Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan inovasi permen jelly ramah diabetes bernama Gummy Joy. Produk tersebut terbuat dari rumput laut dan stevia.
Gummy Joy dirancang khusus untuk anak-anak yang kebanyakan suka dengan permen jelly. Kehadiran permen ini lantaran makin meningkatnya angka diabetes pada anak di Indonesia. Inovasi tersebut ia bawa di ajang kompetisi Komunitas Mahasiswa Muslim Unggul Indonesia (KAMMUI).
Advertisement
Permen ini menggunakan pemanis dari daun stevia yang memiliki rasa manis seperti gula biasa, namun tanpa kalori dan glukosa, sehingga aman bagi penderita diabetes. Selain itu, bahan dasar rumput laut dipilih karena kaya akan antioksidan dan protein yang baik untuk pertumbuhan anak.
Menurut salah satu mahasiswa dalam tim pembuatan Gummy Joy, Rehan Fitrianto menjelaskan bahwa pasar inovasi permen jelly itu menarget anak kecil. Anak-anak cenderung menyukai permen jelly yang manis sebagai camilan. Selain itu, bentuk permen jelly akan lebih menarik bagi anak-anak.
“Dalam permen ini kami menggunakan pemanis dari daun stevia yang mana memiliki rasa manis yang tidak berbeda dengan gula biasa. Namun, memiliki 0 kalori dan tidak mengandung glukosa sehingga permen ini ramah penderita diabetes yang mana karbohidrat dapat meningkatkan gula darah,” ungkap Rehan mengutip keterangan resmi Unair ditulis Senin, 23 Desember 2024.
Selain pemanis stevia, Gummy Joy juga menggunakan perasa dari ekstrak buah alami tanpa bahan perasa sintetis.
Harga Gummy Joy Bersaing dengan Produk Serupa
Dari segi harga, Gummy Joy dibanderol Rp30.000 per 200 gram, lebih terjangkau dibandingkan produk serupa di pasaran. Selain pemanis stevia, tim juga menggunakan ekstrak buah alami sebagai perasa, tanpa tambahan bahan sintetis.
Saat ini, Gummy Joy masih diproduksi dalam skala kecil. Tim berharap dapat bekerja sama dengan stakeholder untuk meningkatkan skala produksi dan menekan harga jual, sehingga dapat menjangkau lebih banyak konsumen
Advertisement
Tentang Kasus Diabetes pada Anak
Pada bulan Januari 2023, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengeluarkan suatu data penelitian sampai tanggal 31 Januari 2023 bahwa prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetes anak tahun 2010 atau 0,028 per 100.000 anak dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000.
Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah tipe 1. Sedangkan, diabetes tipe 2 sebanyak 5-10 persen dari keseluruhan kasus diabetes anak.
IDAI mencatat, ada 1.645 anak dengan diabetes melitus yang tersebar di 13 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado.