Ciri-ciri Penipuan Lowongan Kerja di Luar Negeri yang Wajib Diwaspadai

Dengan meningkatnya minat bekerja di luar negeri, modus penipuan penipuan lowongan kerja pun juga semakin marak. Berikut ciri-cirinya.

oleh Tim Cek Fakta diperbarui 23 Des 2024, 12:00 WIB
Sejumlah pekerja berjalan saat jam pulang kerja di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Salah satu aturan kerja pada sektor non esensial diizinkan bekerja dari kantor atau 'work from office' (WFO) 75 persen dan sektor esensial 100 persen. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bekerja di luar negeri merupakan impian banyak orang yang ingin mencari pengalaman baru dan memperoleh penghasilan yang lebih baik. Namun, dengan meningkatnya minat bekerja di luar negeri, modus penipuan lowongan kerja juga semakin marak.

Penipuan ini sering kali menyasar calon pekerja yang tidak waspada dan terjebak dalam iming-iming pekerjaan dengan gaji tinggi dan fasilitas yang menggiurkan.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali penipuan lowongan kerja agar tidak menjadi korban. Berikut adalah ciri-ciri penipuan lowongan kerja luar negeri dikutip dari laman media sosial Polres Muara Enim pada Senin (23/12/2024).

1. Perusahaan Tidak Jelas

Salah satu ciri utama adalah identitas perusahaan yang tidak jelas. Penipu sering kali menggunakan nama perusahaan fiktif atau menyebutkan perusahaan terkenal namun tidak memiliki bukti yang mendukung seperti dokumen resmi atau situs web yang valid. Jika perusahaan tidak memiliki rekam jejak yang dapat diverifikasi, masyarakat harus waspada.

2. Alamat Perusahaan dan Email yang Tidak Sesuai

Penipuan sering kali menggunakan alamat perusahaan palsu atau email dengan domain gratis seperti Gmail, Yahoo, atau Hotmail. Polres Muara Enim mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kesesuaian alamat dan email resmi perusahaan melalui situs resmi atau sumber terpercaya.

3. Persyaratan Bekerja Sangat Ringan

Lowongan kerja palsu biasanya menawarkan persyaratan yang terlalu mudah, seperti tidak memerlukan pengalaman kerja, pendidikan tinggi, atau keahlian khusus. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon korban sebanyak mungkin.

4. Janji Penghasilan Kerja Besar

Modus penipuan sering kali menjanjikan penghasilan yang sangat besar, bahkan jauh di atas standar gaji normal untuk pekerjaan sejenis di luar negeri. Tawaran seperti ini harus dicurigai, terutama jika tidak disertai penjelasan rinci mengenai tanggung jawab kerja.

5. Pengenaan Biaya Pendaftaran Rendah atau Gratis

Penipu biasanya menarik korban dengan menawarkan biaya pendaftaran yang sangat rendah atau bahkan gratis. Padahal, dalam proses resmi penempatan kerja ke luar negeri, terdapat sejumlah biaya yang harus dibayarkan sesuai prosedur yang berlaku.

6. Meminta Data Pribadi Secara Langsung

Para pelaku sering kali meminta data pribadi seperti fotokopi KTP, paspor, atau dokumen penting lainnya tanpa prosedur yang jelas. Polres Muara Enim mengingatkan masyarakat untuk tidak memberikan data pribadi secara sembarangan kepada pihak yang tidak terpercaya.

7. Tanpa Membutuhkan Visa Kerja

Ciri lainnya adalah lowongan kerja yang tidak membutuhkan visa kerja. Padahal, bekerja di luar negeri selalu memerlukan visa kerja resmi yang dikeluarkan oleh negara tujuan. Jika lowongan mengabaikan persyaratan ini, maka besar kemungkinan itu adalah penipuan.

Berikut beberapa lembaga atau Perusahaan resmi yang bisa menempatkan tenaga kerja di luar negeri antara lain :

  1. Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)
  2. Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI)
  3. Perusahaan yang menempatkan pekerja migran Indonesia untuk perusahaanya sendiri (memiliki izin dari Kementerian Ketenagakerjaan RI).

 

 

Penulis: Aqmarina Aulia Jami

 

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya