Liputan6.com, Jakarta - SUN Energy resmi menjalin kerjasama strategis dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI). Kolaborasi ini diwujudkan melalui pemberian fasilitas pembiayaan proyek jangka panjang senilai Rp 620 miliar dengan tenor 15 tahun.
Fasilitas pembiayaan ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan proyek energi surya di sektor komersial dan industri (C&I) di Indonesia, termasuk untuk kebutuhan konstruksi serta pemenuhan pendanaan atas proyek-proyek yang telah berjalan. Fasilitas pembiayaan dari PT SMI ini memungkinkan SUN Energy untuk terus memperluas portofolio proyek energi surya di seluruh Indonesia.
Advertisement
Dukungan ini tidak hanya mencakup penyediaan pendanaan konstruksi, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan operasional proyek yang terus berkembang. Direktur Utama SUN Energy, Emmanuel Jefferson Kuesar mengatakan, kerja sama ini adalah langkah besar menuju masa depan yang lebih bersih dan hijau bagi Indonesia.
“Dukungan dari PT SMI memberikan fleksibilitas yang kami butuhkan untuk terus berinovasi dan memperluas portofolio proyek energi surya kami. Sebagai pemimpin di sektor energi surya Indonesia, kami berkomitmen untuk tidak hanya mempertahankan posisi ini tetapi juga terus mendorong standar baru dalam penerapan teknologi surya yang berkelanjutan," kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (20/12/2024).
Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI, Sylvi J. Gani melihat kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk mendukung transformasi energi di Indonesia. PT SMI berkomitmen untuk berperan aktif membantu penanganan krisis iklim, dengan mendorong pemanfaatan energi bersih yang ramah lingkungan. "Kami berharap dapat menggali lebih jauh potensi pembiayaan infrastruktur panel surya lainnya di Indonesia,” kata dia.
Fasilitas pembiayaan dari PT SMI akan berperan penting dalam mempercepat pengembangan proyek energi surya di sektor komersial dan industri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional.
Dengan alokasi dana untuk konstruksi dan penggantian biaya proyek yang telah berjalan, SUN Energy memastikan keberlanjutan pengembangan energi surya di Indonesia. Kerja sama ini mencerminkan visi jangka panjang kedua perusahaan dalam mendorong transformasi energi dan menciptakan dampak lingkungan yang positif.
Austindo Nusantara Jaya dan SUN Energy Kolaborasi Kembangkan Sistem PLTS, Reduksi 422 Ton Karbon
Sebelumnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), yang berlokasi di Jember, Jawa Timur berkolaborasi dengan SUN Energy untuk mengembangkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dipasang di atap pabrik GMIT yang memproduksi edamame berkualitas tinggi.
Sebagai perusahaan pangan berbasis agribisnis yang berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Austindo Nusantara Jaya memiliki visi untuk menjadi perusahaan pangan berbasis agribisnis berkelas dunia yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan alam.
Pada 2030, Perseroan menargetkan untuk mencapai Nol Emisi Karbon, mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen, serta meningkatkan portofolio penggunaan energi terbarukan hingga lebih dari 65 persen pada 2025.
Adapun sistem PLTS Atap yang dipasang di atap gedung GMIT diperkirakan mampu menyuplai 15 persen kapasitas listrik di kawasan operasional, sekaligus mampu mereduksi emisi karbon sebesar 422 ton setiap tahun. Hal ini sejalan dengan komitmen ANJ untuk mengoptimalisasi energi terbarukan dalam mendukung kegiatan operasionalnya.
Direktur Utama GMIT Imam Wahyudi menuturkan, kehadiran sistem PLTS menjadi salah satu implementasi konkret dari strategi untuk mengintegrasikan aspek ESG (Environment Social Governance) ke dalam proses bisnis yang telah dicanangkan oleh perusahaan. Di tengah urgensi perubahan iklim yang saat ini dihadapi, Grup ANJ membuktikan bahwa sektor agribisnis dapat berperan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan, yakni mengoptimalisasi sumber energi terbarukan.
"Melalui kolaborasi ini, kami berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, sekaligus mengurangi biaya energi dalam jangka panjang. Proyeksi penurunan emisi karbon adalah sekitar 422 Ton CO2 setiap tahunnya yang setara dengan 13.122 pohon,” ujar Imam dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/10/2023).
Komitmen serta gagasan yang dicanangkan oleh Grup ANJ disambut baik oleh SUN Energy sebagai perusahaan pengembang PLTS.
Advertisement
Tren Implementasi PLTS
Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson mengatakan, pihaknya melihat peningkatan tren implementasi PLTS khususnya di Jawa Timur. Instalasi PLTS di PT Gading Mas Indonesia Teguh ini turut memperlihatkan bahwa PLTS kian diminati dan dapat bekerja secara efisien di berbagai sektor industri, termasuk sektor agribisnis.
"SUN Energy terus mendorong perusahaan ritel lainnya untuk meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan melalui energi surya sehingga setiap produk yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa diakui sebagai produk yang diproduksi dari sumber energi ramah lingkungan,” kata Dion.
Ke depan, SUN Energy melihat peluang besar bagi pemerintah dan para pelaku industri untuk dapat mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan sumber energi terbarukan dan produk ramah lingkungan melalui simbol atau ikon pada label pangan produk kemasan. Misalnya, ikon daur ulang, tempat sampah, sertifikasi, yang menjelaskan informasi dasar mengenai kualitas, keberlanjutan, dan cara menggunakannya.
"Jika masyarakat terbiasa melihat ikon energi ramah lingkungan, masyarakat jadi lebih familiar dengan pemanfaatan energi surya. Kami juga berharap masyarakat dapat mengapresiasi produk ramah lingkungan serta mengajak lebih banyak orang untuk peduli lingkungan,” tandasnya.