Warga Sulsel Dibuat Resah dengan Beredarnya Uang Palsu UIN Alauddin

Warga menduga uang palsu tersebut tersebut berasal dari pabrik uang palsu yang berada di Kampus UIN Alauddin.

oleh Fauzan diperbarui 23 Des 2024, 15:02 WIB
Uang palsu resahkan warga Sulsel (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Sejumlah warga di Sulawesi Selatan diresahkan dengan beredarnya uang palsu. Uang palsu itu disebut-sebut merupakan hasil dari cetakan uang palsu di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin yang heboh beberapa waktu lalu. 

Dalam sejumlah video yang tersebar di berbagai platform media sosial, sejumlah warga mengaku menerima uang palsu tersebut dari mesin ATM saat mereka menarik uang tunai. 

Seperti yang dialami oleh seorang warga saat menarik uang pecahan Rp100 ribu senilai Rp5 juta dari mesin ATM salah satu bank pelat merah yang berada di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. 

Viral video yang tersebar, wanita tersebut merasa curiga uang yang ia tarik dari mesin ATM adalah uang palsu lantaran ujung uang pecahan Rp100 ribu tersebar bisa dibelah dua. Wanita itu kemudian bertanya kepada polisi yang ada di dekat ATM.

"Lokasi sekarang di Cabang Palangga, samping Polsek, baru saja menarik, hasil uangnya seperti ini, ada belahan di uangnya," ucap seorang pria yang merekam video tersebut, Senin (23/12/2024). 

Belakangan setelah dilakukan pengecekan, ternyata uang tersebut memang uang asli, namun ada bagian yang sobek. Akhirnya sang perekam video itu meminta maaf dan memastikan uang itu adalah asli.

"Assalamualakum saya Sultan alamat Palangga dengan meminta maaf kepada masyarakat Gowa dan Sulawesi Selatan terkait video viral uang palsu di ATM Palangga," kata Sultan.

"Ternyata dicek keaslian memang asli, sekali lagi saya meminta maaf," katanya lagi.


Guru di Jeneponto Mengaku Terima Gaji Uang Palsu

Gaji guru di Jeneponto diduga pakai uang palsu (Liputan6.com/Fauzan)

Hal serupa dialami oleh seorang guru di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Guru bernama Ardi yang mengajar di Yayasan Babul Ilmi itu uang pecahan Rp100 ribu yang diterimanya sebagai gaji merupakan uang palsu lantaran ujungnya bisa dibelah menjadi dua. 

"Hati-hati, saya dapat uang palsu dari Babul Ilmi, gajiku ini kodong, tapi uang palsu yang saya dapatkan juga kodong. Tidak ada bedanya dengan uang asli. Kalau diterawang, ujungnya terbelah atau sudutnya tampak berbeda," kata Ardi dalam video tersebut. 

Sanurung, paman Ardi membenarkan apa yang dialami keponakannya tersebut. Dia menjelaskan bahwa hal itu dialami oleh Ardi pada Selasa (17/12/2024) lalu. 

Kejadian itu bermula ketika bendahara Yayasan Babul Ilmi menarik uang tunai untuk gaji para guru di salah satu bank BUMN. Uang tersebut diserahkan kepada kepala yayasan dan dimasukkan ke dalam amplop untuk pembayaran gaji guru honorer, termasuk Ardi. Namun, saat membuka amplop tersebut, Ardi mendapati salah satu lembar uang pecahan Rp100 ribu yang ternyata palsu.

"Satu lembar uang palsu saya temukan di dalam amplop saat menerima gaji," ujar Sanurung, Minggu (22/12).

Setelah mengetahui kejadian tersebut, Ardi melaporkan penemuan uang palsu ini kepada pihak yayasan dan kepolisian. Sanurung menyatakan kekhawatirannya tentang meluasnya peredaran uang palsu di Kabupaten Jeneponto. 

Terpisah Kapolres Jeneponto AKBP Widi Setiawan mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dan sudah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.


Uang Palsu Juga Diduga Beredar di Toraja

lustrasi uang Palsu (Istimewa)

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Dalam video yang beredar, disebutkan bahwa uang palsu ditemukan di dalam pundi persembahan di salah satu gereja di Makale, Tana Toraja pada Minggu (22/12/2024).

"Penemuan uang palsu di Tondon Makale, di dalam pundi persembahan di gereja, pada hari Minggu 22 Desember 2024. Harap tetap berhati-hati," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.

Jefri, salah seorang pemuda gereja membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan uang Rp100 ribu yang ditemukan itu diduga palsu lantaran warnanya berbeda dan ujungnya bisa terbelah. 

"Iya ada uang palsu pecahan Rp100 ribu satu lembar, diduga uang palsu karena bentuknya tidak seperti uang lainnya dan ujungnya terbelah," kata Jefri. 

Ia menambahkan saat kejadian tersebut, majelis jemaat sedang menghitung pundi uang persembahan usai ibadah Minggu. Karena kaget menemukan uang palsu, jemaat pun merekam dan membagikannya di media sosial dan menjadi viral.

"Pas dihitung dan dilihat, kok ujungnya bisa dikupas. Karena memang viral banyak di sosmed diduga uang palsu bisa dikupas," akunya.

Jefri mengatakan saat ini pihak polisi telah datang untuk mengamankan uang yang diduga palsu itu.

"Pihak polisi datang tadi dan selebihnya menunggu info apakah uang tersebut asli atau tidak," sebutnya.


Penjelasan Bank Indonesia

Ilustrasi Bank Indonesia.

Terpisah Deputi Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Ricky Satria menjelaskan bahwa untuk mengecek keaslian uang bisa dilakukan dengan cara 3D. 

"Kita cek uang palsu dengan cara 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang. Ini yang kita sosialisasikan ke masyarakat karena lebih mudah dan cepat," kata Ricky saat dikonfirmasi awak media, Senin (23/12/2024). 

Saat ditanya mengenai uang palsu yang ditarik tunai dari ATM, Ricky menegaskan bahwa semua uang yang keluar dari mesin ATM adalah asli, meski ujung dari uang tersebut bisa terbelah atau tekelupas sebagaimana yang viral selama beberapa hari terakhir. 

"Itu uang asli di ATM. Di ATM cukup kompleks parameter security-nya. Uang yang masuk ke bank juga dideteksi sebelum diisi ke ATM," ucap Ricky. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini : 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya