Jadi Salah Satu Penyebab Disabilitas dan Kematian Terbanyak, Stroke Iskemik Sebetulnya Bisa Dicegah dengan Cara Ini

Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah di otak dan dapat memicu disfungsi motorik, termasuk paresis atau kelemahan otot.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Des 2024, 11:11 WIB
Jadi Salah Satu Penyebab Disabilitas dan Kematian Terbanyak, Stroke Iskemik Sebetulnya Bisa Dicegah dengan Cara Ini ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Stroke iskemik adalah salah satu penyebab terbanyak disabilitas dan kematian. Stroke iskemik merupakan jenis stroke dengan prevalensi terbanyak, yaitu 75 hingga 85 persen dari semua jenis stroke.

Stroke ini disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah di otak dan dapat memicu disfungsi motorik, termasuk paresis atau kelemahan otot.

Stroke iskemik terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otak menyempit atau tersumbat. Sumbatan ini disebabkan adanya pembekuan darah atau aliran darah yang menurun drastis,” tulis dokter spesialis bedah saraf RS EMC Pulomas, Abrar Arham, di laman resmi EMC, dikutip Sabtu (21/12/2024).

Masalah ini juga dapat disebabkan oleh potongan-potongan plak akibat aterosklerosis yang pecah sehingga menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah.

Abrar menambahkan, ada dua jenis stroke iskemik yang rentan terjadi, yaitu trombotik dan emboli. Stroke trombotik terjadi saat gumpalan darah terbentuk di salah satu arteri yang memasok darah ke otak. Gumpalan tersebut melewati aliran darah dan tersangkut sehingga menghalangi aliran darah.

Sedangkan, stroke emboli terjadi saat gumpalan darah atau kotoran lain terbentuk di bagian tubuh lain, kemudian pindah ke otak.

Gejala utama stroke iskemik adalah:

  • Mati rasa atau salah satu sisi tubuh terasa lemah.
  • Mendadak bingung dan sulit berbicara atau memahami.
  • Hilang koordinasi atau keseimbangan.
  • Kelumpuhan wajah atau paralisis.

Perlu Penanganan Cepat

Ketika seseorang terkena stroke iskemik dokter harus sesegera mungkin untuk memulihkan aliran darah ke otak.

Penanganan yang paling utama untuk dilakukan adalah pemberian obat yang dapat memecah gumpalan dan harus diberikan dalam kurun waktu 4,5 jam sejak gejala awal dirasakan melalui intravena.

“Semakin cepat obat diberikan, semakin baik penanganannya. Perawatan cepat tidak hanya dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup, tetapi juga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi,” jelas Abrar.


Bagaimana Cara Mencegah Stroke Iskemik?

Metode lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan bekuan dengan stent retriever. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat yang terpasang dengan kateter untuk mengeluarkan gumpalan dari pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan di otak.

Prosedur ini sangat bermanfaat jika ditemukan gumpalan besar yang tidak dapat larut seutuhnya dengan obat.

Stroke iskemik bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dan rutin memeriksakan diri bila menderita riwayat penyakit tertentu.

Selain itu, cara pencegahan stroke iskemik sama dengan upaya mencegah penyakit jantung, seperti:

  • Tidak merokok;
  • mempertahankan berat badan ideal;
  • mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah agar tetap normal;
  • memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan;
  • berolahraga secara rutin, selama minimal 30 menit setiap hari;
  • tidak mengonsumsi minuman beralkohol;
  • mengelola stres dengan latihan pernapasan dan relaksasi, seperti yoga.

Stroke Bisa Picu Disabilitas Netra

Dalam keterangan lain, dokter spesialis saraf Dodik Tugasworo mengatakan bahwa stroke tak hanya bisa picu disabilitas fisik, tapi juga dapat membuat pandangan buram hingga disabilitas netra.

“Mengenai kebutaan, stroke itu gejala klinisnya tergantung di mana dia kenanya. Apakah di daerah mata, daerah bicara, tangan kaki, itu otak kita sudah dipeta-petakan. Jadi kalau terkena di pembuluh darah mata, maka mata akan bisa buta atau buram,” kata Dodik menjawab pertanyaan Disabilitas Liputan6.com dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, Jumat (25/10/2024).

Dodik menambahkan, disabilitas yang dipicu stroke tak hanya bisa dialami orang lanjut usia (lansia) tapi juga usia muda.

“Ya bisa, jadi disabilitas itu bisa dialami oleh siapa saja dan disabilitas itu tergantung di mana lokasi stroke terjadi, tapi itu bisa kita atasi asal kita makin cepat datang ke rumah sakit. Semakin cepat kita ke rumah sakit inshaAllah disabilitas itu bisa kita kurangi bahkan bisa tidak terjadi,” ujar Dodik.

Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya