penjelasannya

Kematian, menurut Gus Baha, adalah bagian dari ketetapan Allah yang tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, umat Islam diajak untuk menerima kematian dengan lapang dada sebagai akhir dari perjalanan hidup di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2024, 11:30 WIB
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Kematian sering kali menjadi topik yang berat untuk dibahas, namun KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengajak umat Islam untuk melihatnya dari sudut pandang yang lebih bijak dan ringan. Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Narukan Rembang ini menjelaskan bahwa kematian memiliki sisi positif yang dapat menghentikan keburukan atau potensi keburukan dalam hidup.

Pesan ini dikutip dari ceramah Gus Baha yang videonya tayang di kanal YouTube @takmiralmukmin. Dalam video tersebut, ia mengungkapkan pandangan mendalam tentang kematian yang sering dianggap menakutkan oleh banyak orang.

Gus Baha memulai dengan pertanyaan reflektif, "Berarti kematian menyenangkan apa menyusahkan?" Menurutnya, banyak orang sulit menjawab karena terlalu terikat dengan duniawi. Padahal, secara ilmu agama, kematian bukanlah sesuatu yang sepenuhnya buruk.

Mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi mengajarkan doa yang indah terkait hidup dan mati. Dalam doa tersebut, umat Islam diajarkan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, apakah hidup atau mati yang terbaik bagi dirinya.

Doa tersebut berbunyi: "Allahumma ahyini ma kaanatil hayatu khairan li wa tawaffani idza kanatil wafatu khairan li." Artinya, "Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku apabila kematian lebih baik bagiku."

Hadis ini terdapat dalam Sunan Abu Daud, Kitab Jenazah, Bab Larangan Mengharap Mati, dengan nomor hadis 2.702. Ulama hadis Sunni asal Albania, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, menyebut hadis ini sebagai hadis yang shahih.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kematian Dianggap Baik karena Mengakhiri Segala Keburukan

Ilustrasi Kematian. (Photo copyright by Freepik)

Gus Baha menegaskan bahwa doa ini mengajarkan umat Islam untuk berpikir bijak tentang kehidupan dan kematian. Hidup adalah kesempatan untuk berbuat kebaikan, sedangkan kematian adalah akhir dari segala keburukan.

Menurut Gus Baha, Nabi Muhammad SAW melihat dunia sebagai modal untuk menambah amal kebaikan. Dalam pandangan ini, kehidupan menjadi sarana untuk memperbaiki diri dan memberikan kontribusi positif bagi orang lain.

Di sisi lain, kematian dianggap baik karena mengakhiri segala keburukan. Dengan demikian, hidup dan mati memiliki sisi positif yang saling melengkapi, asalkan dijalani dengan niat yang benar.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa kehidupan di dunia adalah ujian. Oleh karena itu, selama manusia masih hidup, ia harus memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan amal saleh dan mendekatkan diri kepada Allah.

Kematian, menurut Gus Baha, adalah bagian dari ketetapan Allah yang tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, umat Islam diajak untuk menerima kematian dengan lapang dada sebagai akhir dari perjalanan hidup di dunia.

Pandangan ini memberikan perspektif baru tentang kematian. Alih-alih ditakuti, kematian dapat diterima sebagai sesuatu yang membawa kebaikan jika dijalani dengan keimanan dan persiapan yang cukup.


Lihat Hidup dan Mati Secara Seimbang

Ilustrasi kehidupan, menikmati hidup, bebas. (Photo by Debby Hudson on Unsplash)

Gus Baha menambahkan bahwa kehidupan di dunia memiliki batas, sehingga penting untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Setiap amal yang dilakukan di dunia akan menjadi bekal yang menentukan kondisi seseorang di akhirat.

Dengan memahami hal ini, manusia dapat menjalani hidup dengan lebih bermakna. Fokus utama bukan lagi pada ketakutan terhadap kematian, tetapi pada bagaimana mempersiapkan diri dengan amal-amal yang baik.

Doa yang diajarkan Nabi juga mengingatkan bahwa hidup dan mati adalah ketetapan Allah. Oleh karena itu, menyerahkan keputusan kepada Allah adalah bentuk kepasrahan dan keimanan yang sejati.

Bagi Gus Baha, pandangan ini membantu umat Islam melihat kehidupan dan kematian dengan cara yang lebih seimbang. Hidup tidak hanya tentang menikmati dunia, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

Pesan Gus Baha ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk tidak terjebak dalam duniawi semata. Kematian bukanlah akhir yang menakutkan, melainkan bagian dari perjalanan menuju kebaikan yang lebih besar.

Pada akhirnya, hidup dan mati adalah anugerah yang harus dijalani dengan penuh rasa syukur dan keimanan. Gus Baha menutup dengan ajakan untuk terus meningkatkan amal dan menerima kematian sebagai bagian dari ketetapan Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya