Liputan6.com, Gaza - Kelompok Bantuan Oxfam melaporkan, hanya 12 truk yang mendistribusikan makanan dan air di Gaza utara, Palestina, dalam dua setengah bulan terakhir.
Badan ini juga menyebutkan bahwa masalah ini meningkatkan kewaspadaan atas memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah yang terkepung tersebut.
Advertisement
"Dari 34 truk makanan dan air yang diizinkan masuk ke Gaza Utara sejak September 2024, penundaan ini disengaja dan terjadi penghalangan sistematis oleh militer Israel. Hal ini menyebabkan hanya 12 yang berhasil mendistribusikan bantuan kepada warga sipil Palestina yang kelaparan," kata Oxfam dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (24/12/2024).
"Bahkan, ada tiga buah truk yang ditembak oleh tentara Israel setelah mereka mengantarkan makanan dan air ke sekolah," kata Oxfam.
Israel, yang telah mengontrol ketat bantuan yang masuk ke wilayah yang diperintah Hamas sejak pecahnya perang, sering menyalahkan apa yang dikatakannya sebagai ketidakmampuan organisasi-organisasi bantuan untuk menangani dan mendistribusikan bantuan dalam jumlah besar.
Dalam sebuah laporan yang berfokus pada air, Human Rights Watch yang berbasis di New York merinci apa yang disebutnya sebagai upaya yang disengaja oleh otoritas Israel.
Bahkan mereka diduga melakukannya secara sistematis untuk merampas air dari warga Gaza.
Itu adalah yang terbaru dalam serangkaian tuduhan yang dilontarkan terhadap Israel. Namun, Tel Aviv membantahnya.
Lembaga Bantuan Internasional Dipersulit untuk ke Gaza
Oxfam mengatakan bahwa lembaganya dan kelompok bantuan internasional lainnya terus-menerus dicegah untuk mengirimkan bantuan guna menyelamatkan penduduk Gaza sejak Israel mengintensifkan pembomannya di wilayah tersebut.
"Ribuan orang diperkirakan masih terputus dari akses bantuan. Tetapi dengan akses kemanusiaan yang diblokir, mustahil untuk mengetahui jumlah pastinya," kata Oxfam.
Advertisement