Fungsi Obat Ketoconazole, Pahami Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Ketoconazole adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Pelajari fungsi, manfaat, dosis, dan efek sampingnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Des 2024, 14:33 WIB
fungsi obat ketoconazole ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Ketoconazole merupakan obat antijamur yang termasuk dalam golongan azole. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur penyebab infeksi. Ketoconazole tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, antara lain:

  • Tablet oral dengan kandungan 200 mg ketoconazole
  • Krim atau salep topikal dengan konsentrasi 2%
  • Sampo dengan konsentrasi 2%
  • Gel topikal

Ketoconazole oral dalam bentuk tablet umumnya diresepkan untuk mengatasi infeksi jamur sistemik yang serius atau infeksi yang tidak membaik dengan obat antijamur lain. Sementara sediaan topikal seperti krim dan sampo digunakan untuk infeksi jamur pada kulit dan kulit kepala.

Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter dan tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena berisiko menimbulkan efek samping serius.


Manfaat dan Fungsi Ketoconazole

Fungsi utama ketoconazole adalah sebagai obat antijamur untuk mengatasi berbagai jenis infeksi jamur, baik yang terjadi pada kulit maupun infeksi sistemik. Berikut adalah beberapa manfaat dan fungsi ketoconazole:

1. Mengobati infeksi jamur pada kulit

Ketoconazole dalam bentuk krim atau salep topikal efektif untuk mengatasi berbagai infeksi jamur pada kulit seperti:

  • Panu (tinea versicolor)
  • Kurap (tinea corporis)
  • Kutu air atau tinea pedis (athlete's foot)
  • Infeksi jamur di selangkangan (tinea cruris atau jock itch)
  • Kandidiasis kulit

Penggunaan krim ketoconazole 2% pada area kulit yang terinfeksi selama 2-4 minggu umumnya efektif menghilangkan infeksi jamur tersebut.

2. Mengatasi ketombe dan dermatitis seboroik

Ketoconazole dalam bentuk sampo 2% bermanfaat untuk mengobati ketombe dan dermatitis seboroik pada kulit kepala. Penggunaan sampo ketoconazole 2-3 kali seminggu selama 2-4 minggu dapat mengurangi ketombe dan gejala dermatitis seboroik seperti kemerahan dan pengelupasan kulit kepala.

3. Mengobati infeksi jamur sistemik

Ketoconazole oral dalam bentuk tablet digunakan untuk mengatasi infeksi jamur sistemik yang serius seperti:

  • Blastomikosis
  • Histoplasmosis
  • Coccidioidomycosis
  • Paracoccidioidomycosis
  • Kandidiasis sistemik

Infeksi jamur sistemik ini umumnya terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita HIV/AIDS.

4. Mengatasi sindrom Cushing

Ketoconazole oral juga digunakan untuk mengobati sindrom Cushing, yaitu kondisi di mana tubuh memproduksi hormon kortisol berlebihan. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi kortisol di kelenjar adrenal.

5. Terapi kanker prostat stadium lanjut

Pada beberapa kasus, ketoconazole oral digunakan sebagai terapi tambahan untuk kanker prostat stadium lanjut. Obat ini dapat membantu menghambat produksi hormon testosteron yang memicu pertumbuhan sel kanker prostat.


Dosis dan Aturan Pakai Ketoconazole

Dosis dan cara penggunaan ketoconazole bervariasi tergantung pada jenis sediaan, kondisi yang diobati, serta usia pasien. Berikut adalah panduan umum dosis ketoconazole:

Ketoconazole tablet oral

  • Dewasa: 200-400 mg sekali sehari
  • Anak usia >2 tahun: 3,3-6,6 mg/kg berat badan sekali sehari

Durasi pengobatan bervariasi tergantung jenis infeksi, biasanya berkisar 2-8 minggu. Tablet ketoconazole sebaiknya diminum bersama makanan untuk meningkatkan penyerapannya.

Ketoconazole krim topikal 2%

  • Oleskan tipis pada area kulit yang terinfeksi 1-2 kali sehari
  • Durasi pengobatan:
    • Panu: 2-3 minggu
    • Kurap: 3-4 minggu
    • Tinea pedis: 4-6 minggu
    • Kandidiasis kulit: 2-4 minggu

Ketoconazole sampo 2%

  • Gunakan 2 kali seminggu selama 2-4 minggu
  • Aplikasikan pada kulit kepala yang basah, biarkan 3-5 menit, lalu bilas
  • Untuk pencegahan, gunakan 1-2 kali seminggu

Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dari dokter atau yang tertera pada kemasan. Jangan menghentikan pengobatan sebelum waktunya meskipun gejala sudah membaik, karena infeksi jamur bisa kambuh jika pengobatan dihentikan terlalu cepat.


Cara Kerja Ketoconazole

Ketoconazole bekerja dengan cara menghambat sintesis ergosterol, yaitu komponen penting dalam membran sel jamur. Mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut:

  1. Ketoconazole menghambat enzim 14-α-demethylase yang berperan dalam sintesis ergosterol
  2. Penghambatan sintesis ergosterol menyebabkan gangguan pada membran sel jamur
  3. Membran sel yang rusak mengakibatkan kebocoran komponen intraseluler jamur
  4. Hal ini menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan jamur
  5. Pada akhirnya, jamur penyebab infeksi akan mati

Selain itu, ketoconazole juga memiliki efek antiperadangan ringan yang membantu meredakan gejala infeksi jamur seperti gatal dan kemerahan pada kulit.


Efek Samping Ketoconazole

Seperti obat-obatan lainnya, ketoconazole juga dapat menimbulkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi biasanya ringan dan akan hilang seiring berjalannya pengobatan. Namun ada juga efek samping serius yang perlu diwaspadai.

Efek samping umum

  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Diare
  • Nyeri perut
  • Ruam kulit
  • Gatal

Efek samping serius

  • Kerusakan hati (hepatotoksisitas)
  • Gangguan irama jantung
  • Insufisiensi adrenal
  • Reaksi alergi berat
  • Penurunan kadar testosteron
  • Gangguan fungsi hati

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala efek samping serius seperti:

  • Nyeri perut bagian kanan atas
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit atau mata menguning
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Ruam kulit yang parah
  • Pembengkakan wajah, lidah atau tenggorokan

Interaksi Obat

Ketoconazole dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat lain. Interaksi ini dapat mempengaruhi efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa interaksi penting yang perlu diperhatikan antara lain:

Obat yang meningkatkan risiko efek samping ketoconazole:

  • Antasida, H2 blocker, proton pump inhibitor - mengurangi penyerapan ketoconazole
  • Rifampisin, isoniazid - menurunkan kadar ketoconazole dalam darah
  • Carbamazepine, phenytoin - menurunkan efektivitas ketoconazole

Obat yang kadarnya dapat meningkat jika dikombinasikan dengan ketoconazole:

  • Warfarin dan antikoagulan oral lainnya
  • Midazolam, triazolam dan benzodiazepin lain
  • Digoxin
  • Cyclosporine, tacrolimus
  • Statin (simvastatin, lovastatin)
  • Sildenafil, tadalafil, vardenafil

Obat yang dapat meningkatkan risiko aritmia jantung jika dikombinasikan dengan ketoconazole:

  • Cisapride
  • Pimozide
  • Quinidine
  • Dofetilide

Selalu informasikan kepada dokter mengenai semua obat, suplemen, dan produk herbal yang sedang dikonsumsi sebelum menggunakan ketoconazole untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya.


Peringatan dan Perhatian

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum dan selama menggunakan ketoconazole:

  • Ketoconazole dapat menyebabkan kerusakan hati. Pasien dengan gangguan fungsi hati sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
  • Lakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala selama pengobatan dengan ketoconazole oral.
  • Hentikan penggunaan dan segera hubungi dokter jika muncul gejala gangguan hati seperti mual, muntah, nyeri perut, urine gelap, atau kulit/mata menguning.
  • Ketoconazole dapat menyebabkan gangguan irama jantung. Pasien dengan riwayat masalah jantung perlu berhati-hati.
  • Hindari mengonsumsi alkohol selama pengobatan karena dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
  • Ketoconazole dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan kortisol. Pantau fungsi adrenal selama pengobatan.
  • Penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko infeksi jamur yang resisten.
  • Ketoconazole termasuk kategori C untuk kehamilan. Diskusikan dengan dokter jika sedang hamil atau berencana hamil.
  • Ketoconazole dapat masuk ke dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

Mitos dan Fakta Seputar Ketoconazole

Berikut beberapa mitos dan fakta terkait penggunaan ketoconazole yang perlu diluruskan:

Mitos: Ketoconazole aman digunakan untuk semua jenis infeksi jamur

Fakta: Ketoconazole oral hanya digunakan untuk infeksi jamur yang serius atau yang tidak membaik dengan obat antijamur lain karena risikonya yang cukup tinggi. Untuk infeksi jamur ringan pada kulit, sebaiknya gunakan antijamur topikal terlebih dahulu.

Mitos: Ketoconazole bisa dibeli bebas di apotek

Fakta: Ketoconazole termasuk obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Penggunaannya harus di bawah pengawasan tenaga medis.

Mitos: Pengobatan bisa dihentikan jika gejala sudah hilang

Fakta: Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai anjuran dokter meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat menyebabkan infeksi kambuh.

Mitos: Ketoconazole tidak memiliki efek samping serius

Fakta: Ketoconazole, terutama dalam bentuk oral, dapat menyebabkan efek samping serius seperti kerusakan hati dan gangguan irama jantung. Penggunaannya perlu dipantau ketat oleh dokter.

Mitos: Ketoconazole bisa digunakan untuk mencegah infeksi jamur

Fakta: Ketoconazole tidak direkomendasikan untuk pencegahan infeksi jamur karena risiko efek sampingnya. Pencegahan sebaiknya dilakukan dengan menjaga kebersihan dan menghindari faktor risiko.


Kapan Harus Ke Dokter?

Konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala infeksi jamur yang tidak membaik dengan pengobatan sendiri atau obat antijamur yang dijual bebas. Segera hubungi dokter jika muncul gejala efek samping serius selama menggunakan ketoconazole, seperti:

  • Gejala gangguan hati: mual parah, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, urine gelap, atau kulit/mata menguning
  • Gejala gangguan jantung: detak jantung cepat atau tidak teratur, nyeri dada, sesak napas
  • Reaksi alergi: ruam kulit parah, gatal, pembengkakan wajah/lidah/tenggorokan, kesulitan bernapas
  • Gejala insufisiensi adrenal: kelelahan parah, pusing, mual, muntah, diare

Selain itu, periksakan ke dokter jika infeksi jamur tidak membaik setelah menyelesaikan rangkaian pengobatan atau jika infeksi kambuh setelah pengobatan selesai.


Kesimpulan

Ketoconazole merupakan obat antijamur yang efektif untuk mengatasi berbagai jenis infeksi jamur, baik pada kulit maupun infeksi sistemik. Meski demikian, penggunaannya perlu hati-hati karena berisiko menimbulkan efek samping serius terutama pada penggunaan oral jangka panjang.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dalam menggunakan obat ini dan melaporkan segera jika muncul efek samping yang mengkhawatirkan. Dengan penggunaan yang tepat di bawah pengawasan medis, ketoconazole dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur yang serius.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya