Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengungkap alasan negaranya memberikan suaka kepada Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Ia menyebut, bahwa atas dasar kemanusiaan yang menjadi alasan Rusia memberikan suaka kepada Assad.
Advertisement
"Keputusan pemerintah Rusia untuk memberinya suaka, atas alasan kemanusiaan. Di negara saya, secara politik dan kemanusiaan itu adalah keputusan yang sangat baik dan benar," kata Dubes Sergei Tolchenov dalam press briefing bersama awak media di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
"Itulah sebabnya, biarlah sejarah dan orang-orang Suriah menghargai apa yang ada di bawah pemerintahannya. Semuanya baik atau semuanya negatif, tetapi mereka yang menjadi mitra kita dan berada di pihak kita."
Sebelumnya, para pemberontak Suriah mengumumkan keberhasilan mereka menggulingkan Presiden Bashar al-Assad setelah merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12).
Kemenangan ini memaksa Assad melarikan diri, yang sekaligus mengakhiri kekuasaan keluarga Assad yang telah berlangsung setengah abad.
Kejatuhan Assad terjadi setelah lebih dari 13 tahun perang saudara di Suriah, sebuah peristiwa yang menjadi momen penting dalam sejarah politik Timur Tengah. Pencapaian pemberontak memberikan pukulan besar terhadap pengaruh Rusia dan Iran di Suriah, dua sekutu yang mendukung Assad selama periode kritis dalam konflik tersebut.
Menurut kantor berita Rusia, Assad dan keluarganya tiba di Rusia dan diberikan suaka oleh otoritas Rusia.
Rusia Dukung Solusi Politik di Suriah
Kantor berita Interfax mengutip sumber Kremlin yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, "Presiden Assad dari Suriah beserta keluarganya telah tiba di Moskow. Rusia telah memberikan suaka kepada mereka (dia dan keluarganya) atas dasar kemanusiaan."
Interfax mengutip sumber Kremlin yang sama menyebutkan bahwa Rusia mendukung solusi politik atas krisis di Suriah, di mana negosiasi harus dilanjutkan di bawah naungan PBB.
Keberadaan Assad di Rusia turut dilaporkan oleh dua kantor berita Rusia lainnya, RIA Novosti dan TASS, dengan pernyataan serupa.
Sementara itu, Presiden Joe Biden menyatakan pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat (AS) akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah untuk memanfaatkan kesempatan ini dan mengelola risikonya.
Advertisement