Ukraina Tuding Rusia Lakukan Kejahatan Siber hingga Bikin Sistem Lumpuh

Ukraina menuding Rusia melakukan kejahatan siber massal ke sistem registrasi pemerintah Ukraina yang menyebabkan layanan tidak bisa berjalan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Des 2024, 09:30 WIB
Survei menunjukkan bahwa bagi warga Amerika Serikat (AS) serangan siber adalah ancaman terbesar yang dihadapi negara itu dibanding senjata nuklir. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Rusia melakukan serangan siber massal terhadap sistem registrasi negara Ukraina. Informasi ini diungkap oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina Olha Stefanishyna.

Gara-gara serangan siber ini, sistem layanan di Ukraina ditangguhkan sementara.

Mengutip Reuters, Selasa (24/12/2024), sistem registrasi tersebut berisi informasi penting tentang warga negara Ukraina. Misalnya data tentang kelahiran, kematian, perkawinan, hingga kepemilikan properti.

"Hari ini serangan siber eksternal terbesar dalam beberapa waktu terakhir terjadi pada registri negara Ukraina," tulis Stefanishyna di Facebook.

Ia melanjutkan, sebagai akibat dari serangan tertarget ini, pekerjaan kantor pendaftaran terpadu dan negara yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian Kehakiman Ukraina ditangguhkan sementara.

Stefanishyna mengatakan, kejahatan siber tersebut jelas dilakukan oleh Rusia untuk mengganggu kinerja infrastruktur negara yang sangat penting.

Ia mengatakan, pekerjaan untuk memulihkan operasi akan memakan waktu sekitar dua minggu, tetapi kantor-kantor akan menyediakan beberapa layanan di hari Jumat.

 

 


Maraknya Serangan Siber Selama Peperangan Ukraina dan Rusia

4 Cara Pebisnis UMKM Lindungi Diri dari Serangan Siber dan Pulihkan Data Akibat Bencana Alam. (Doc: Extravytes Indonesia)

Berdasarkan penilaian awal, dikatakan bahwa layanan negara bagian lainnya tidak terpengaruh.

"Setelah pemulihan selesai, analisis menyeluruh terhadap serangan tersebut akan dilakukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap serangan serupa di masa mendatang," katanya.

Adapun selama perang kedua negara berlangsung hampir 34 bulan, institusi Ukraina dan Rusia menjadi sasaran serangan siber yang serius.

Serangan yang dimaksud termasuk serangan massal terhadap penyedia layanan seluler Ukraina Kyivstar pada Desember 2023 dan serangan terhadap kementerian Rusia, Juni lalu.


Drone Ukraina Hantam Gedung di Kazan Rusia

Serangan itu termasuk yang pertama terhadap Kyiv, ibu kota Ukraina, dalam hampir dua bulan, meskipun tidak ada laporan target yang terkena. (AP Photo/Bernat Armangue)

Sebelumnya, militer Ukraina di Kyiv pada Sabtu (21/12/2024) melancarkan serangan pesawat nirawak besar-besaran ke kota Kazan, Rusia, 1.000 kilometer dari perbatasan.

Ini merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan udara yang meningkat dalam konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun, dikutip dari Japan Today, Minggu (22/12).

Dalam laporan pejabat setempat di Kazan, pesawat nirawak menghantam gedung apartemen bertingkat tinggi di kota berpenduduk lebih dari 1,3 juta jiwa itu.

Serangan ini merusak gedung pencakar langit di Kazan tetapi tidak menyebabkan korban jiwa.

Meskipun serangan sejauh ini ke wilayah Rusia jarang terjadi, Kazan dan wilayah Tatarstan, sebelumnya telah menjadi sasaran pesawat nirawak Ukraina.

Serangan semacam itu dianggap memalukan bagi Rusia, setelah hampir tiga tahun dalam serangan militernya di Ukraina.

"Hari ini Kazan mengalami serangan pesawat nirawak besar-besaran," kata Rustam Minnikhanov, kepala Tatarstan, dalam sebuah posting di Telegram.


Hantam Gedung Tinggi

"Dulu perusahaan industri diserang, sekarang musuh menyerang warga sipil di pagi hari," tambahnya.

Video di jaringan media sosial Rusia menunjukkan pesawat nirawak menghantam gedung bertingkat tinggi dan memicu munculnya api.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, dua pesawat nirawak menghantam blok apartemen 37 lantai.

Ia mengatakan, Ukraina telah menargetkan fasilitas industri yang tidak disebutkan, tetapi tidak mengalami kerusakan.

Ukraina telah meningkatkan serangannya terhadap target di dalam Rusia selama beberapa bulan terakhir -- khususnya setelah Washington D.C bulan lalu memberi Kyiv izin untuk menggunakan rudal guna menyerang target militer di wilayah Rusia yang dekat dengan perbatasan bersama kedua negara.

Meskipun tidak secara khusus menyebutkan serangan terhadap Kazan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan: "Kami pasti akan terus menyerang target militer Rusia dengan pesawat nirawak dan rudal."

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya