Tarik Tunai Lewat EDC BCA Kena Biaya Admin Rp 4.000 Mulai 5 Februari 2025

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan mengenakan biaya administrasi merchant sebesar Rp 4.000 per transaksi untuk tarik tunai melalui EDC BCA di outlet merchant (Tunai BCA). Hal ini berlaku mulai 5 Februari 2025.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Des 2024, 17:15 WIB
Selain pembukaan RDN secara online, BCA juga menyediakan fasilitas monitoring portofolio dana bagi investor melalui fitur info RDN pada BCA Mobile dan Klik BCA secara online.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan mengenakan biaya administrasi merchant sebesar Rp 4.000/transaksi untuk tarik tunai melalui EDC BCA di outlet merchant (Tunai BCA). Hal ini berlaku mulai 5 Februari 2025.

Fasilitas Tunai BCA yang tersedia di berbagai merchant merupakan salah satu alternatif tarik tunai untuk nasabah.

"Adapun penarikan tunai melalui jaringan ATM BCA dan kantor cabang BCA dapat dilakukan secara Gratis," dalam keterangan tertulis BCA, Kamis (19/12/2024).

Biaya administrasi merchant hanya berlaku untuk fasilitas "Tunai BCA" dan tidak berlaku untuk transaksi lainnya. Biaya ini akan ditambahkan langsung dari nilai transaksi penarikan tunai yang dilakukan.

Cara BCA Ajak Masyarakat Waspada Penipuan Berbasis Suara AI hingga QRIS Palsu

Sebelumnya, BCA mengajak masyarakat tetap waspada terhadap berbagai modus penipuan, termasuk yang bersifat daring atau online.

Berdasarkan data Avast, 90 persen ancaman bagi pengguna layanan digital adalah modus kejahatan rekayasa sosial atau social engineering.

Seiring perkembangan teknologi, modus penipuan terus mengalami evolusi. Mulai dari modus penipuan suara berbasis AI, arisan online palsu, QRIS palsu, tiket konser palsu, hingga tagihan palsu.

BCA pun mengimbau nasabah dan masyarakat untuk terus menerapkan prinsip "Kalau Don't Know? Asal Usulnya, Langsung Kasih No!", apabila mereka mendapati kasus yang mencurigakan.

Dengan prinsip ini, nasabah dan masyarakat diajak untuk tidak menggubris komunikasi dan ajakan yang sumbernya tidak jelas, demi keamanan data maupun finansial nasabah.

Direktur BCA Santoso menyebutkan, pihak BCA menyadari bahwa kasus penipuan kian masif dan tak bisa diperangi sendiri-sendiri.

"Kami tidak pernah lelah untuk mengimbau dan mengedukasi nasabah supaya lebih berhati-hati dan senantiasa menjaga data pribadi," tutur Santoso.


Komisaris Utama BCA Djohan Emir Setijoso Mengundurkan Diri

(unsri.ac.id)

Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan pengunduran diri anggota komisaris. Pada 16 Desember 2024, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Djohan Emir Setijoso dari jabatannya selaku Presiden Komisaris BCA.

"Pengunduran diri tersebut akan disampaikan untuk memperoleh keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2025," tulis Sekretaris Perusahaan BCA, Raymond Yonarto dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (17/12/2024).

Djohan Emir Setijoso diangkat sebagai Presiden Komisaris BCA pada RUPS Tahunan 2011 dan mendapat persetujuan Bank Indonesia pada tanggal 25 Agustus 2011. Pengangkatan terakhir efektif sejak RUPS Tahunan 2021 untuk periode jabatan 5 tahun.

Djohan Emir Setijoso menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor (1964). Selama masa karir, dia telah berpengalaman di berbagai bidang dan penugasan di antaranya banking & financial strategy, banking supervision, internal audit, corporate banking, branch banking, dan individual banking.

Melansir laman resmi BCA, Djohan Emir Setijoso memangku jabatan sebagai Presiden Direktur BCA (1999-2011), dengan tanggung jawab terakhir atas Koordinasi Umum, Divisi Internal Audit, Perencanaan Perusahaan, Keuangan dan Akuntansi, serta Sekretariat Perusahaan.

Sebelum bergabung dengan BCA, bekerja di Bank Rakyat Indonesia (1965-1998) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur; dan menjadi Komisaris Utama pada Inter Pacific Bank (1993-1998). Di samping sebagai Presiden Komisaris BCA, saat ini aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.

 


BCA Ajak Warga Investasi Lewat Lari dan Jalan, Bagaimana Caranya?

Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengadakan kompetisi lari dan jalan sehat secara virtual yang diberi nama “Runvestasi”. Program ini merupakan wujud nyata BCA untuk membantu masyarakat mencapai keseimbangan antara investasi dan kesehatan fisik.

Direktur BCA Haryanto Budiman menjelaskan, program ini diadakan sebagai bagian dari dukungan BCA terhadap Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan tujuan guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

"Melalui Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berinvestasi dengan bijak dan disiplin, sama seperti disiplin dalam menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga," kata dia dalam sambutannya saat konferensi pers Runvestasi di Jakarta pada Kamis (07/11/2024). 

Pada program Runvestasi ini, para peserta akan diberikan poin yang dapat ditukar dengan berbagai hadiah menarik. Selain itu bagi peserta yang beruntung, akan mendapatkan saldo untuk investasi di Bank BCA.  

"Investasi yang baik harus dilakukan dengan disiplin, sama seperti menjaga kesehatan tubuh kita. Jika kita konsisten, hasilnya pun akan terlihat," ungkap Haryanto.  

Program ini akan dimulai dengan pra-event di beberapa kota besar, termasuk Makassar, Bandung, dan Semarang, dan berlanjut dengan acara utama pada 8 Desember 2024 yang digelar secara virtual hingga 22 Desember 2024.

Haryanto juga mengimbau pada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berinvestasi dan memilih investasi yang terpercaya. "Kami ingin masyarakat lebih waspada terhadap investasi yang tidak benar. Pilihlah investasi yang terjamin, dan lakukan secara bijak," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya