Analis Bitfinex Optimistis Bitcoin Sentuh USD 200.000 pada 2025

Laporan Bitfinex juga menyoroti Bitcoin, yang sekarang menjadi aset global terbesar ketujuh, siap untuk pertumbuhan yang signifikan pada 2025.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Des 2024, 13:00 WIB
Analis Bitfinex memiliki pandangan yang optimistis pada Bitcoin dalam laporan Alpha terbaru.(Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Analis Bitfinex memiliki pandangan yang optimistis pada Bitcoin dalam laporan Alpha terbaru. Para analis Bitfinex mengatakan bahwa Bitcoin didukung oleh permintaan institusional yang kuat dan efek berkelanjutan dari halving pada tahun 2024.

Dengan Btcoin melampaui kapitalisasi pasar USD 2 triliun dan mencapai harga lebih dari USD 100.000 pada 2024, laporan Bitfinex mencatat arus masuk institusional dan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) telah menjadi penting bagi pertumbuhannya. 

"Pandangan kami adalah bahwa setiap koreksi pada tahun 2025 akan tetap ringan, berkat arus masuk institusional,” kata para analis Bitfinex, dikutip dari News.bitcoin.com, Jumat (20/12/2024).

ETF, yang secara kolektif menampung lebih dari 1,13 juta BTC dan telah menarik arus masuk sebesar USD 35,5 miliar, terus memainkan peran dominan dalam mendorong stabilitas dan permintaan pasar, ungkap para analis.

Laporan Bitfinex juga menyoroti Bitcoin, yang sekarang menjadi aset global terbesar ketujuh, siap untuk pertumbuhan yang signifikan pada 2025. 

Analis Bitfinex memproyeksikan kisaran harga Bitcoin dapat mencapai USD 145.000 hingga USD 200.000 pada pertengahan 2025, dengan kondisi yang menguntungkan mendorong harga ke kisaran yang lebih tinggi. "Efek Tahun Halving: Secara historis, tahun-tahun pasca-halving telah menyaksikan reli terkuat," ujar dia.

"Target Siklus: Estimasi harga minimum berada pada USD 145.000 pada pertengahan tahun 2025, berpotensi meningkat hingga USD 200.000 dalam kondisi yang menguntungkan,” ungkap para analis Bitfinex.

Namun, mereka memperingatkan investor agar tetap waspada terhadap potensi volatilitas pada awal 2025 dan memperhatikan tanda-tanda kondisi overbought saat siklus berlangsung.

"Meskipun volatilitas diperkirakan terjadi pada Q1 2025, tren yang lebih luas menunjukkan apresiasi harga lebih lanjut, didukung oleh ETF, adopsi institusional, dan meningkatnya keunggulan Bitcoin sebagai aset global,” bebernya.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Eric Trump Prediksi Bitcoin Lampaui USD 1 Juta Setelah Ayahnya Dilantik

Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Sebelumnya, Eric Trump, putra Presiden terpilih AS Donald Trump, dengan yakin memprediksi harga Bitcoin akan melampaui USD 1 juta per koin. Pernyataan itu ia sampaikan di konferensi Bitcoin MENA, Abu Dhabi, pada 10 Desember 2024.

“Saya percaya pada Bitcoin. Saya sangat mencintai Bitcoin, dan saya sangat bangga bahwa ayah saya berdiri di atas panggung di Nashville, dan dia keluar dan mengatakan bahwa dia akan menjadi presiden Bitcoin," katanya dikutip dari bitcoin.com, Kamis (12/12/2024).

"Dia (Donald Trump) akan menjadi presiden kripto. Dia akan menjadikan Amerika sebagai ibu kota kripto dunia. Dia akan menerapkan regulasi yang cerdas. Dia akan melakukan semua hal yang benar. Saya benar-benar percaya bahwa ini adalah masa depan keuangan,” tambah dia.

Menurut Eric Trump, dirinya sangat bangga bahwa sekarang setelah ayahnya menang, Amerika Serikat (AS) akan memiliki presiden paling pro-kripto sepanjang sejarah.

“Bitcoin sebenarnya terbukti menjadi pelengkap terbesar untuk aset keras yang sangat dicintai keluarga kami. Kelangkaan itu, batasan yang ketat itu, membuatnya sangat berharga, terutama karena aset-aset ini dibeli dalam jumlah miliaran. Itulah sebabnya Anda melihat harganya meroket seperti sekarang ini,” ungkapnya.

“Saya benar-benar percaya dalam beberapa dekade mendatang bahwa ini akan menjadi landasan sistem keuangan global modern,” Eric Trump menjelaskan.

Bitcoin, yang naik 137% tahun ini, sejak itu turun kembali di bawah angka enam digit. Mata uang digital andalan tersebut terakhir terlihat diperdagangkan pada harga sekitar USD 99.808,62, menurut Coin Metrics.


Prediksi Baru, Bitcoin Diramal Sentuh Harga Rp 2,8 Miliar Usai Pemilu AS

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Sebelumnya, perusahaan manajemen aset, VanEck memprediksi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek di tengah sentimen pemilu AS. Kepala Riset Aset Digital VanEck, Matthew Sigel menjelaskan harga Bitcoin berpotensi naik ke level USD 180.000 atau setara Rp 2,8 miliar (asumsi kurs Rp 15.841 per dolar AS).

Sigel menguraikan bagaimana pemilu dapat memicu pergerakan pasar yang menguntungkan Bitcoin. Pertama, ia menyebutkan sikap ramah Donald Trump terhadap kripto sebagai faktor utama. 

Ini mulai terlihat setiap kali Trump melonjak dalam jajak pendapat, Bitcoin mengikutinya, dan Sigel berpendapat hal itu akan terjadi lagi ketika Trump terpilih jadi presiden AS. Sigel juga membandingkan dengan pemilu 2020 ketika Bitcoin mengalami reli pasca-pemilu. 

"Kami melihat pola yang sama persis pada tahun 2020," kata Sigel, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (7/11/2024).

Sige menjelaskan bagaimana harga Bitcoin naik saat pembeli baru memasuki pasar setelah pemilu. Sigel berpikir hal itu akan terjadi lagi pada 2024, terutama jika kekacauan ekonomi dan penurunan peringkat memaksa orang untuk mencari aset alternatif.

Lebih banyak bobot ditambahkan ke perkiraan tersebut saat Sigel menjelaskan Bitcoin dapat mendatangkan pembeli baru ke pasar seperti halnya industri video game yang berupaya memperbarui aset dari generasi ke generasi. 

 


Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Baru di Tengah Momen Pilpres AS 2024

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya, Bitcoin melonjak ke rekor tertinggi dalam karena para investor melihat pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) kemenangan condong ke arah Donald Trump.

Mata uang kripto terbesar di dunia naik lebih dari 7 persen menjadi USD 75.060 atau setara Rp 1,18 miliar (asumsi kurs Rp 15.850 per dolar AS).

Ini melampaui harga puncak bitcoin yang dicapai pada Maret, dengan prospek kembalinya Trump ke Gedung Putih yang terlihat akan membawa garis yang lebih lunak pada regulasi mata uang kripto.

Donald Trump dari Partai Republik memenangkan 15 negara bagian sementara Kamala Harris dari Partai Demokrat memenangkan tujuh negara bagian dan Washington, D.C., menurut proyeksi Edison Research, dan meskipun perlombaan masih terlalu dini untuk diputuskan, pasar keuangan mulai bergerak di sesi Asia untuk memperkirakan kemenangan bagi mantan presiden tersebut.

Kepala investasi di manajer aset mata uang kripto Astronaut Capital, Matthew Dibb  mengatakan pasar mengharapkan perubahan sikap di Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC)  untuk menghilangkan titik kritis bagi inovasi dan spekulasi mata uang kripto.

"Kemenangan Demokrat akan terasa seperti paku di peti mati jangka pendek. Mungkin tidak demikian dalam jangka panjang, tetapi pasar sangat mementingkannya," kata Dibb, dikutip dari Yahoo Finance Rabu (6/11/2024). 

Mata uang kripto yang lebih kecil, Ether, juga melonjak 7,5 persen tetapi pada USD 2.593 masih jauh di bawah titik tertingginya di tahun 2021 sebesar USD 4.867.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya