Dampak Kebijakan The Fed, Bitcoin dan Kripto Lainnya Turun Tajam

Pernyataan dari Ketua Fed, Jerome Powell, semakin memperburuk situasi bagi investor kripto. Powell menegaskan bahwa Fed akan lebih hati-hati dalam mengubah suku bunga.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Des 2024, 06:00 WIB
Harga Bitcoin tercatat turun lebih dari 5% hingga mencapai sekitar USD 98.835 pada tengah hari, sementara aset kripto lainnya juga tertekan. Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin mengalami penurunan tajam pada perdagangan hari Kamis 19 Desember 2024. Bitcoin jatuh di bawah angka psikologis USD 100.000, seiring dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi dan pengurangan pemotongan suku bunga yang diharapkan pada tahun 2025.

Harga Bitcoin tercatat turun lebih dari 5% hingga mencapai sekitar USD 98.835 pada tengah hari, sementara aset kripto lainnya juga tertekan.

Dikutip dari Market Business Insider, Sabtu (21/12/2024), penurunan harga Bitcoin ini terjadi setelah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (Fed) pada Desember yang mengungkapkan rencana agresif mengenai suku bunga.

Meskipun Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, prospek pemotongan suku bunga pada tahun 2025 diperkecil secara signifikan, dengan hanya dua pemotongan yang diproyeksikan, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan empat pemotongan yang sebelumnya diharapkan.

Pernyataan dari Ketua Fed, Jerome Powell, semakin memperburuk situasi bagi investor kripto. Powell menegaskan bahwa Fed akan lebih hati-hati dalam mengubah suku bunga, dengan menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini memperburuk aksi jual di pasar aset berisiko, termasuk kripto.

Sementara saham berusaha pulih setelah penurunan tajam pada hari Rabu, Bitcoin dan sektor kripto lainnya terus mengalami tekanan. Ethereum dan XRP tercatat masing-masing turun lebih dari 4%, dengan total kapitalisasi pasar kripto anjlok hampir 7%, mencapai USD3,41 triliun, menurut data dari CoinMarketCap.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.      

 


Sempat Tembus USD 100.000

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)

Pada awal Desember, Bitcoin sempat menembus angka USD 100.000 untuk pertama kalinya, didorong oleh reli yang dipicu oleh kemenangan pemilihan Donald Trump. Banyak penggemar kripto berharap bahwa pemerintahan Trump akan mendukung pasar dengan regulasi yang lebih longgar dan mendorong pemerintah AS untuk membeli Bitcoin. Namun, proyeksi suku bunga yang lebih ketat kini meredam harapan tersebut.

Kepala investasi di Navellier & Associates Louis Navellier, mencatat bahwa setelah Bitcoin menembus USD108.000 pada Rabu, harga kini merosot ke bawah USD100.000, menambah tekanan pada sektor kripto yang sudah tertekan oleh kondisi pasar ekuitas yang memburuk.

"Setelah menembus USD108K pada hari Rabu, Bitcoin kini telah turun di bawah USD100K. Seluruh sektor kripto telah berada di bawah tekanan setelah kemunduran pasar ekuitas," kata Navellier.

Dengan berkurangnya ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar, para investor kripto kini dihadapkan pada ketidakpastian besar, dan reli harga Bitcoin yang sebelumnya sangat menguntungkan kini menghadapi tantangan yang lebih besar di tahun 2025.


The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps pada Desember 2024

Seperti diketahui, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat. Penurunan suku bunga acuan dalam tiga kali berturut-turut.

Selain itu, the Fed juga mengingatkan pemotongan suku bunga tambahan ke depan. Komite Pasar Terbuka Federal atau the Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman menjadi 4,25 persen-4,5 persen, kembali ke level di mana suku bunga bergerak lebih tinggi pada Desember 2022. Adapun pemangkasan suku bunga itu telah diantisipasi pelaku pasar. Demikian mengutip CNBC, Kamis (19/12/2024).

Meski ada sedikit intrik atas keputusan itu sendiri, pertanyaan utamanya adalah tentang apa yang akan diisyaratkan the Fed tentang niat masa depannya. Seiring inflasi terus bertahan di atas target dan pertumbuhan ekonomi cukup solid, kondisi yang biasanya tidak bertepatan dengan pelonggaran kebijakan.

Seiring pemangkasan suku bunga acuan 25 bps, the Fed beri sinyal kemungkinan besar hanya akan menurunkan suku bunga dua kali lagi pada 2025, menurut matriks dot plot yang diawasi ketat dari masing-masing anggota.

Dengan asumsi kenaikan 25 bps, pejabat mengindikasikan dua pemangkasan suku bunga lagi pada 2026, dan satu lagi pada 2027. Dalam jangka panjang, komite melihat suku bunga dana “netral” pada 3 persen, 0,1 persen lebih tinggi dari pembaruan pada September seiring level itu telah berangsung-angsur naik pada 2024.

"Dengan tindakan hari ini (Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat) kami telah menurunkan suku bunga satu poin persentase penuh dari puncaknya, dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan kurang ketat,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell. 


The Fed Hati-Hati

Oleh karena itu, pihaknya lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut untuk suku bunga.

"Hari ini keputusan yang lebih sulit, tetapi kami memutuskan itu keputusan yang tepat,” Powell menambahkan.

Saham mengalami penurunan tajam setelah pengumuman the Fed, indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.100 poin, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak.

"Kami bergerak cukup cepat untuk sampai di sini, dan saya pkir ke depan jelas kami bergerak lebih lambat,” kata Powell.

Untuk pertemuan kedua berturut-turut, satu anggota FOMC tidak setuju: Presiden Fed Cleveland Beth Hammack ingin Fed mempertahankan suku bunga sebelumnya. Gubernur Michelle Bowman memberikan suara tidak pada November, pertama kalinya seorang gubernur memberikan suara menentang keputusan suku bunga sejak 2005.

Suku bunga dana federal menetapkan biaya yang dibebankan bank satu sama lain untuk pinjaman semalam tetapi juga memengaruhi berbagai utang konsumen antara lain pinjaman mobil, kartu kredit, dan hipotek.

Pernyataan pascapertemuan tidak banyak berubah kecuali perubahan kecil mengenai "tingkat dan waktu" perubahan suku bunga lebih lanjut, sedikit perubahan bahasa dari pertemuan November. Goldman Sachs mengatakan penyesuaian itu "mengisyaratkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat ke depannya."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya