Siapa Ahli Ibadah yang Pahalanya Habis di Hari Kiamat? Buya Yahya dan Ustadz Khalid Ungkap Golongannya

Di hari kiamat nanti akan ada golongan ahli ibadah yang ‘bangkrut’. Amalan yang dikerjakan oleh mereka sia-sia karena perbuatannya sendiri. Bisa dikatakan, pahala dari amalan yang pernah mereka kerjakan habis.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 23 Des 2024, 03:30 WIB
Kolase foto Buya Yahya dan Ustadz Khalid Basalamah. (Instagram.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah menjadi bagian rutinitas harian seorang muslim. Ibadah tidak hanya puasa atau sholat, tapi berbuat baik kepada orang lain juga termasuk ibadah dalam agama Islam.

Ketika masih hidup di dunia, muslim sudah seharusnya meningkatkan aktivitas ibadah. Amalan yang dilakukan hari ini akan menjadi tabungan untuk di akhirat kelak.

Orang yang rajin melakukan amal saleh dan selalu menjaga ketaatannya kepada Allah SWT disebut juga dengan ahli ibadah. Ahli ibadah sejatinya akan memetik hasilnya di hari kiamat nanti. 

Namun, di hari kiamat nanti akan ada golongan ahli ibadah yang ‘bangkrut’. Amalan yang dikerjakan oleh mereka sia-sia karena perbuatannya sendiri. Bisa dikatakan, pahala dari amalan yang pernah mereka kerjakan habis.

Lantas, siapakah ahli ibadah yang ‘bangkrut’ alias pahalanya habis di hari kiamat? Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya dan Ustadz Khalid Basalamah mengungkap golongan dan penyebabnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penjelasan Buya Yahya

Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)

Buya Yahya mengatakan, orang yang rajin ibadah tapi ‘bangkrut’ di hari kiamat disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim. 

“Nabi Muhammad bertanya, tahukah kamu siapakah orang bangkrut?” kata Buya Yahya mengutip hadis nabi seperti dinukil dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Ahad (22/12/2024).

Menurut pandangan sahabat nabi, orang yang bangkrut adalah orang yang berdagang tapi tidak mendapatkan untung, dagangannya malah hilang. Orang yang bangkrut adalah mereka yang tidak punya harta benda.

Namun, orang bangkrut yang dimaksud Rasulullah SAW bukan itu. Nabi menjelaskan, orang yang bangkrut dari umatnya adalah orang yang datang di hari kiamat dengan memiliki amalan puasa, zakat, sholat, dan ibadah yang lain, tapi dia datang dengan kondisi pernah memukul orang lain, mengambil harta orang lain, dan memaki orang lain. 

“Sehingga orang yang dizalimi itu akan diberi dari kebaikannya dari orang ahli ibadah. Anggap saja ustadz, kiai. Ahli ibadah itu diambil kebaikannya, diberikan kepada orang yang dizalimi.Semua orang yang dizalimi itu akan diberi kebaikan orang yang katanya ahli ibadah tadi,” kata Buya Yahya.

Tidak hanya kebaikannya terkuras, tapi orang yang katanya ahli ibadah itu juga mengambil kejelekan dari orang yang pernah dizalimi, kemudian ditumpangkan kepadanya.

“Orang yang dizalimi kan punya dosa, diambil dosanya, diberikan kepada orang yang berbuat zalim. Sehingga orang yang katanya ahli ibadah itu masuk neraka. Subhanallah,” tutur Buya Yahya.

“Ini yang perlu kita renungi. Hei ahli ibadah. Hei ahli sujud. Hel ahli umrah, ahli haji. Ketahuilah bahwa ada tanggung jawab dengan sesama manusia jika Anda lupa dan lalai. Ketahuilah amal baik Anda akan hilang begitu saja,” pesan Buya Yahya.


Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah

Membuka cabang pertama Restoran Ajwad di Kebayoran Baru Jakarta Selatan, ustaz Khalid Basalamah membahas 4 pilar bisnis dalam Islam. Apa saja?

Ustadz Khalid Basalamah juga mengutip salah satu keterangan hadis nabi tentang ahli ibadah yang bangkrut di hari kiamat. Dalam hadis tersebut awalnya Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat tentang orang-orang yang bangkrut.

“Rasulullah SAW bersabda, apakah kalian tahu siapa orang bangkrut itu,” ucap Ustadz Khalid, dikutip dari tayangan YouTube Khalid Basalamah Official.

Menurut para sahabat, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki harta, tidak punya dirham dan dinar, serta bisnisnya hancur. Namun makna bangkrut menurut Rasulullah SAW tidak demikian.

Rasulullah SAW menjelaskan, sesungguhnya orang yang bangkrut adalah umatnya yang datang pada hari kiamat membawa pahala sholat, puasa, zakat. Namun, mereka juga membawa dosa terhadap orang lain.

"Dosa karena pernah mencaci maki si Fulan, menuduh si Fulan, memakan harta si Fulan, mengalirkan darah si Fulan, dan memukul si Fulan. Lalu dosa dosa itu ditebus dengan kebaikan-kebaikannya,” katanya.

“Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum menyelesaikan kewajibannya, maka keburukan-keburukan orang yang terzalimi ditimpakan kepadanya kemudian dilemparkan ia ke dalam neraka,” tambah Ustadz Khalid sebagaimana termaktub keterangannya dalam hadis riwayat Muslim dan Tirmidzi.


Redaksi Hadis

Ilustrasi puasa, Ramadan, Islami. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)

Adapun redaksi lengkap hadis nabi mengenai orang yang bangkrut di hari kiamat ini adalah sebagai berikut.

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Artinya: Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?”. Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda”. Sabda Nabi: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku datang dihari kiamat membawa salat, puasa dan zakat. Dia datang pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka." (HR. Muslim).

Wallahu a’lam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya