Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang indikasikan akan memangkas suku bunga hanya dua kali pada 2025 menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis, 19 Desember 2024.
Mengutip data RTI, Kamis, 19 Desember 2024, pukul 15.00 WIB, IHSG susut 1,82 persen ke posisi 6.978. Indeks LQ45 merosot 1,82 persen ke posisi 818. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Advertisement
Sebanyak 542 saham memerah sehingga menekan IHSG. 91 saham menguat dan 154 saham diam di tempat. IHSG berada di level tertinggi 7.110,31 dan level terendah 6.953,05. Total frekuensi perdagangan 1.064.296 kali dengan volume perdagangan 16,5 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,2 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, suku bunga the Fed susut 25 bps pada Desember 2024 telah sesuai dengan harapan pasar. "Ini akan berdampak positif pada ekonomi domestik Amerika Serikat,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Akan tetapi, the Fed mengindikasikan hanya memangkas suku bunga sebanyak dua kali menjadi sentimen negatif.
"Namun demikian, yang dicermati oleh investor adalah perihal proyeksi pemangkasan suku bunga acuan The Fed di 2025 hanya menjadi total 50bps saja dari yang sebelumnya sebesar total 100bps,” kata Herditya.
Herditya perkirakan, hal itu menjadi “kekecewaan” para investor. Di mana nampak dari pergerakan bursa AS yang terkoreksi cukup dalam.
Indeks Dow Jones merosot 2,58 persen atau 1.123,03 poin ke posisi 42.326,87. Indeks S&P 500 tergelincir 2,95 persen atau 178,45 poin ke posisi 5.872,16. Indeks Nasdaq terpangkas 3,56 persen atau 716,37 poin ke posisi 19.392,69.
Strategi Investor
Tak hanya wall street atau bursa saham Amerika Serikat yang terdampak kebijakan the Fed, ia menuturkan, VIX indeks pun bergerak menguat 74 persen disertai dengan penguatan indeks dolar AS sebesar 1,18 persen yang kembali menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Saat ini rupiah di level 16.294 per dolar AS.
“Faktor eksternal ini yang diperkirakan pengaruhi pergerakan IHSG,” kata Herditya.
Seiring IHSG yang tertekan, Herditya menuturkan, investor dapat trading dalam jangka pendek-menengah dahulu. “Kami perkirakan masih ada potensi penurunan IHSG, meskipun saat ini sudah menutup area gapnya,” kata dia.
Seiring koreksi saham yang terjadi, Herditya mengatakan, investor dapat mencermati sektor saham keuangan dan energi.
Advertisement
The Fed Pangkas Suku Bunga
Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat. Penurunan suku bunga acuan dalam tiga kali berturut-turut.
Selain itu, the Fed juga mengingatkan pemotongan suku bunga tambahan ke depan. Komite Pasar Terbuka Federal atau the Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman menjadi 4,25 persen-4,5 persen, kembali ke level di mana suku bunga bergerak lebih tinggi pada Desember 2022. Adapun pemangkasan suku bunga itu telah diantisipasi pelaku pasar. Demikian mengutip CNBC, Kamis (19/12/2024).
Meski ada sedikit intrik atas keputusan itu sendiri, pertanyaan utamanya adalah tentang apa yang akan diisyaratkan the Fed tentang niat masa depannya. Seiring inflasi terus bertahan di atas target dan pertumbuhan ekonomi cukup solid, kondisi yang biasanya tidak bertepatan dengan pelonggaran kebijakan.
Seiring pemangkasan suku bunga acuan 25 bps, the Fed beri sinyal kemungkinan besar hanya akan menurunkan suku bunga dua kali lagi pada 2025, menurut matriks dot plot yang diawasi ketat dari masing-masing anggota.
Dengan asumsi kenaikan 25 bps, pejabat mengindikasikan dua pemangkasan suku bunga lagi pada 2026, dan satu lagi pada 2027. Dalam jangka panjang, komite melihat suku bunga dana “netral” pada 3 persen, 0,1 persen lebih tinggi dari pembaruan pada September seiring level itu telah berangsung-angsur naik pada 2024.
“Dengan tindakan hari ini (Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat) kami telah menurunkan suku bunga satu poin persentase penuh dari puncaknya, dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan kurang ketat,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell.
The Fed Hati-Hati
Oleh karena itu, pihaknya lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut untuk suku bunga.
“Hari ini keputusan yang lebih sulit, tetapi kami memutuskan itu keputusan yang tepat,” ia menambahkan.
Saham mengalami penurunan tajam setelah pengumuman the Fed, indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.100 poin, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak.
“Kami bergerak cukup cepat untuk sampai di sini, dan saya pkir ke depan jelas kami bergerak lebih lambat,” kata Powell.
Untuk pertemuan kedua berturut-turut, satu anggota FOMC tidak setuju: Presiden Fed Cleveland Beth Hammack ingin Fed mempertahankan suku bunga sebelumnya. Gubernur Michelle Bowman memberikan suara tidak pada November, pertama kalinya seorang gubernur memberikan suara menentang keputusan suku bunga sejak 2005.
Suku bunga dana federal menetapkan biaya yang dibebankan bank satu sama lain untuk pinjaman semalam tetapi juga memengaruhi berbagai utang konsumen seperti pinjaman mobil, kartu kredit, dan hipotek.
Pernyataan pascapertemuan tidak banyak berubah kecuali perubahan kecil mengenai "tingkat dan waktu" perubahan suku bunga lebih lanjut, sedikit perubahan bahasa dari pertemuan November. Goldman Sachs mengatakan penyesuaian itu "mengisyaratkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat ke depannya."
Advertisement
Prospek Ekonomi
Penurunan itu terjadi meskipun komite menaikkan proyeksinya untuk pertumbuhan produk domestik bruto tahun penuh 2024 menjadi 2,5 persen, setengah poin persentase lebih tinggi dari September. Namun, pada tahun-tahun berikutnya para pejabat memperkirakan PDB akan melambat ke proyeksi jangka panjangnya sebesar 1,8 persen.
Perubahan lain pada Ringkasan Proyeksi Ekonomi menyebabkan komite menurunkan tingkat pengangguran yang diharapkan tahun ini menjadi 4,2 persen, sementara inflasi utama dan inti menurut ukuran yang disukai Fed didorong lebih tinggi ke estimasi masing-masing sebesar 2,4 persen dan 2,8 persen, sedikit lebih tinggi dari estimasi September dan di atas target Fed sebesar 2 persen.
Keputusan komite ini diambil ketika inflasi tidak hanya bertahan di atas target bank sentral, tetapi juga ketika ekonomi diproyeksikan oleh Atlanta Fed akan tumbuh pada tingkat 3,2 persen pada kuartal keempat dan tingkat pengangguran telah berkisar sekitar 4 persen.