Serba-serbi Ornamen Natal yang Populer

Setiap elemen dalam perayaan Natal mengandung makna tersendiri. Tradisi ini juga mencakup Candy Cane, lagu Jingle Bells, dan stocking yang bertransformasi dari kaus kaki biasa menjadi wadah hadiah yang mewah

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Des 2024, 08:00 WIB
Menyambut perayaan Natal 2024, sejumlah pernak-pernik ramai diperdagangkan. (Arun SANKAR/AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kata Christmas yang mengacu pada Natal memiliki sejarah panjang dalam perkembangan bahasa. Istilah yang menandai perayaan kelahiran Yesus Kristus ini pertama kali muncul dalam catatan tertulis sekitar tahun 1050.

Kata ini berasal dari bahasa Inggris kuno Cristes maesse, yang secara harfiah berarti perayaan bagi Kristus. Cristes' mengacu pada Kristus, sementara maesse merujuk pada perayaan atau misa yang dilakukan untuk menghormati-Nya.

Seiring waktu, pengucapan dan ejaan Cristes maesse mengalami penyederhanaan dalam bahasa Inggris pertengahan. Dua kata tersebut menyatu dan mengalami perubahan ejaan hingga akhirnya menjadi Christmas seperti yang dikenal saat ini.

Setiap elemen dalam perayaan Natal mengandung makna tersendiri. Tradisi ini juga mencakup Candy Cane, lagu Jingle Bells, dan stocking yang bertransformasi dari kaus kaki biasa menjadi wadah hadiah yang mewah. Mengutip dari berbagai sumber, berikut serba-serbi ornamen Natal:

1. Pohon Natal

Setiap perayaan Natal identik dengan kehadiran pohon hias yang menjadi pusat dekorasi. Pohon yang umum digunakan dalam perayaan ini berasal dari jenis pinus dan cemara, yang dipilih karena karakteristik daun hijau sepanjang tahun dan bentuknya yang mengerucut.

Proses menyediakan pohon Natal membutuhkan kesabaran dan perawatan jangka panjang. Setiap pohon yang digunakan dalam perayaan harus melalui masa pertumbuhan minimal 15 tahun sebelum mencapai ukuran dan bentuk yang ideal untuk dijadikan pohon Natal.

2. Warna

Perayaan Natal selalu diwarnai dengan tiga warna dominan yang memiliki makna simbolis. Kombinasi warna merah, hijau, dan emas telah menjadi ciri khas perayaan yang menandai kelahiran Yesus Kristus ini.

Warna hijau dalam dekorasi Natal melambangkan kehidupan dan kelahiran. Penggunaan warna ini sering terlihat pada pohon Natal dan rangkaian dedaunan yang menghiasi rumah, menggambarkan harapan dan pembaruan yang dibawa oleh kelahiran Kristus.

Sementara itu, warna merah hadir sebagai simbol pengorbanan, yang secara khusus melambangkan darah Kristus. Warna ini sering muncul dalam berbagai ornamen Natal, dari pita hingga hiasan pohon, mengingatkan akan makna spiritual yang mendalam dari perayaan ini.

Melengkapi ketiga warna utama tersebut, warna emas memberikan sentuhan kemegahan pada dekorasi Natal. Warna ini melambangkan cahaya dan keagungan, mengingatkan akan sifat ilahi dari peristiwa yang dirayakan, sekaligus memberikan nuansa kemewahan pada perayaan.

 


Candy Cane

3. Candy Cane

Candy Cane, permen berbentuk tongkat dengan corak merah putih, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Natal sejak abad ke-17. Permen yang pertama kali muncul di Eropa pada tahun 1670 ini memiliki makna religius yang mendalam bagi umat Kristiani.

Bentuk unik Candy Cane yang menyerupai huruf J terbalik bukan sekadar desain estetis. Bentuk ini merupakan representasi dari tongkat penggembalaan yang digunakan Yesus dalam menggambarkan perannya sebagai gembala yang memimpin dan melindungi umatnya.

4. Lagu Jingle Bells

Lagu Jingle Bells mencatatkan sejarah unik dalam dunia musik dan eksplorasi antariksa. Pada 16 Desember 1965, melodi meriah ini menjadi lagu pertama yang dikumandangkan di luar atmosfer Bumi, sebuah pencapaian yang kemudian tercatat dalam Guinness World Records.

Peristiwa bersejarah ini terjadi saat misi Gemini 6A yang mengangkasa di bulan Desember. Para astronot yang berada di dalam pesawat luar angkasa memainkan lagu legendaris ini, menciptakan momen tak terlupakan dalam sejarah eksplorasi antariksa.

5. Stocking

Stocking Natal, yang kini menjadi salah satu elemen dekorasi khas perayaan akhir tahun, bermula dari tradisi sederhana penggunaan kaus kaki di masyarakat Barat. Perubahan fungsi dari pakaian sehari-hari menjadi wadah hadiah Natal menunjukkan evolusi menarik dalam tradisi perayaan ini.

Dalam perkembangannya, kaus kaki biasa bertransformasi menjadi stocking yang dirancang khusus dengan bahan dan desain mewah. Perubahan ini mencerminkan bagaimana sebuah benda fungsional dapat berubah menjadi simbol perayaan yang penuh makna.

Stocking Natal biasanya digantung di dekat perapian atau di area khusus dalam rumah selama musim liburan. Tradisi ini mengandung harapan bahwa Santa Claus akan mengisi stocking tersebut dengan berbagai hadiah dan kejutan kecil bagi anggota keluarga.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya