Liputan6.com, Jakarta - Volkswagen mengumumkan perubahan besar pada operasinya di Jerman, termasuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 35.000 pekerjanya di tahun 2030 mendatang.
Pemangkasan besar-besaran di produsen mobil asal Jerman itu terjadi setelah perusahaan mencapai kesepakatan terakhir dengan serikat pekerja untuk mencegah pemogokan massal.
Advertisement
Melansir CNBC International, Senin (23/12/2024) para pemimpin serikat pekerja memuji kesepakatan itu sebagai "keajaiban Natal" setelah 70 jam negosiasi terpanjang dalam sejarah perusahaan selama 87 tahun.
Dilaporkan, Volkswagen telah berunding dengan perwakilan serikat pekerja sejak bulan September 2024 mengenai langkah-langkah yang dianggap perlu agar dapat bersaing dengan pesaingnya di China dan menangani permintaan yang lesu di Eropa.
Sekitar 100.000 pekerja telah melakukan dua pemogokan terpisah dalam sebulan terakhir di perusahaan itu, yang terbesar dalam sejarah Volkswagen, untuk memprotes rencana pemotongan biaya.
"Dengan paket langkah-langkah yang telah disetujui, perusahaan telah menetapkan arah yang menentukan untuk masa depannya dalam hal biaya, kapasitas, dan struktur," kata CEO Volkswagen Group, Oliver Blume dalam keterangan resmi,
"Kami sekarang kembali dalam posisi untuk berhasil membentuk takdir kami sendiri,” terangnya.
Volkswagen mengatakan kesepakatan itu akan memungkinkan penghematan sebesar 15 miliar euro per tahun dalam jangka menengah dan tidak melihat dampak signifikan pada panduannya untuk tahun 2024.
Perusahaan kini mengatakan sedang mencari opsi untuk pabriknya di Dresden dan mengubah fungsi situs Osnabrueck, termasuk mencari pembeli. Beberapa produksi Volkswagen juga akan dialihkan ke Meksiko.
Produksi kendaraan akan ditutup di pabrik Dresden pada akhir tahun 2025.
Pemangkasan Produksi
Produksi di pabrik Wolfsburg VW, yang terbesar, akan dipotong menjadi dua jalur perakitan dari empat.
"Tidak ada lokasi yang akan ditutup, tidak ada yang akan diberhentikan karena alasan operasional dan perjanjian upah perusahaan kami akan terjamin untuk jangka panjang," kata kepala dewan pekerja, Daniela Cavallo.
35.000 PHK di Volkswagen akan mewakili sekitar seperempat dari tenaga kerja perusahaan ini, sekaligus bersamaan dengan pengurangan jaringan pabrik perusahaan di Jerman sebanyak lebih dari 700.000 kendaraan.
Kepala negosiator IG Metall Thorsten Groeger mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja, yang tidak akan melibatkan pemutusan hubungan kerja wajib, merupakan bagian dari solusi untuk mengatasi kelebihan kapasitas dan akan dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
"Pemutusan hubungan kerja sebanyak 35 ribu pada kurva demografi hingga tahun 2030 kemungkinan tidak cukup dan dalam jangka waktu yang terlalu lama untuk mengatasi stagnasi saat ini yang kita lihat di seluruh pasar Eropa,” ungkap Matthias Schmidt, analis pasar otomotif Eropa.
Advertisement
Tutup Tiga Pabrik, Volkswagen PHK Puluhan Ribu Karyawan
Sebelumnya, krisis yang dialami raksasa otomotif Volkswagen terus berlanjut. Jenama asal Jerman ini bahkan berencana untuk menutup setidaknya tiga pabrik, dan melakukan PHK terhadap puluhan ribu karyawan dan menyusutkan operasi pabrik yang tersisa di negara tersebut.
Disitat dari Reuters, rencana Volkswagen ini sebagai bagian dari rencana restrukturisasi besar-besaran untuk mengatasi masa krisis.
Keputusan ini didorong oleh berbagai tekanan yang dihadapi Volkswagen. Biaya energi dan tenaga kerja yang tinggi, persaingan yang ketat dari Asia, melemahnya permintaan di Eropa dan China, serta transisi kendaraan listrik yang lebih lambat dari perkiraan, semuanya menjadi faktor yang menekan kondisi keuangan perusahaan.
Ketua Dewan Pabrik Umum dan Grup Volkswagen AG Daniela Cavallo, juga telah mengumumkan rencana tersebut pada Senin (28/10/2024), kepada para karyawan di markas besar perusahaan di Wolfsburg, Jerman.
Pengumuman ini tentunya disambut dengan protes dari para pekerja yang khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka.
Sementara itu, serikat pekerja Volkswagen telah mengancam akan melakukan mogok kerja mulai Desember mendatang, jika negosiasi dengan manajemen perusahaan tidak membuahkan hasil yang diinginkan.
Sedangkan rencana restrukturisasi Volkswagen ini juga memicu kekhawatiran yang lebih luas.
Jerman, yang selama ini dikenal sebagai negara dengan industri otomotif yang kuat di Benua Biru, kini menghadapi tantangan dari para pesaing yang lebih agresif, dengan biaya produksi yang lebih rendah.
Langkah Pemerintah Jerman
Kondisi tersebut, tentu saja mendorong agar pemerintah Jerman mengambil langkah untuk menyelamatkan industri otomotif nasional.
Pemerintah Jerman sendiri menyatakan sedang dalam komunikasi intensif dengan Volkswagen dan perwakilan pekerja.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menekankan bahwa keputusan manajemen yang salah pada masa lalu, tidak boleh merugikan para pekerja.
Advertisement