Liputan6.com, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) terus membuka kesempatan bagi investor untuk terlibat dalam pembangunan IKN. Demi memuluskan target Presiden Prabowo Subianto, yang berencana mulai berkantor di ibu kota baru pada 17 Agustus 2028.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, demi menuntaskan target penyelesaian Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN pada 2028, tersedia sebanyak 490 persil lahan atau bidang tanah sebagai peluang investasi.
Advertisement
"Saya sampaikan, sampai 2028 kita masih punya lahan, karena investasi ini invest di lahan yang utama. Lahan ini kemudian mereka bangun, ini ada 490 persil. Itu terdiri dari macam-macam," ujar Agung di Kantor Otorita IKN Nusantara, Kalimantan Timur, dikutip Sabtu (21/12/2024).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 bidang tanah diperuntukan bagi UMKM. Dengan rincian, 66 persil merupakan Hak Pengelolaan (HPL) OIKN, dan 33 Persil masih tersedia bagi swasta murni.
"Ada yang ukuran kecil, sekitar 1-2 ha ke bawah. Ini bisa diraih oleh UMKM. Jadi investasi di IKN ini terbuka untuk semua, UMKM juga bisa dengan skala kecil-kecil," terang dia.
Selain itu, ada pula 126 persil lahan peluang investasi swasta murni. Itu bisa dibangun untuk hunian vertikal, kantor swasta, komersial niaga, hingga fasilitas umum seperti tempat ibadah dan sekolah.
"Masih ada juga yang lain, 126 (persil) ini yang lainnya yang juga mungkin tidak hanya berupa komersial, tapi ini bisa dilakukan investasi swasta murni, karena ada sekolah di situ, fasilitas kesehatan, masjid, dan macam-macam," ujar dia.
265 Bidang Tanah
Kemudian, tersedia 265 bidang tanah yang potensial untuk dilakukan kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha (KPBU) untuk sektor hunian dan sumbangan.
"Terakhir, ada 265 persil, ini untuk yang sifatnya membangun hunian dengan yang sifatnya KPBU. Jadi enggak murni investasi swasta, tapi pemerintah akan chip in juga, akan share risiko," kata Agung.
Berdasarkan data tersebut, Agung meyakini kucuran investasi akan terus masuk ke proyek IKN. Terlebih, ia pun menjanjikan harga tanah yang masih sangat murah untuk para investor, berkisar antara Rp 100-800 ribu per meter persegi.
"Dan kita yakin sampai 2028 ini akan laku. Kalau enggak saya selalu bilang nih, mereka semua berbondong-bondong karena saya katakan, Senin harga naik kalau enggak . Saya yakin ini akan menarik, dan sudah ngantre nih (para investor)," tuturnya.
Advertisement
China Bakal Jadi 'Raja' Investasi di IKN
Sebelumnya, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melaporkan, ketertarikan investor asing untuk menanamkan modalnya di proyek IKN sangat besar. Bahkan, total potensi investasinya bisa mencapai Rp 1.042,21 triliun.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, saat ini sudah masuk 531 surat pernyataan minat atau Letter of Intent (LoI) untuk berinvestasi di IKN. Mayoritas memang masih berasal dari investor dalam negeri.
"Kalau dilihat dari situs investara.ikn.go.id, kita bisa melihat, dari 531 LoI, 329-nya yang domestik, 202 investasi luar negeri," ujar Agung di Kantor Otorita IKN di Nusantara, Kalimantan Timur, Jumat (20/12/2024).
Meskipun secara jumlah lebih dominan, namun potensi investasi dalam negeri masih kalah besar dibanding investasi asing. Adapun dari 329 LoI yang masuk, potensi investasi dalam negeri sekitar Rp 461,78 triliun.
Sementara dari 202 LoI investasi asing yang masuk ke OIKN, proyeksi nilainya bisa mencapai Rp 580,43 triliun. "Jadi potensi totalnya (dalam dan luar negeri) sekitar Rp 1.042,21 triliun," sambung Agung.
Investasi China Paling Dominan
Adapun minat investasi asing itu datang dari banyak negara. China jadi yang paling banyak dengan 35 LoI, dengan potensi investasi mencapai Rp 112,54 triliun. Disusul Singapura dengan 30 LoI (Rp 5,92 triliun), dan Malaysia dengan 26 LoI (Rp 74,45 triliun).
Namun, potensi dari ketiga negara tersebut masih kalah dibanding minat investasi Amerika Serikat (AS) ke IKN. Meskipun hanya mengirimkan 10 LoI, proyeksi nilai investasi yang bisa dihimpun mencapai Rp 247 triliun.
Negara-negara lain yang telah mengutarakan minatnya terhadap IKN, antara lain, Korea Selatan dengan 18 LoI (Rp 98,49 triliun), Austria dengan 3 LoI (Rp 18,98 triliun), Uni Emirat Arab 5 LoI (Rp 3,3 triliun).
Ketertarikan investasi juga datang dari negara-negara Uni Eropa dan Brittania Raya. Sebut saja Belanda dengan 3 LoI (Rp 0,1 triliun), Inggris dengan 5 LoI (Rp 0,3 triliun), Perancis dengan 3 LoI (Rp 2,75 triliun), Jerman dengan 5 LoI (Rp 0,53 triliun), hingga Rusia dengan 1 LoI (Rp 0,8 triliun).
Advertisement