IHSG Anjlok 4,65 Persen pada 16-20 Desember 2024, Ada Apa?

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 4,65 persen ke posisi 6.983,86. Koreksi IHSG pekan ini lebih besar dibandingkan pekan lalu.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Des 2024, 15:00 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 16-20 Desember 2024. Sentimen global dinilai menekan IHSG. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 16-20 Desember 2024. Sentimen global dinilai menekan IHSG.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (21/12/2024), IHSG merosot 4,65 persen ke posisi 6.983,86.Koreksi IHSG pekan ini lebih besar dibandingkan pekan lalu. Pada pekan lalu, IHSG susut 0,79 persen menjadi 7.324,78.

Kapitalisasi pasar terpangkas 3,28 persen menjadi Rp 12.191 triliun pada 16-20 Desember 2024 dari pekan lalu Rp 12.604 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 12,71 persen menjadi 1,08 juta kali transaksi dari pekan lalu di posisi 1,24 juta kali transaksi.

Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 39,36 persen menjadi Rp 12,25 triliun dari Rp 20,19 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 17,71 persen menjadi 19,19 miliar saham dari 23,32 miliar saham.

Investor asing juga masih melakukan aksi jual saham yang mencapai Rp 4,08 triliun selama sepekan. Aksi jual saham oleh investor asing ini lebih besar dari pekan lalu di posisi Rp 2,70 triliun.

Pada pekan ini, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham bahan baku atau basic material mencatat koreksi terbesar dengan turun 8,21 persen. Sektor saham energi merosot 4,71 persen, sektor saham industri susut 5,54 persen, sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 4,27 persen dan sektor saham consumer siklikal melemah 4,82 persen.

Lalu sektor saham perawatan kesehatan merosot 4,76 persen, sektor saham keuangan turun 4,24 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 6,14 persen, sektor saham teknologi turun 5,63 persen. Lalu sektor saham infrastruktur terpangkas 3,04 persen dan sektor saham transportasi merosot 5,15 persen.

Analis dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menuturkan,ada sejumlah sentimen yang membebani IHSG pekan ini. Dari sentimen dalam negeri belum ada yang membuat IHSG menguat. Apalagi kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.

“Meski diiringi kebijakan insentif dan support, keraguan pasar wajar terjadi saat awal pemerintahan ini. Secara moneter, BI fokus stabilisasikan rupiah,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 


Kata Analis

Pekerja melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terbaru, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan 6 persen usai gelar pertemuan dua hari pada 17-18 Desember 2024. Wahyu menilai, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian ekonomi global. Hal ini akibat arah kebijakan Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.

“Yang paling signifikan justri dari sentimen global. IHSG biasanya diuntungkan oleh krisis atau pelemahan wall street. Saat wall street merona hijau, wajar arus modal tertarik kembali ke wall street,” kata dia.

Selain itu terkait Presiden Terpilih Donald Trump, ia menuturkan, pasar keuangan AS memuncak dengan dolar AS naik tajam dan wall street melesat. “Bahkan kripto menjadi sangat diuntungkan karena Donald Trump dan Elon Musk memang pro kripto,” ujar dia.

Ia menambahkan, ketika wall street terbang, IHSG dan bursa negara berkembang tertekan. Selain itu, the Federal Reserve (the Fed), menurut Wahyu mempertegas ketakutan investor Asia dan domestik. Meski the Fed pangkas suku bunga acuan 25 basis poin atau bps menjadi 4,25 persen-4,5 persen pada Desember 2024, tetapi pemangkasan suku bunga hanya 50 bps pada 2025. “The Fed lebih hawkish. 90 persen kemungkinan suku bunga the Fed tidak berubah pada Januari, dan prospek ekonomi AS lebih kuat, dan inflasi lebih tinggi,” ujar dia.

“Pasca FOMC, juga diikuti anjloknya wall street, dan ini menjadi indikasi manja-nya pasar minta bantuan the Fed pada akhirnya. Jadi masih perlu waktu dan konfirmasi diperlukan pada FOMC berikutnya pada 2025. Dengan dukungan data terbaru terkait pasar tenaga kerja dan inflasi AS,” ia menambahkan.


Pencatatan Obligasi dan Saham

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada pekan ini, terdapat pencatatan perdana obligasi dan saham. Obligasi Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Petrosea Tahap I Tahun 2024 yang diterbitkan oleh PT Petrosea Tbk mulai dicatatkan di BEI pada Senin, 16 Desember 2024.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi dan sukuk ini masing – masing adalah idA+ (Single A Plus) dan idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Wali Amanat dari emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2024 adalah 140 emisi dari 68 emiten senilai Rp139,16 triliun. Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 600 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp483,16 triliun dan USD86,0163 juta, yang diterbitkan oleh 133 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 190 seri dengan nilai nominal Rp6.114,41 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 8 emisi EBA dengan nilai Rp2,70 triliun.

Pada Kamis, 19 Desember 2024, PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) mulai mencatatkan saham perdananya di Papan Utama BEI. MDIY merupakan perusahaan ke-41 yang tercatat di BEI pada tahun 2024. MDIY bergerak pada sektor Barang Konsumen Non-Primer dengan subindustri Ritel Barang Rumah Tangga.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya