Liputan6.com, Jakarta Sebagian ibu kerap mengingatkan anak perempuannya untuk tidak membersihkan bagian kewanitaan dengan sabun.
Padahal, menurut dokter spesialis kebidanan kandungan, fertility dan hormon reproduksi sekaligus ahli bedah laparoskopi RS EMC Pulomas, Caroline Tirtajasa, hal ini keliru.
Advertisement
“Seorang ibu mengajarkan, ‘Kalau cebok enggak boleh pakai sabun ya nak,’ dan ‘Kalau menstruasi itu sakit ya wajar’ nah itu antara lain mitos-mitos yang beredar,” kata Caroline dalam Live Streaming Healthy Monday EMC Healthcare dan Liputan6.com untuk menyemarakkan Hari Ibu Nasional, Senin (23/12/2024).
Sebaliknya, lanjut Caroline, membersihkan bagian kewanitaan itu harus menggunakan sabun.
“Jadi cebok itu harus pakai sabun saat mandi, mandi pagi, mandi sore, sebaiknya pakai sabun. Karena organ kemaluan luar atau yang kita sebut genitalia eksterna, bibir kemaluan, dan vagina sepertiga luar itu mudah sekali terkena infeksi.”
“Jadi cebok itu harus dibersihkan dengan air, bukan tisu basah ya, dan harus dikeringkan. Airnya pun harus air bersih. Saat mandi sabunin badan sekalian sabunin juga area kemaluan yang di bawah,” jelas Caroline.
Sementara, jika terjadi keputihan yang gatal, berbau, atau berwarna maka disarankan untuk segera datang ke dokter kandungan untuk dicek.
“Kalau memang ada infeksi, harus segera diobati dan diterapi. Karena infeksi organ reproduksi yang paling sederhana sekali pun, seperti keputihan, ujung-ujungnya bisa menimbulkan sulit hamil,” paparnya.
Kenapa Mitos Soal Kesehatan Reproduksi Menyebar di Masyarakat?
Lebih lanjut, Caroline mengungkap alasan di balik banyaknya mitos yang beredar di masyarakat terkait kesehatan reproduksi.
Menurutnya, hal ini terjadi lantaran ilmu kesehatan reproduksi dibicarakan dari mulut ke mulut. Secara bisik-bisik karena ilmu ini masih dianggap tabu di masyarakat Indonesia.
“Kalau kita ngomong tentang urusan menstruasi, tentang keputihan, vagina, masih dianggap tabu oleh masyarakat kita. Karena bisik-bisik inilah, banyak mitos yang beredar, ilmu-ilmu yang tidak benar yang diadopsi dari para perempuan diturunkan kepada generasi yang berikutnya,” papar Caroline.
Advertisement
Tebas Mitos Seputar Kesehatan Reproduksi
Ilmu yang salah seputar reproduksi diteruskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
“Karena itu, saya ngotot, untuk kesehatan reproduksi, ingin menebas mitos-mitos ini, menegakkan fakta-fakta yang seharusnya dilakukan oleh para ibu untuk anak perempuannya. Supaya lingkaran setan ini diputus.”
Guna menebas mitos-mitos itu, Caroline rajin membagikan edukasi seputar kesehatan reproduksi lewat akun Instagram @drcarolinetirtajasaspogk dan saluran Youtube @drcarolinetirtajasaspogk910.
“Saya ingin ilmu ini berkembang, semakin banyak perempuan yang bisa menjaga kesehatan organ reproduksinya dan mendapat ilmu kesehatan reproduksi yang benar dari dokter ahli. Yang bukan berdasarkan kata ibu ini, kata tetangga ini, yang enggak jelas,” ucapnya.
Kenapa Ilmu Kesehatan Reproduksi Amat Penting?
Sebelumnya, Caroline menjelaskan, pengetahuan soal kesehatan reproduksi perempuan mencakup berbagai organ reproduksi.
“Organ reproduksi perempuan itu rahim, indung telur, saluran telur, mulut rahim, vagina, dan bibir kemaluan, nah itu yang perlu dijaga untuk urusan reproduksi.”
Dengan organ reproduksi yang baik, perempuan bisa melahirkan anak-anak yang sehat. Maka, kesehatan organ reproduksi menjadi hal yang sangat penting.
“Banyak perempuan cantik, kulit mulus, penampilan bak foto model, tapi mempunyai organ reproduksi yang tidak sehat. Kena penyakit endometriosis, setiap mens selalu sakit, ujung-ujungnya rahim mesti diangkat saat belum pernah hamil. Ini sebuah fakta yang menyedihkan, tentunya kita tidak mau itu terjadi,” jelas Caroline.
Advertisement