Kaleidoskop Regional 2024: Pesta Mewah Crazy Rich Palembang hingga ABG 13 Tahun Diperkosa 8 Pria

Tiba saatnya untuk menengok kembali, mengambil sedikit pelajaran dari perjalanan yang sudah dilalui sepanjang 2024.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 21 Des 2024, 07:00 WIB
Pesta ulang tahun ke-17 Tali Kasih, crazy rich Palembang dimeriahkan dengan kado mobil mewah seharga miliaran rupiah (Dok. tangkapan layar TikTok @talikasih_ / Nefri Inge)

 

Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa sudah di penghujung 2024, banyak kenangan dan peristiwa yang terjadi terekam di kanal berita Liputan6.com. Tiba saatnya untuk menengok kembali, mengambil sedikit pelajaran dari perjalanan yang sudah dilalui. Tahun 2024 penuh dinamika, dari tahun politik hingga berbagai bencana dan peristiwa terjadi di berbagai daerah di Indonesia. 

Tahun 2024 menjadi tahun kemajuan yang luar biasa dalam kecerdasan buatan dan energi terbarukan, membawa perubahan signifikan dalam industri dan kehidupan sehari-hari. Sementara itu, di ranah sosial dan politik, berbagai gerakan dan kebijakan baru muncul sebagai respons terhadap tantangan global, seperti perubahan iklim dan ketidaksetaraan sosial.

Melalui kaleidoskop Regional Liputan6.com ini, mari telusuri kembali 6 momen penting sepanjang tahun 2024, yang memberikan pelajaran berharga dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

 


1. Pesta Mewah Crazy Rich Palembang

Pesta ulang tahun ke-17 Tali Kasih, yang disebut-sebut sebagai crazy rich Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) heboh di media sosial (medsos).

Menggunakan gaun merah keemasan, Tali Kasih juga mendapat hadiah mewah dari kedua orangtuanya, Nedi Sewiran dan Titin yatu Toyota Supra GR berwarna merah, yang ditaksir seharga lebih dari Rp2 miliar.

Pesta ultah siswi SMAN 4 Palembang tersebut, digelar di The Sultan Convention Center Palembang, pada tanggal 2 Februari 2024 lalu.

Video ultah Tali Kasih dipostingnya sendiri di akun TikTok pribadinya @talikasih_, yang bikin warganet berdecak kagum karena kemewahan acara tersebut.

Tak hanya pestanya saja yang mewah, kediaman Tali Kasih juga terlihat megah di Jalan D.I Pandjaitan Lorong Jama-Jama Plaju Seberang Ulu (SU) II Palembang Sumsel.

Rumah dua tingkat dengan warna keemasan, begitu mencolok dibandingkan deretan rumah-rumah tetangga sekitarnya.

Joni, salah satu tetangganya berujar, rumah crazy rich Palembang tersebut dibangun sekitar 10 tahun lalu, saat keluarga Tali Kasih pindah dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) ke Kota Palembang.

“Rumahnya langsung dibangun megah seperti ini. Memang di sini terkenal sebagai keluarga berada,” ucapnya, Minggu (4/2/2024).

Dia sempat mendapat undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun Tali Kasih, di The Sultan Convention Center Palembang, tanggal 2 Februari 2024 lalu. Namun dirinya memilih untuk tidak datang ke acara tersebut.

Walau tidak dijelaskan secara detail alasannya absen dalam acara pesta tersebut, Joni menceritakan kenapa dirinya diundang.

“Orangtua Tali Kasih meminjam rumah untuk tempat tinggal sementara keluarganya dari OKI Sumsel, karena mau hadir di pesta ultah itu, makanya saya diundang,” ujarnya.


2. Banjir Bandang Jalan Braga Bandung

Jalan Braga yang menjadi ikon Kota Bandung ditutup sementara akibat banjir bandang yang menerjang permukiman warga di kawasan itu. Penutupan jalan dilakukan untuk mempermudah proses evakuasi warga yang terdampak banjir.

Kawasan elite ciri khas Kota Bandung ini terendam air limpasan Sungai Cikapundung yang mengalami peningkatan debit bercampur lumpur saat turun hujan berintensitas sedang menuju tinggi usai tengah hari hingga menjelang petang.

Dedi, warga Kelurahan Braga, Kota Bandung, mengatakan diperkirakan air dari Sungai Cikapundung meluap akibat hujan lebat yang turun di Kawasan Bandung Utara.

"Sungai Cikapundung besar mungkin hujan di Lembang besar juga jadi meluap. Ditambah ada yang jebol rumah warga sehingga air masuk," kata Dedi, Kamis (11/1/2024).

Posisi permukiman warga di Kelurahan Braga yang tepat berada di bawah bantaran Sungai Cikapundung langsung terlimpas air banjir. Pada saat air meluap, banyak warga yang memiliki kendaraan terendam karena limpasan air datang tiba-tiba.

Beberapa warga sempat mengevakuasi kendaraan sepeda motor untuk dinaikan ke posisi yang lebih tinggi. Beberapa orang sempat terjebak saat banjir bandang terjadi.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat bersama relawan kebencanaan melakukan evakuasi awal untuk kendaraan dan warga yang terkepung banjir.

Pada pukul 17.50 WIB bantuan pertolongan datang dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.


3. Buya Syakur Yasin Tutup Usia

Kabar duka datang dari Cirebon, KH Syakur Yasin atau yang akrab disapa Buya Syakur pimpinan Pondok Pensantren Candanginggan Indramayu meninggal dunia, Rabu dini hari (17/1/2024), pukul 02.00 WIB. Buya Syakur dikabarkan meninggal dunia di RS Mitra Plumbon, Cirebon, Jawa Barat, dalam usia 75 tahun.

"Innalillahi wainna ilaihri raaji’un. Sampun kapundut dateng kersane Gusti Allah. KH Buya Syakur Yasin Cadangpinggan. Mugi Husnul Khatimah," begitu tulis kabar dari Whatsapp yang beredar.

Sosok ulama kharismatik asal Indramayu tersebut lahir di Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang, pada 1948. Pengajiannya kerap diikuti masyarakat lintas kalangan, baik secara tatap muka langsung di pesantren asuhannya, Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kertasemaya, Indramayu, maupun secara online di kanal Youtubenya.

Pendidikan Buya Syakur ditempuh belasan tahun di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. Setelah itu, ia dikirim untuk belajar di sejumlah negara di Timur Tengah, mulai dari Irak, Suriah, Libya, Tunisia, hingga Mesir. Bahkan, sebelum kembali ke tanah air, Buya Syakur juga sempat menempuh pendidikan di Oxford, Inggris.


4. Penangkapan Pegi Setiawan

Penangkapan Pegi Setiawan, DPO kasus pembunuhan Eky dan Vina Cirebon menuai kekecewaan dan tanda tanya. Orang tua memastikan polisi salah tangkap.

Kartini, orang tua Pegi mengaku sempat menemani sang anak saat ditangkap polisi. Kartini mengaku bingung karena sang anak merasa tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.

"Saat saya mau pulang saya bilang sabar nang ini ujian kamu. Saya sempat nanya kamu melakukan gak? Gak mah Demi Allah demi Rasulullah, saya itu niat mencari nafkah buat adik-adik saya ngapain saya ikut-ikutan kaya gitu," tutur Kartini seraya mengingat perbincangannya bersama anak sebelum pulang ke Cirebon, Kamis (23/5/2024).

Sembari berupaya menahan sedih melihat sang anak sedang diuji. Kartini terus mensuport Pegi Setiawan untuk bertahan pada pendiriannya jika tak melakukan pembunuhan.

Kartini pun mengaku yakin, sang anak tidak melakukan perbuatan pembunuhan Vina dan Eky. Dalam percakapannya, kata Kartini, sang anak memohon doa dan minta maaf kepada orang tuanya.

"Yaudah mah ini sih Pegi lagi dikasusin. Ini tuh setelah mamah pulang barangkali ga ada umur minta maaf ke mamah dan bapak. Pegi biarin jadi tumbal orang penting, orang pejabat, Pegi kan tidak melakukan apa-apa, seandainya pegi mati juga mati sahid," kata Pegi yang dituturkan oleh Kartini.

Mendengar perkataan sang anak, Kartini sempat terdiam kemudian memberi dukungan moril penuh kepada Pegi.

"Hati saya sebagai ibu terenyuh, saya kemudian bilang jangan gitu nang Insya Allah gusti Allah maha tahu, nanti kamu akan bebas entah kapan yang penting sabar kalau iya tidak melakukan itu biar kamu dicecer suruh ngaku otomatis omongan kamu tetap bilang tidak walaupun sampai bonyok sampai mati," kata Kartini kepada Pegi.

 


5. Heboh Selat Muria

Selat Muria merupakan wilayah laut yang dahulunya pernah memisahkan daratan Jawa dengan Gunung Muria. Gunung tersebut merupakan gunung bertipe stratovolcano yang berada di pantai utara Jawa Tengah.

Dahulu Gunung Muria merupakan pulau hingga abad ke-17, wilayah perairannya berubah menjadi daratan karena endapan fluvio-marin. Daratan tersebut kini menjadi wilayah Kabupaten Kudus, Grobogan, Pati, dan Rembang.

Melalui laporan pada tahun 1657 menyebutkan, bahwa endapan fluvial dari sungai-sungai yang bermuara ke Selat Muria mengakibatkan pendangkalan. Diketahui sungai-sungai tersebut adalah Kali Serang, Sungai Tuntang, dan Sungai Lusi.

Ketika Selat Muria masih ada, jalurnya sering digunakan sebagai jalur transportasi dan tempat perdagangan yang ramai dilalui. Selat ini menghubungkan masyarakat Jawa Kuna dengan masyarakat pulau-pulau lain.

Melansir dari Merdeka, bukti Selat Muria pernah ada terbukti dengan adanya penemuan fosil hewan laut di Situs Purbakala Patiayam, Kudus. Selat ini juga pernah menjadikan kota Demak sebagai kota pelabuhan yang ramai.

Kawasan sekitar selat tersebut juga terdapat beberapa pelabuhan kecil, tetapi karena adanya konflik politik membuat komoditas yang berasal dari daerah sekitar Selat Muria beralih menuju ke Pelabuhan Sunda Kelapa. 

Namun, karena adanya sedimentasi dan pendangkalan, wilayah tersebut perlahan berubah menjadi daratan sampai saat ini.


6. ABG 13 Tahun Diperkosa 8 Pria

Sebanyak 8 orang pria ditetapkan sebagai tersangka pelaku pencabulan pemerkosaan terhadap seorang korban ABG perempuan berusia 13 tahun, di Kabupaten Sukabumi. Tujuh pelaku masih di bawah umur dan menjadikannya sebagai Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Sedangkan satu pelaku pemuda berusia 19 tahun.

Peristiwa pemerkosaan itu terjadi pada 23 Februari 2024 lalu. Bermula saat korban mengunggah sebuah status bertuliskan ‘ingin jalan-jalan’. 

"Berawal bermula dari unggahan status di media sosial yang menyatakan bahwa yang bersangkutan ingin berjalan-jalan di area wilayah Kabupaten Sukabumi dan unggahan status tersebut akhirnya dikomen oleh salah satu orang tersangka ABH umur 16 tahun yang mana menyatakan siap untuk mengajak mendampingi korban ini untuk berjalan-jalan," kata Wakapolres Sukabumi Kompol Rizka Fadhila, Kamis (2/5/2024). 

Akhirnya dengan waktu yang telah disepakati, korban dijemput oleh pelaku. Namun tidak langsung diajak jalan-jalan, melainkan korban ini diajak ke salah satu kosan dan berkumpul dengan pelaku lainnya. 

"Di dalam kediaman tersebut mereka ngobrol dan sambil diselingi dengan minum-minuman keras akhirnya mabuk. Kemudian korban ini diajak ataupun dilakukan upaya pencabulan dan persetubuhan di salah satu kamar di kediaman tersebut," jelasnya.

Dalam kondisi tak berdaya, korban pun diperdaya oleh ABH pertama. Tindakannya itu lalu diikuti oleh pelaku lainnya.  

"Kawan-kawan yang lain itu tertarik untuk mengikuti akhirnya mengikuti jejaknya sehingga ke-8 orang yang ada di kediaman tersebut secara bergiliran itu melakukan tindak pidana persetubuhan ataupun pencabulan terhadap korban," terang dia.

Lebih lanjut, korban kemudian menceritakan peristiwa yang dialaminya itu kepada keluarga. Sampai akhirnya melaporkan kepada pihak kepolisian. 

"Pihak Kepolisian unit PPA berhasil mengamankan 8 orang mana 8 orang tersangka ini satu sudah dewasa dan tujuh status masih anak dan penanganan kasusnya untuk yang anak ini sudah dilimpahkan ke tahap kejaksaan," sambung dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya