Kaleidoskop Rupiah 2024: Terus Bergejolak hingga Tembus 16.000 per Dolar AS

Sepanjang tahun, rupiah terguncang di level 15.000–16.000 per dolar AS. Pelemahan sudah terlihat sejak pembukaan perdagangan awal tahun pada Selasa (2/1/2024), ketika mata uang Garuda dibuka melemah di 15.430 per dolar AS.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Des 2024, 13:15 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Fluktuasi nilai tukar atau kurs rupiah terus terjadi sepanjang 2024, hingga akhirnya kembali menembus level 16.000 per dolar AS menjelang tutup tahun. Pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Desember 2024, rupiah bertengger di angka 16.008,5 per dolar AS.

Sepanjang tahun, rupiah terguncang di level 15.000–16.000 per dolar AS. Pelemahan sudah terlihat sejak pembukaan perdagangan awal tahun pada Selasa (2/1/2024), ketika mata uang Garuda dibuka melemah di 15.430 per dolar AS.

Tren Penurunan Sepanjang Januari–Juli 2024

Kemerosotan nilai tukar terus terjadi sepanjang Januari 2024. Pada 31 Januari 2024, rupiah menyentuh angka Rp 15.817 per dolar AS, turun dibanding penutupan hari sebelumnya di 15.780.

Pelemahan berlanjut pada Februari 2024, meskipun angka kurs sempat lebih baik dibanding akhir Januari. Pada 29 Februari 2024, rupiah ditutup di 15.719 per dolar AS.

Pada Maret 2024, pelemahan rupiah kembali terjadi. Pada Jumat, 29 Maret 2024, kurs rupiah berada di level 15.873,50 per dolar AS, meskipun sempat menguat dibanding level perdagangan sebelumnya.

Libur Lebaran 2024 memperburuk pelemahan rupiah, hingga mencapai level 16.265 per dolar AS pada 30 April 2024. Kurs ini masih bertahan hingga 31 Mei 2024 di angka 16.251.

Pada Juni 2024, pelemahan semakin dalam. Pada Jumat, 28 Juni 2024, rupiah dibuka di 16.410 per dolar AS. Kurs ini hanya sedikit membaik pada akhir Juli 2024, ditutup di 16.305 per dolar AS.

Penguatan Agustus–September 2024

Memasuki Agustus 2024, rupiah mulai menguat. Pada 30 Agustus 2024, rupiah kembali ke level 15.410 per dolar AS.

Penguatan terus terjadi pada September 2024, meskipun dalam kondisi fluktuasi. Pada 30 September 2024, nilai tukar rupiah ditutup di posisi 15.119 per dolar AS.

 


Penurunan Kembali Oktober–Desember 2024

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Gejolak pasar membuat penguatan rupiah tak bertahan lama. Pada 31 Oktober 2024, kurs rupiah mengalami anomali dengan ditutup di 15.690 per dolar AS, yang tampaknya adalah kesalahan data.

Memasuki November 2024, rupiah kembali mendekati 16.000. Pada 29 November 2024, kurs ditutup di 15.840 per dolar AS.

Di awal Desember 2024, pelemahan terus berlanjut. Pada Senin, 2 Desember 2024, rupiah ditutup di 15.847,5 per dolar AS. Kurs ini terus melemah hingga menyentuh 16.000 pada pertengahan bulan, tepat di angka 16.008,5 per dolar AS pada 13 Desember 2024.


Misbakhun DPR Sebut Pelemahan Rupiah Bukan Karena Penggeledahan BI Oleh KPK

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kurs Rupiah terus mengalami penurunan nilai tukar, dan semakin mendekati level 16.500 per USD. Pada Kamis sore (19/12/2024), Rupiah ditutup melemah 215 point terhadap Dolar AS (USD) setelah sebelumnya sempat melemah 220 point dilevel Rp.16.312 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.097.

Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mengatakan, pelemahan Rupiah murni karena masalah teknikal di pasar sebagai respon atas kebijakan ekonomi di Amerika Serikat dan faktor kemenangan Donald Trump.

"Tidak ada hubungan penggeledahan BI oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan melemahnya Rupiah terhadap USD yang saat ini sedang berjalan," jelas dia dalam keterangannya, Kamis (19/12/2024).

"Penyebab utama dari pelemahan yang saat ini terjadi murni karena kebijakan fiskal, kebijakan moneter yang selama ini diambil dan dalam bulan ini karena inflasi di Amerika Serikat juga mengalami penurunan karena kepercayaan pasar pasca terpilihnya Trump, sehingga memberikan sentimen negatif yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah pada arah pelemahan," sambung Misbhakhun.

Karena itu, Politikus Golkar ini meminta Bank Indonesia berkonsentrasi penuh melakukan langkah-langkah kebijakan operasi moneter yang konstruktif untuk membuat nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap US dollars.

"Jadi apa yang terjadi saat ini dengan pelemahan rupiah murni karena masalah teknis tidak ada kaitannya dengan penggeledahan KPK di Bank Indonesia," ungkap Misbhakhun.

"Terkait dengan penggeledahan KPK di kantor Bank Indonesia itu adalah prosedur dari proses hukum yang harus dihormati dalam rangka penegakan hukum atas kasus yang sedang didalami oleh KPK," jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya