Liputan6.com, Jakarta - Selain melaksanakan sholat fardhu, muslim sangat dianjurkan melakukan sholat sunnah. Salah satu sholat sunnah yang dapat dilakukan umat Islam adalah sholat rawatib.
Pengertian sholat rawatib adalah sholat sunnah yang mendampingi sholat fardhu. Sholat yang dilakukan sebelum sholat fardhu adalah sholat qobliyah, sedangkan jika dilakukan setelahnya disebut sholat ba’diyah.
Salah satu sholat rawatib yang diutamakan adalah sholat qobliyah Subuh. Sholat dua rakaat ini sangat diperhatikan oleh Rasulullah SAW dan keutamaannya sangat luar biasa jika diamalkan.
“Dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Baca Juga
Advertisement
Namun, jangankan melaksanakan sholat sunnah qobliyah Subuh, sholat Subuh-nya saja terkadang sulit dilakukan bagi sebagian muslim karena bangunnya kesiangan.
Seandainya terlambat sholat Subuh tapi masih masuk waktunya -belum waktu isyraq-, apakah sholat qobliyah Subuh masih boleh dilakukan meski tidak di awal waktu? Simak penjelasan Ustadz Abdul Somad alias UAS berikut.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Masih Boleh Qobliyah Subuh walau Terlambat
UAS mengatakan, sholat qobliyah Subuh masih boleh dilakukan meski tidak di awal waktu. Meski sudah terlambat, UAH sangat menganjurkan muslim sholat sunnah dua rakaat dulu baru sholat fardunya.
“Walaupun lambat jam 5.30, ada waktu 20 menit lagi jangan langsung sholat Subuh, tapi (lakukan dulu) qobliyah Subuh. Jangan tinggalkan qobliyah Subuh walaupun terlambat,” kata UAS dikutip dari YouTube Belajar Dakwah Islam, Ahad (22/12/2024).
Sholat qobliyah Subuh dilakukan sebanyak dua rakaat. UAH menganjurkan pada rakaat pertama membaca surah Al-Kafirun setelah Al-Fatihah, sedangkan rakaat keduanya membaca surah Al-Ikhlas.
Advertisement
Sholat Qobliyah Subuh Apakah Sama dengan Sholat Fajar?
Dalam redaksi hadis yang tertulis adalah sholat sunnah fajar. Misalnya dalam HR Muslim dan Tirmidzi yang menyebutkan tentang keutamaan sholat sunnah tersebut.
“Aisyah RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW, Beliau bersabda, dua rakaat (sebelum) fajar (sholat subuh) lebih baik (nilainya) dari dunia dan seisinya.”
Mengutip NU Online, Imam Abu Hasan al-Mubarakfuri dalam Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih menjelaskan bahwa maksud dari sholat fajar dalam hadis tersebut adalah sholat qobliyah Subuh.
“Maksud dari perkataan ‘dua rakaat sholat fajar’ (dalam hadis) adalah sholat sunnah (qobliyah) fajar. Penyebutannya memang masyhur dengan nama ini.” (Abu al-Hasan al-Mubarakfuri, Mir’ah al-Mafatih Syarah Misykat al-Mashabih, juz 4, hal. 137).
Niat Sholat Qobliyah Subuh
Pelaksanaan sholat qobliyah subuh tidak berbeda dengan sholat-sholat biasanya. Sholat ini diawali dengan niat. Adapun lafal niat sholat qobliyah subuh atau sholat fajar adalah sebagai berikut.
أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى
Arab-latin: Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat sholat sunah sebelum Subuh dua raka’at karena Allah Taala.”
Niat sholat sebelum subuh juga dapat menggunakan lafal berikut.
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab-latin: Ushalli sunnatas shubhi rak'ataini lillahi ta'ala.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Subuh dua rakaat karena Allah SWT.”
Advertisement