Pembangkit Terapung jadi Andalan Pemenuhan Listrik Maluku saat Natal dan Tahun Baru

PLN Indonesia Power (PLN IP) menjadikan pembangkit listrik apung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 berkapasitas 60 Megawatt (MW) sebagai andalan pasokan listrik, saat perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di wilayah Maluku dan sekitarnya.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Des 2024, 00:50 WIB
PLTS Terapung.

Liputan6.com, Jakarta PLN Indonesia Power (PLN IP) menjadikan pembangkit listrik apung Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 berkapasitas 60 Megawatt (MW) sebagai andalan pasokan listrik, saat perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di wilayah Maluku dan sekitarnya.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pun terjun ke BMPP untuk memastikan kesiapan energi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024/2025 di wilayah Maluku. Presiden Prabowo Subianto pun telah menugaskannya untuk menjaga pasokan energi saat perayaan Nataru tersedia dengan baik sehingga masyarakat dapat merayakannya penuh dengan suka cita.

"Presiden memerintahkan kepada kami untuk memastikan semua kesiapan terkait dengan menyonsong natal dan tahun baru," kata Bahlil, kata Bahlil, dikutip Minggu (22/12/2024).

Sementara itu Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra yang hadir di lokasi mengatakan proyeksi beban puncak periode Nataru untuk wilayah Ambon adalah sekitar 60,02 MW, 56 persen listrik tersebut akan dipasok dari BMPP Nusantara 1 milik PLN IP.

"BMPP ini menjadi tulang punggung sistem kelistrikan wilayah Maluku khususnya Ambon, sehingga kami akan optimalkan operasionalnya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat saat Natal dan Tahun Baru," kata Edwin.

Dalam memantau keandalan pembangkit, PLN IP juga telah menerapkan sistem digitalisasi pembangkit pada BMPP Nusantara 1 melalui Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).

REOC merupakan sistem digital yang terbukti andal dan efisien serta memiliki fungsi utama memantau lebih dari 21 GWh dari berbagai teknologi pembangkit listrik yang dapat dipantau secara realtime.

BMPP Nusantara 1 yang telah resmi menyuplai ke sistem kelistrikan Ambon pada Juli 2024 merupakan pembangkit apung pertama di Indonesia yang merupakan karya anak bangsa yang menjadi bagian dari Program Strategis Nasional (PSN).

"Hal ini merupakan salah satu terobosan dan inovasi PLN untuk meningkatkan kemandirian energi di wilayah Indonesia Timur, sesuai dengan salah satu visi Presiden Prabowo yaitu Swasembada Energi," ujar Edwin.

 


PLN Jamin Pasokan Listrik Selama Nataru 2024/2025, Ini Pendukungnya

Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Upaya ini didukung oleh ketersediaan pasokan primer yang secara rata-rata berkisar pada 23 Hari Operasi Pembangkit (HOP) di seluruh pembangkit listrik di Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi prima untuk menyambut Nataru. PLN telah melakukan asesmen dan pemeliharaan dari hulu hingga hilir, khususnya kesiapan stok energi primer yang terdiri dari batu bara, gas dan Bahan Bakar Minyak (BBM). 

"Kami pastikan seluruh pembangkit memiliki rata-rata HOP di atas 23 hari. Pasokan energi primer seperti batu bara, gas, dan BBM telah kami amankan untuk menjamin keandalan listrik di seluruh Indonesia, termasuk wilayah terisolasi dan 3T," ujar Darmawan, Sabtu (21/12/2024).

Pada periode Nataru, Darmawan memproyeksikan bahwa beban puncak kelistrikan nasional mencapai 39,2 gigawatt (GW) dengan daya mampu pasok (DMP) sebesar 53.1 GW.

"Kami telah memetakan dan terus memonitor bahwa kebutuhan listrik secara nasional selama periode Nataru kali ini adalah sebesar 39 ribu megawatt (MW). Oleh karena itu, kami menyiagakan seluruh pembangkit listrik kami dengan total daya mampu pasok sebesar 53 ribu megawatt (MW). Artinya, dari sisi pasokan listrik sangat mencukupi," ujar dia.

Darmawan juga memastikan kesiapan PLN menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang sering terjadi pada akhir tahun. 

"Kami juga telah mengadopsi berbagai inisiatif mitigasi seperti penggunaan teknologi digital melalui protokol Anti Blackout, Smart Power Plant, dan sistem integrasi lainnya untuk mendeteksi dan menangani gangguan secara otomatis," papar dia. 

Tidak hanya itu, PLN disebutnya telah menyiagakan 81.591 personel di 1.853 posko siaga yang tersebar di seluruh Indonesia, didukung oleh 1.731 unit genset, 735 unit UPS, 1.206 unit Gardu Bergerak (UGB), serta armada seperti 395 unit truk crane, 3.756 mobil, dan 3.318 sepeda motor.

 


PLN Proyeksi Konsumsi Listrik Turun 16% Saat Libur Nataru

Petugas perbaiki tiang listrik di Bundaran Apolo, Pasuruan, Jawa Timur (Foto: PLN UP 3 Pasuruan)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) memproyeksikan selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025, konsumsi listrik diperkirakan turun sekitar 16% dari pemakaian rata-rata pada hari kerja biasa.

"Secara umum karena penggunaan listrik ketika libur panjang seperti ini biasanya turun cukup besar, tadi diperkirakan akan turun sekitar 16% dari pemakaian listrik rata-rata hari kerja kemarin, sehingga cadangan kita akan menjadi semakin besar," kata EVP Operasi System Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Dispriansyah, dalam pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM Nataru 2024-2025, di kantor BPH Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Penurunan ini memberikan dampak positif, karena cadangan daya menjadi semakin besar. Dalam kondisi normal, cadangan daya PLN rata-rata sekitar 25-26%. Namun, saat memasuki masa siaga, angka cadangan daya diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 35%, sehingga PLN tidak terlalu khawatir terkait kesiapan pasokan listrik.

Jadi, dari sisi kesiapan pasokan tidak terlalu khawatir kita karena justru di masa ini cadangan kita akan semakin tinggi," ujarnya.

Kendati, cadangan daya yang semakin besar memberikan rasa aman terkait kestabilan pasokan listrik, Dispriansyah mengatakan yang menjadi perhatian PLN adalah cuaca ekstrem.

Untuk menghadapi kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh cuaca buruk, PLN telah menerapkan berbagai inovasi digital dalam sistem ketenagalistrikan, salah satunya adalah penerapan smart grid.

"Nah yang menjadi kekhawatiran kami adalah cuaca sekarang ini sedang sangat tidak bersahabat. Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini kami PLN sudah menerapkan inovasi digital untuk merespon gangguan," ujarnya.

Smart grid mencakup berbagai sistem digital seperti smartplant, smart control system, dan smart distribusi. Sistem ini memungkinkan PLN untuk memantau dan mengendalikan pasokan listrik secara real-time, serta memberikan informasi kepada petugas di lapangan.

 

 


Cuaca Ekstrem

Tetua adat Manggarai.

Melalui smart grid, petugas dapat bergerak cepat untuk mengantisipasi masalah yang muncul akibat cuaca ekstrem, sehingga gangguan pada sistem ketenagalistrikan dapat diminimalkan.

"Nah, smart grid inilah yang nanti akan menginformasikan kepada petugas-petugas yang ada di lapangan untuk bisa bergerak dengan cepat mengantisipasi segala permasalahan yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem," ujarnya.

Selain penerapan teknologi canggih, PLN juga menyiapkan tim tanggap darurat untuk merespons bencana alam atau gangguan lain yang mungkin terjadi.

Tim ini akan selalu standby di posko, siap membantu jika terjadi gangguan pada instalasi tegangan menengah maupun tegangan tinggi. Dengan keahlian khusus, tim PLN dapat bekerja dalam kondisi bertegangan tanpa harus memadamkan aliran listrik, memastikan agar pelayanan pelanggan tetap berjalan lancar meski ada gangguan.

"Untuk mengantisipasi ini juga kami menyiapkan tim tanggap darurat terkait dengan bencana. Kemudian kami menyiapkan tim yang akan selalu standby di posko," pungkasnya.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya