Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia akan menghadapi pertandingan terakhir di fase grup B Piala AFF 2024 dengan melawan Filipina di Stadion Manahan, Solo, pada hari Sabtu, 21 Desember 2024. Pertandingan ini sangat menentukan bagi skuad Garuda karena akan menjadi penentu apakah mereka dapat melanjutkan perjalanan ke babak berikutnya atau harus pulang lebih awal dari kompetisi antarnegara ASEAN yang ke-15 ini.
Setelah mengalami kekalahan 0-1 di kandang Vietnam pada pertandingan ketiga, Minggu, 15 Desember 2024, Timnas Indonesia harus segera bangkit. Gol tunggal Nguyen Quang Hai di babak kedua, membuat Indonesia pulang dengan tangan hampa dari Stadion Viet Tri di Phu Tho.
Advertisement
Sebelumnya, Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan 1-0 melawan Myanmar pada laga pembuka yang berlangsung pada 9 Desember 2024. Namun, pada pertandingan kedua, mereka harus puas bermain imbang 3-3 melawan Laos di kandang sendiri pada 12 Desember 2024.
Di sisi lain, Filipina juga mencatat hasil imbang 1-1 saat menjamu Vietnam di Manila pada Rabu malam, 18 Desember 2024. Saat ini, Timnas Indonesia berada di posisi kedua klasemen sementara Grup B Piala AFF 2024 dengan perolehan 4 poin, tertinggal tiga poin dari Vietnam.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi mereka selain memenangkan pertandingan melawan Filipina untuk memastikan tiket ke babak semifinal.
Fokus Tiga Poin
Jika Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Filipina, mereka akan melaju ke babak selanjutnya atau semifinal. Peluang besar terbuka bagi tim asuhan Shin Tae-yong untuk menyelesaikan kompetisi sebagai runner-up, karena Vietnam dijadwalkan menjamu Myanmar di pertandingan terakhir mereka.
Timnas Indonesia tidak boleh menganggap enteng Filipina. Namun, dengan berbagai keunggulan, seperti bermain di kandang sendiri dan memiliki waktu pemulihan yang lebih panjang, Timnas Indonesia diprediksi mampu mengalahkan The Azkals.
"Sebagai tuan rumah, melawan Filipina yang banyak pemain naturalisasi, ya harus mencari kemenangan untuk lolos ke semifinal, bukan permainan. Hasil yang bisa diterima para pendukung sekarang adalah menang dan melaju ke semifinal Piala AFF 2024," ujar Aris Budi Sulistyo, pengamat sepak bola nasional, Kamis (19/12/2024).
Advertisement
Ada Banyak PR yang Perlu Diselesaikan
Setelah mengamati tiga pertandingan yang telah dilalui, masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Pada Piala AFF 2024 ini, Timnas Indonesia tampil dengan sebagian besar pemain berusia di bawah 22 tahun.
Menurut Aris Budi, lini tengah dan depan masih memerlukan peningkatan.
Dalam persaingan di Grup B, empat gol yang tercipta ke gawang lawan semuanya dihasilkan oleh pemain belakang, yaitu Asnawi Mangkualam, dua gol dari Muhammad Ferarri, dan satu gol dari Kadek Arel.
Dalam daftar pemain Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di Piala AFF kali ini, terdapat nama-nama seperti Hokky Caraka, Victor Dethan, Ronaldo Kwateh, dan Rafael Struick.
"Jujur saja, suplai bola dari tengah memang masih kurang. Untuk itu, Rafael Struick dan Hokky Caraka agak kesulitan berkembang, dari lini tengah sulit berkreasi. Selain itu kita bisa memanfaatkan skema serangan balik yang cepat," jelasnya.
"Kemudian penyelesaian akhir harus benar-benar bisa menjadi gol karena susah sekali mencari peluang. Jangan terlalu percaya diri, lupakan hasil melawan Vietnam kemarin, dan fokus untuk bisa menang atas Filipina," tegasnya.
Sarat dengan tekanan
Seorang mantan pemain sekaligus eks pelatih Persik Kediri menyatakan bahwa Marselino Ferdinan dan kawan-kawan menghadapi tantangan berat menjelang Piala AFF 2024. Tantangan tersebut bukan hanya berasal dari lawan-lawan mereka di lapangan, tetapi juga dari para pendukung Timnas Indonesia sendiri.
Dalam situasi ini, ekspektasi yang tinggi menjadi beban tersendiri bagi para pemain muda yang berjuang di turnamen tersebut.
"Sebagai catatan, ikut serta di sebuah kejuaraan ya minimal harus punya target. Indonesia sudah enam kali runner-up, sudah sewajanya punya target juara," imbuhnya.
"Masyarakat terbelah, ada yang tahunya Timnas juara apalagi pelatihnya STY sebagai pelatih hebat. Tapi, di sisi lain, skuadnya adalah pemain muda dan debutan, yang menjadikan turnamen ini sebagai wadah regenerasi." tambahnya.
"Saya melihat ini sebuah tekanan yang datang tidak hanya dari tim lawan, tapi juga dari dalam negeri sendiri," tegas Aris Budi.
Advertisement