Pentingnya Bahasa Ibu dalam Pendidikan Usia Dini, Jangan Sepelekan Perannya

Penggunaan bahasa ibu dalam pendidikan awal penting untuk transisi ke bahasa Indonesia dan meningkatkan literasi serta numerasi.

oleh Maheza Nurmiagita diperbarui 22 Des 2024, 16:01 WIB
Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Didik Darmanto, S.Sos., MPA, menyampaikan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan awal dalam Diskusi Pendidikan Dasar (FOKUS) 2024 di Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Liputan6.com, Jakarta - Bahasa ibu alias bahasa daerah penting dalam pendidikan usia dini. Pendekatan ini mendukung kemahiran bahasa dalam bertransisi ke bahasa Indonesia tanpa mengorbankan pemahaman.

Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Didik Darmanto menyampaikan pendidikan menjadi hal penting bagi semua untuk bisa mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Salah satu indikatornya yakni meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi.

"Ini menjadi kewajiban bagi kita, pemerintah, serta kalangan pendidikan tinggi untuk mencari metode-metode terbaik guna meningkatkan kompetensi dan literasi para siswa. Salah satu yang mungkin perlu  dilakukan misalnya penggunaan bahasa ibu dalam proses pembelajaran, terutama pada pendidikan awal," ujar Didik dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024.

"Saat ini, data menunjukkan bahwa hampir 60 persen peserta didik di Indonesia menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu dalam pergaulan sehari-hari. Di sisi lain, siswa yang sehari-hari menggunakan bahasa daerah memiliki kompetensi literasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang lebih mahir berbahasa Indonesia," tambahnya.

Didik menyampaikan hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, khususnya di kelas-kelas awal, penting menggunakan bahasa ibu. Penerapan itu akan menjadi langkah transisi menuju penguasaan bahasa Indonesia.

"Itu merupakan salah satu upaya dari masyarakat untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi, sehingga proses belajar bisa diterima dengan mudah oleh anak didik kita," kata Didik.


Kesenjangan Kualitas Pendidikan

Diskusi Pendidikan Dasar (FOKUS) 2024 di Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani menyampaikan bahwa berdasarkan data asesmen nasional selama tiga tahun terakhir, yaitu 2021 hingga 2023, capaian dari segi literasi maupun numerasi terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan banyak peserta didik telah mencapai kompetensi minimum namun belum menuju ideal.

Ia melanjutkan, perbandingan antara wilayah terkait tingkat numerasi dengan yang tinggi dan terendah itu sangat jauh. "Jadi tantangan bagi kita semua. Kami pernah melakukan estimasi, yang jika dikonversi ke dalam bulan belajar, menunjukkan bahwa perbedaan antara daerah dengan capaian tertinggi dan terendah mencapai sekitar 32 bulan belajar. Artinya, anak-anak di daerah dengan capaian terendah membutuhkan waktu lebih lama, setidaknya 2,5 tahun sekolah lebih lama."

"Sementara itu, anak-anak di daerah dengan capaian tertinggi dapat lebih cepat mengejar. Jadi kesenjangannya luar biasa," kata Irsyad.

Irsyad menekankan perlu adanya intervensi yang lebih intens di berbagai wilayah yang diperlukan. Hal ini agar pendidikan dapat meningkat secara keseluruhan.


Strategi Utama Tingkatkan dan Kurangi Kesenjangan Pendidikan

Diskusi Pendidikan Dasar (FOKUS) 2024 di Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Irsyad menyampaikan peningkatan kualitas dan pengurangan kesenjangan itu sangat mungkin dilakukan bila ada kebijakan tepat dan terarah. Terdapat tiga poin yang ditekankan yang juga menjadi bagian dari strategi dalam pengurangan kesenjangan.

"Pertama adalah menyiapkan muridnya, sehingga dia bisa siap belajar dari institusinya dan sebagainya. Yang kedua adalah gurunya. Kita juga perlu menyiapkan gurunya," kata Irsyad.

"Sekarang ini, seorang pendidik mulai terbiasa. Pendidik melakukan pelatihan-pelatihan untuk bisa melakukan pemetaan kualitas muridnya, pencapaian kemampuan muridnya, karakteristik muridnya, sehingga bisa sesuai dengan kebutuhan mereka, selain itu pembelajarannya dan sebagainya," tambah Irsyad. Menurut Irsyad, guru berperan penting, terutama di sekolah-sekolah yang tertinggal dan terkecil. 

"Dan yang terakhir, ini juga tidak kalah penting, adalah bagaimana policy makers, baik di lingkaran pusat, daerah, maupun sekolah, melakukan perencanaan yang berbasis informasi yang tepat dan akurat," kata Irsyad.

Irsyad menyampaikan perjalanan berbasis data menjadi penentu yang penting. Prosesnya meliputi kerja sama dengan pemerintah daerah dan sekolah, serta telah membekali data-data yang relevan.


Menjaga Sinkronisasi Kebijakan untuk Optimalkan Literasi dan Numerasi

Diskusi Pendidikan Dasar (FOKUS) 2024 di Jakarta pada Kamis, 19 Desember 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Didik menyampaikan bahwa untuk menjaga sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dilakukan dengan cara memastikan kebijakan, strategi, indikator, dan target yang ditetapkan. Hal ini menjadi langkah yang diprioritaskan agar program literasi dan numerasi berkelanjutan.

Ia menjelaskan langkah tersebut turut diperkuat melalui Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri dan penerbitan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2024. Instruksi itu menegaskan bahwa seluruh indikator, subjek, dan target yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) juga harus dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 

"Dari pemerintah daerah, kami rasa terus melakukan koordinasi untuk sinkronisasi tersebut, terutama untuk RPJPD dan saat ini RPJMD. Maka keseluruhan indikator yang termuat di dalam RPJPN, dalam hal ini adalah indikator-indikator pendidikan, itu harus diturunkan ke dalam RPJPD dan juga RPJPN, di situ maka akan terjadi sinkronisasi pada aspek kebijakan dan juga indikator," kata Didik.

kurikulum tiap era pemerintahan (liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya