Wall Street Melejit Usai Inflasi AS Melambat

Wall street menguat pada Jumat, 20 Desember 2024. Akan tetapi, selama sepekan tiga indeks acuan di wall street melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Des 2024, 07:58 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024. (Foto:Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024. Indeks Dow Jones melompat setelah menutup pekan yang sulit seiring indeks sempat anjlok 1.100 poin dalam satu hari.

Indeks Dow Jones mampu menguat didukung beberapa data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan membantu memicu pemulihan sesi itu.

Mengutip CNBC, Sabtu (21/12/2024), indeks Dow Jones menguat 498,02 poin atau 1,18 persen menjadi 42.840,26. Indeks S&P 500 menguat 1,09 persen ke posisi 5.930,85. Indeks Nasdaq bertambah 1,03 persen dan ditutup ke posisi 19.572,60.

Adapun pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada November, metrik inflasi pilihan the Federal Reserve meningkat 2,4 persen dari tahun ke tahun.

Angka itu sedikit lebih rendah dari yang diharapkan ekonom dan membantu meredakan sebagian sentimen negatif yang muncul awal pekan ini. Hal itu saat the Fed mengatakan akan memangkas pemangkasan suku bunga ke depan sebagian karena inflasi yang tetap tinggi.

Seluruh sektor saham di indeks S&P 500 tetap tinggi dengan sektor real estate dan teknologi informasi mencatat penguatan terbesar. Hanya 53 saham dalam indeks pasar yang ditutup lebih rendah pada Jumat pekan ini.

Kepada CNBC, Presiden Chicago the Fed Austan Goolsbee mengungkapkan kegembiraannya seiring rilis inflasi pada Jumat pekan ini. Ia melihat suku bunga masih dapat turun tahun depan meski bank sentral bersikap hati-hati.

"Kita masih berada di jalur untuk mencapai 2% dan setidaknya untuk bulan baru ini Anda tidak ingin terlalu banyak memanfaatkan satu bulan, tetapi saya berharap ini menunjukkan bahwa penguatan selama beberapa bulan lebih merupakan sebuah perubahan arah daripada perubahan arah,” kata Goolsbee.


Kinerja Wall Street Sepekan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Indeks-indeks utama melonjak dalam perdagangan intraday menyusul komentarnya.Itu adalah akhir yang positif untuk minggu yang penuh gejolak. Selama sesi perdagangan Kamis, indeks Dow naik tipis 15 poin dan mengakhiri penurunan 10 hari berturut-turut, yang terpanjang sejak 1974.

Kenaikan kecil itu terjadi sehari setelah Dow anjlok 1.100 poin pada hari Rabu. Indikasi Fed tentang hanya dua kali pemangkasan tahun depan, alih-alih empat kali seperti yang diperkirakan semula, merupakan katalisator penurunan tersebut.

"Hari ini telah menenangkan banyak orang," kata Direktur Pelaksana  R.J. O'Brien and Associates, Tom Fitzpatrick.

"[Sangat] tidak mungkin kita mendapatkan katalis penurunan sekarang menjelang Natal dan Tahun Baru, jadi [pergerakan] beberapa hari terakhir bisa sedikit mereda,” ia menambahkan.

Bahkan ketika rata-rata utama melonjak pada Jumat, tiga indeks saham acuan membukukan kerugian pada minggu ini. Indeks Dow turun hampir 2,3 persen, mencatat minggu penurunan ketiga berturut-turut. Indeks S&P 500 turun hampir 2 persen minggu ini, sementara indeks Nasdaq Composite turun sekitar 1,8 persen.

Di sisi lain, tindakan DPR Republik yang didukung Trump untuk mendanai pemerintah selama tiga bulan dan mencegah penutupan pemerintah gagal pada hari Kamis. Tanpa kesepakatan, penutupan sebagian dijadwalkan akan dimulai pada Jumat malam.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya