Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti) menggandeng Universitas Gunadarma untuk program Kedaireka. Pada platfrom tersebut, Kedaireka memfasilitasi para dosen perguruan tinggi memperkenalkan karyanya kepada dunia industri.
Direktur PMO Ekosistem Kedaireka, Matrissya Hermita mengatakan, Universitas Gunadarma diberikan tugas dari Ditjen Dikti untuk mengelola ekosistem Kedaireka dalam bentuk project management office. Pihaknya berupaya melakukan sosialisasi, diseminasi, mempromosikan para dosen dari perguruan tinggi, baik Dikti maupun Diksi.
Advertisement
"Ini kan (dosen) memiliki karya yang bisa dimanfaatkan oleh industri. Selama ini kan susah untuk mencarinya ke mana industri butuh, ini punya dosen punya karya, tapi enggak bisa ketemu," ujar Matrissya kepada Liputan6.com, Kamis (19/12/2024).
Matrissya menjelaskan, melalui ekosistem Kedaireka platform berbasis web, memperlihatkan hasil karya dosen yang dapat dilihat dan disesuaikan kebutuhan industri. Nantinya industri akan hasil karya dosen sesuai dengan kebutuhan industri.
"Kedaireka summit adalah salah satu program memperlihatkan dan talk show, memamerkan produk yang sudah berhasil dilakukan atau dikembangkan di bawah ekosistem kedaireka," jelas Matrissya.
Terdapat 580 peserta yang mengikuti kegiatan Kedaireka untuk memperlihatkan dan mengembangkan hasil karya untuk dilihat para industri nasional maupun internasional. Kedaireka turut memiliki program dana padanan atau matching fun di ekosistem Kedaireka.
"Jadi di sini Dikti, mungkin kedepannya akan pindah Dirjen, ini memberikan atau memadankan dana yang dikomitmenkan oleh industri. Jadi misalnya industri punya masalah, punya budget sekian gitu ya, nanti diajukan dalam program dana padanan, Dikti bisa memadankan sebesar budget tersebut, jadi akan ada perluasan atau juga penguatan dari kolaborasinya," ucap Matrissya.
Matrissya mengungkapkan, keberadaan Kedaireka dapat dimanfaatkan industri terkait karya kepakaran dari insan perguruan tinggi yang selama ini mungkin berakhirnya di jurnal, dipublikasi. padahal produknya dapat dikomersialisasikan.
"Mungkin kalau dilihat nanti, di pameran kayak produk untuk pangan darurat ya, ini kan dikembangkannya untuk processing food. Itu kan banyak hal yang diperlukan, tidak hanya rasanya tapi kan keamanan pangan segala macem," ungkap Matrissya.
Riset
Nantinya, lanjut Matrissya, dosen dapat melakukan riset tentang pengelola pengolahan bahan makanan. Nantinya hasil riset tersebut dapat bermitra dengan industri dan itu bisa dijual.
"Ya memang targetnya dijual atau dikomersilkan," terang Matrissya.
Matrissya menilai, terdapat beberapa dosen maupun akademisi melakukan pengembangan namun tidak bermuara karena tidak sesuai dengan industri. Namun pada sisi lain, terdapat industri yang menginginkan hasil karya akademisi untuk industrinya.
"Jadi kalau saya bilang ini (Kedaireka) kayak semacam platform perjodohan ya, tapi untuk inovasi," kata Matrissya.
Matrissya menambahkan, terdapat puluhan ribu industri yang sudah melirik hasil karya dosen yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. Selain itu, terdapat sejumlah mitra internasional yang turut melirik Kedaireka.
"Ada banyak mitra internasional, tapi tidak menutup kemungkinan berkolaborasi dengan dosen lain ataupun pihak lain yang ber even berada di luar negeri," pungkas Matrissya.
Advertisement