Marcella Zalianty hingga Aghniny Haque Menggali Peran Tokoh Pergerakan dalam Pentas Karena Aku Perempuan pada Hari Ibu

Pentas teater bertajuk 'Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan!’ yang dimainkan Marcella Zalianty hingga Aghniny Haque, mengangkat tiga tokoh pelopor kongres perempuan pertama.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 24 Des 2024, 14:24 WIB
Marcella Zalianty, Ruth Marini, dan Aghniny Haque, di sela-sela acara gladi resik Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). (Foto: Ruly Riantrisnanto)

Liputan6.com, Jakarta Perjuangan perempuan Indonesia yang dimulai pada 22 Desember 1928 oleh Nyonya Sukonto, Sujatin, dan Nyi Hajar Dewantara, diadaptasi menjadi pentas teater bertajuk 'Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan!’.

Ketiga tokoh pelopor kongres perempuan pertama dan organisasi yang memperjuangkan kesetaraan juga kemerdekaan itu, diperankan Marcella Zalianty (sebagai Ny. Soekonto -Wanita Oetomo), Aghniny Haque (sebagai Sujatin Kartowijono -Poetri Indonesia), dan Ruth Marini (sebagai Ny. Hadjar Dewantara).

Pentas yang digelar Keana Film dan Galeri Indonesia Kaya pada Minggu (22/12/2024), diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu dan Kongres Perempuan Indonesia Pertama.

Keana Film menggelar Gladi Resik atau pementasan pertama khusus media. Ketiga aktris utama yang menunjukkan akting sebagai para tokoh pergerakan perempuan tersebut seolah berada di dalam sebuah kongres. 

Sejumlah aktris pendukung duduk di bangku audiens. Mereka menghidupkan suasana sebagai peserta kongres. Selepas gladi resik, satu jam jelang pentas dimulai, Showbiz Liputan6.com menyimak pernyataan sikap Marcella Zalianty, Aghniny Haque, dan Ruth Marini.

Kepada jurnalis, ketiga aktris tersebut menjelaskan peran dan pengalaman mereka selama terlibat persiapan pentas ini. 


Mengambil Sumber dari Buku Aku Perempuan

Marcella Zalianty, Ruth Marini, dan Aghniny Haque, di sela-sela acara gladi resik Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). (Foto: Ruly Riantrisnanto)

Marcella Zalianty menyatakan, riset tiap karakter bersumber dari tokoh-tokoh yang terlibat peristiwa dan tertulis di buku-buku sejarah. Sumber-sumber literatur lain bisa ditemukan dengan mudah di Google. Ditambah lagi, penulis dan sutradara terlibat intens menggali sejarah untuk pentas ini.

"Sumber utamanya itu dari buku berjudul Aku Perempuan yang ditulis oleh Ibu Triana. Lalu, riset lain dari bahan-bahan yang sudah ada bersama penulis dan sutradara," ujar Marcella Zalianty di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (22/12/2024).


Dua Tokoh Lain yang Digali Serius

Marcella Zalianty, Ruth Marini, dan Aghniny Haque, di sela-sela acara gladi resik Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2024). (Foto: Ruly Riantrisnanto)

Ruth Marini yang memerankan R.A Soetartinah atau Nyi Hajar Dewantara, menyebut bahwa tokoh yang dibawakannya dibentuk oleh keadaan rumit hingga membuatnya punya pendirian kuat. "Dia karakter yang peduli pada pergerakan perempuan dan pendidikan. Dia lalu aktif di banyak bidang pendidikan dan sosial," ia mengulas.

Aghniny Haque mengatakan tokoh Sujatin, yang dibawakannya, berjuang melalui tulisan-tulisan. "Semua itu dilakukan untuk memberdayakan perempuan, agar mereka makin kreatif. Selain itu, dia juga bergerak di bidang advokasi dan pendidikan juga," Aghniny Haque membeberkan.


Dibagi dalam Dua Babak

Pentas teater terbagi dua babak selama 20 menit. Para pemeran menghadirkan rekonstruksi Kongres Perempuan Indonesia. Dalam babak pertama pentas ini, para pemain menampilkan argumentasi hingga perdebatan antar para peserta kongres.

Pada babak kedua, barulah monolog dari masing-masing tokoh dipentaskan. Mengusung konsep seni dan edukasi, pertunjukan ini menampilkan monolog Marcella Zalianty, Ruth Marini dan Aghniny Haque, serta mengundang sejumlah perempuan inspiratif Indonesia.

Perempuan inspiratif tersebut yakni Niniek L. Karim, Nurul Arifin, Triana Wulandari, Nita Yudi, Andini Effendi dan Davina Veronica. Mereka membagikan pengalaman masing-masing. Pertunjukan ditutup komika Sakdiyah Makruf.

Infografis Kelompok Seni Teater Populer di Indonesia. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya